Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Fenomena Maraknya Tes Lisan di Akhir Semester
24 Juni 2021 11:03 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 14:12 WIB
Tulisan dari ismaniar ismaniar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Akhir semester sudah tiba. Setiap pendidik mulai disibukkan dengan kegiatan proses evaluasi pembelajaran yang dilakukan selama satu semester berlalu. Begitu juga di lingkungan kampus, fenomena kesibukan para dosen melakukan evaluasi atau penilaian terhadap setiap mahasiswa juga terlihat. Aktivitas ini bertujuan untuk melihat pencapaian mereka terkait mata kuliah yang telah diberikan.
ADVERTISEMENT
Penilaian dilakukan, baik pada aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Hasil evaluasi yang didapat tentunya diharapkan objektif, valid dan reliable, karena tidak hanya sekadar untuk memberikan nilai A, B,C,D, atau E bagi mahasiswa sesuai perolehan yang mereka dapatkan, tapi tentunya juga bermanfaat bagi pihak pendidik sebagai cek dan ricek atas kemampuan/penguasaan materi/ keterampilan yang diberikan maupun ketepatan metode yang digunakan.
Fenomena cukup menarik terlihat dalam proses penilaian penguasaan mahasiswa sejak masa pandemi ini, yaitu banyaknya pendidik/dosen yang melakukan ujian lisan. Tidak ada yang salah dengan fenomena ini, karena dilihat dari berbagai referensi tentang macam/jenis teknik evaluasi pembelajaran, memang salah satunya adalah teknik wawancara atau sering juga dikenal dengan tes lisan (Arifin Zainal: 2016).
Teknik lisan dalam evaluasi pembelajaran memang memiliki berbagai keunggulan, di antaranya; 1) seorang pendidik dapat meminimalisir kemungkinan menyontek atau menjiplak jawaban dari laman online jika mahasiswa menggunakan fasilitas notebook atau komputer. 2) Membuka kesempatan menggali penguasaan mahasiswa secara natural/objektif karena mahasiswa langsung merespons pertanyaan yang diberikan oleh pendidik. 3) Selanjutnya yang tak kalah penting dan perlu dipertimbangkan yaitu teknik penilaian secara lisan cukup simpel dalam proses, karena nilai atau skor dapat diberikan pada waktu yang bersamaan dengan memperhatikan/mendengarkan dengan saksama jawaban dari mahasiswa yang sedang diuji.
ADVERTISEMENT
Jadi dosen tidak perlu menyediakan waktu khusus lagi untuk memeriksa kertas hasil ujian, sebagaimana yang terjadi jika ujian dilakukan dengan teknik tes tulisan, pemberian tugas, atau proyek.
Fenomena meningkatnya jumlah pendidik yang memilih tes lisan akhir-akhir ini tentunya diharapkan bukan hanya dikarenakan pertimbangan poin yang ketiga di atas saja. Karena bagaimanapun simpelnya proses penilaian tes lisan, perlu persiapkan dengan sematang mungkin, misalnya memastikan proses ujian direkam dengan baik.
Pada saat sekarang ini setiap pendidik harus menyadari akan pentingnya dokumen dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan, termasuk saat proses penilaian. Rekam penilaian yang dilakukan dengan tes lisan harus disimpan dengan baik karena ini merupakan dokumen yang saat dilakukan monev pembelajaran oleh pihak yang berwenang.
ADVERTISEMENT
Di lain pihak, juga perlu di cermati bahwa di samping banyak keunggulan pelaksanaan penilaian menggunakan tes lisan, tentunya ada juga kelemahannya yang perlu di pertimbangkan. Di antara kelemahan tes lisan adalah; 1) tes lisan kurang tepat digunakan untuk menilai perubahan sikap dan keterampilan mahasiswa pada konteks tertentu, misalnya untuk menilai kejujuran, kedisiplinan dan beberapa indicator sikap yang lainnya, begitu juga dalam menilai keterampilan tertentu, misalnya keterampilan membuat sebuah paragraf yang baik dan benar secara ilmiah tentunya tidak bisa dites secara lisan tapi tulisan. 2) ada sebagian mahasiswa yang kurang komunikatif jika di tes secara lisan, padahal jika tes tulisan dia bisa menuangkan ide dan gagasannya terkait pertanyaan secara luwes dan objektif, sehingga tentunya mereka ini cukup dirugikan kalau pendidik selalu menggunakan tes lisan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan uraian di atas, maka sangat diharapkan dosen mempertimbangkan penggunaan teknik penilaian yang variatif dalam pemilihan teknik penilaian. Jangan hanya unsur kesimpelan pelaksanaan saja yang menjadi pertimbangan kita, sehingga kita tidak objektif dan merugikan bagi sebagian mahasiswa. Semoga. Salam cerdas dalam kehidupan.
Dr. Ismaniar, M.Pd.
Dosen Jurusan PLS FIP Universitas Negeri Padang