Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Makna Es Krim dalam Ilmu Semiotik
28 Desember 2024 18:27 WIB
ยท
waktu baca 3 menitTulisan dari Ismi Nur 'Aliya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa itu Es Krim?
Es krim adalah salah satu makanan beku yang dibuat dari produk susu dan dikombinasikan dengan pemberi rasa dan pemanis. Es krim memiliki banyak varian bentuk, seperti bentuk hati, kotak, bulat, dan lain sebagainya. Selain itu, es krim juga memiliki ragam rasa, yakni cokelat, vanila, stroberi, matcha, dan masih banyak rasa lainnya. Rasanya yang manis membuat es krim banyak digemari oleh berbagai macam kalangan usia, khususnya anak-anak.
Makna Es Krim dalam Ilmu Semiotik
ADVERTISEMENT
Semiotik adalah ilmu yang mengkaji tanda dalam kehidupan manusia. Tanda adalah segala hal, baik fisik maupun mental, baik di dunia maupun di dunia jagat raya, baik di dalam pikiran manusia maupun sistem biologi manusia dan hewan, yang diberikan makna oleh manusia. Ada banyak tokoh dalam semiotika yang memiliki konsep tanda hasil pemikirannya, salah satunya Roland Barthes.
Roland Barthes sendiri mencoba untuk melihat adanya suatu kemungkinan bahwa semiologi bisa digunakan dalam bidang kajian yang lain seperti bahasa, kultur, masyarakat dan media massa. Semiotika Roland Barthes membagi menjadi tiga bagian, yaitu denotatif, konotatif, dan mitos dalam suatu teks.
Konsep semiotik Roland Barthes juga dapat mengkaji iklan pada media massa. Dalam hal ini mencoba mengkaji iklan Es Krim Walls, yaitu iklan pada Youtube yang diunggah pada Mei 2024. Iklan yang menceritakan tentang semua kalangan usia, yaitu pelajar dan warga yang sedang berkumpul tepat di depan warung dengan suasana matahari yang sedang terik kemudian Es Krim Walls hadir untuk memberikan kebahagiaan dan mencairkan suasana. Uang sebesar Rp.5.000 bisa membeli Es Krim yang dapat menghadirkan kesenangan pada siang hari di tengah teriknya matahari.
ADVERTISEMENT
Konotasi adalah makna baru yang diberikan pemakai tanda sesuai dengan keinginan, latar belakang pengetahuan, atau konvensi baru yang ada dalam masyarakarnya. Konsep konotasi ini digunakan oleh Roland Barthes untuk menjelaskan bagaimana gejala bdaya yang dilihat sebagai tanda memperoleh makna khusus dari masyarakat (Hoed, 2014: 25). Konotasi mempunyai makna yang subjektif dan bervariasi dapat dikatakan bahwa konotasi bagaimana menggambarkannya. Walaupun konotasi memiliki sifat asli tanda, dalam mengartikan tanda tersebut peneliti membutuhkan wawasan sesuai pengalaman seseorang sehingga konotasi tersebut memunculkan penafsiran dan anggapan baru yang kemudian disebut mitos (Cobley & Jansz: 2010). Es krim dalam konsep konotasi adalah es krim berkaitan dengan kenikmatan, kesenangan, dan kebahagiaan.
Denotasi adalah makna yang bisa ditemukan dalam kamus. Denotasi mengungkapkan makna dari apa yang dilihat oleh mata, artinya makna denotasi adalah makna sebenarnya. Es krim dalam konsep denotasi adalah es krim sebagai makanan manis dan menyegarkan.
ADVERTISEMENT
Mitos dalam Es Krim
Mitos yang dijelaskan Barthes bukanlah mitos dalam artian yang berkembang di masyarakat yang memiliki arti tahayul atau tidak masuk akal. Namun mitos Barthes adalah sebuah bahasa, mitos adalah sebuah pesan. Dikutip dari buku Semiotika Dalam Riset Komunikasi (Vera, 2014), Barthes juga mengatakan bahwa mitos merupakan sistem semiologis, yakni sistem tanda-tanda yang dimaknai manusia. Mitos merupakan perkembangan dari konotasi. Jadi, jika konotasi tersebut sudah lama terbentuk di masyarakat maka itu menjadi sebuah mitos (Haryono, 2017:72). Berdasarkan konsep mitos Barthes ini, es krim sebagai tanda kebahagiaan. Hal ini ditunjukkan pada iklan bahwa dengan mengkonsumsi es krim dapat menghadirkan senyum bahagia. Selain itu, kebahagiaan dengan mengkonsumsi es krim terjadi pada semua kalangan usia maupun status sosial dalam masyarakat.
ADVERTISEMENT