Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sastra Lisan : Karakteristik Tradisi Mitoni di Jawa Tengah
28 Oktober 2022 13:18 WIB
Tulisan dari Ismi Hayati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mitoni merupakan tradisi selametan yang diadakan pada ibu hamil di usia kandungan tujuh bulan. Tradisi Mitoni ini dilakukan agar ibu dan bayi yang terdapat dalam kandungan dapat selamat dan dilancarkan selama proses lahiran.
ADVERTISEMENT
Secara etimologis mitoni dapat ditarik dari kata mitu atau pitu yang merupakan kata dalam bahasa jawa yang berarti tujuh. Dalam usia tujuh bulan, bayi yang terdapat dalam kandungan sudah mulai mempersiapkan diri untuk lahir ke dunia.
Selain itu, kata pitu juga dapat dikembangkan menjadi kata pitulung atau pitulungan yang memiliki arti pertolongan.
Jadi tradisi mitoni tersebut masih dilakukan oleh masyarakat karena mereka memiliki keyakinan bahwa diusia kandungan tujuh bulan kita sebagai seorang manusia harus lebih rajin dalam meminta pertolongan kepada Gusti Pangeran atau dalam kepercayaan islam adalah Allah SWT.
Berdasarkan teori sastra lisan Ruth Finnegan, tradisi mitoni dapat dilihat sebagai suatu pertunjukan sastra lisan karena di dalam tradisi mitoni terdapat beberapa komponen yang memiliki korelasi dengan komponen sastra lisan. Komponen tersebut di antaranya adalah penutur, properti, partisipan, dan bacaan atau doa.
ADVERTISEMENT
Properti atau yang sering disebut sebagai perlengkapan atau media yang digunakan untuk melaksanakan suatu pertunjukan sastra lisan. Dalam hal ini, properti yang digunakan dalam tradisi mitoni adalah bunga tujuh rupa, tujuh buah jarit, tujuh buah telur jawa, tujuh buah kupat, pring sedapur, tujuh buah tumpeng, ayam ingkung, tujuh rupa jajan pasar.
Penutur atau yang sering disebut sebagai pendoa, dalang, dukun, atau dalang konsep Ruth Finnegan merupakan pemain dalam pertunjukan sastra lisan, Dapat juga disebut sebagai orang yang memiliki peran penting dalam suatu pertunjukan sastra lisan mitoni karena penutur inilah yang akan memimpin jalannya pertunjukan sastra lisan.
Baik atau tidaknya, berhasil atau tidaknya serta lancar atau tidaknya tradisi mitoni yang terdapat di masing-masing daerah tergantung dari si penutur tersebut.
Partisipan atau peserta adalah orang-orang yang terlibat atau menghadiri atau menonton pertunjukan sastra lisan. Dalam hal ini partisipan dibagi menjadi dua, yaitu keluarga dekat dan tetangga.
ADVERTISEMENT
Keluarga merupakan partisipan yang terlibat selama prosesi mitoni tahap pertama berupa persiapan, memandikan ibu hamil, melakukan persalinan dengan jarit, sampai pecah telur atau diganti dengan pecah cowek (tempat makan yang terbuat dari tanah liat).
Sedangkan tetangga merupakan partisipan yang lebih banyak terlibat dalam prosesi mitoni tahap dua yakni pada waktu kenduren berlangsung. Kenduren merupakan prosesi dimana tuan rumah akan mengundang tetangga untuk berdoa bersama.
Doa atau bacaan yang digunakan dalam tradisi mitoni adalah selamat. Doa selamat di sini merupakan doa yang digunakan untuk meminta keselamatan dan pertolongan terutama saat ibu hamil akan melahirkan