Konten dari Pengguna

Kenali Manfaat Tanaman Herbal Ini yang Jarang Orang Ketahui

Ismina Iffah
Mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam
13 Agustus 2024 14:11 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ismina Iffah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hampir setiap orang pernah mengalami luka tanpa memandang jenis kelamin, usia, maupun ras. Luka merupakan salah satu bagian penting yang perlu diperhatikan secara serius. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), jumlah pasien dengan tindakan operasi mencapai angka peningkatan dari tahun ke tahun. Tercatat 140 juta pasien di seluruh dunia pada tahun 2017. Sedangkan di tahun 2018 meningkat menjadi 148 juta jiwa di seluruh dunia. Padahal luka pascaoperasi hilangnya cukup lama dan rentan terkena infeksi bila dibiarkan. Oleh karena itu, masyarakat mencari cara efektif untuk penyembuhan luka tersebut.
ADVERTISEMENT
Penggunaan obat tradisional secara umum dinilai lebih aman digunakan dalam jangka panjang. Hal ini disebabkan karena obat tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit dibandingkan dengan obat modern. Salah satu tanaman tradisional yang bisa dimanfaatkan dalam penyembuhan luka adalah binahong. Tumbuhan ini mengandung banyak saponin yang berfungsi untuk memacu pembentukan kolagen, yaitu protein yang berperan dalam penyembuhan luka.
Gambar "Daun Binahong". Sumber: https://id.pinterest.com/pin/810366526693157165/
zoom-in-whitePerbesar
Gambar "Daun Binahong". Sumber: https://id.pinterest.com/pin/810366526693157165/
Menurut BPOM RI (2008) tanaman binahong di Inggris dikenal dengan nama Heartleaf Madeira vine atau Madeira vine, sedangkan di Tiongkok tanaman ini disebut Dheng san chi. Di Amerika Selatan tanaman ini juga memiliki sinonim Boussingaultia basselloides, Boussingaultia cordifolia, Boussingaulti agracilis, Boussingaultia gracilis var. Pseudobaselloides. Sedangkan menurut Utami dan Desty (2013:156) Anredera cordifolia (Ten.) Steenis atau biasa dikenal dengan sebutan binahong merupakan tanaman menjalar yang bersifat perenial (berumur lama). Seperti herba lainnya, binahong memiliki berbagai sinonim dan sebutan nama antara lain: Boussingaultia cordifolia (Ten), Boussingaultia gracilis Miers, madeira vine (Inggris), dheng san chi (Cina), gondola (Indonesia). Panjang tanaman bisa mencapai 5 meter.
ADVERTISEMENT
Binahong adalah jenis tanaman merambat yang sering dijadikan tanaman hias atau tumbuh liar di pekarangan. Di beberapa daerah di Indonesia binahong banyak dipakai secara empiris untuk mengobati penyakit seperti luka, hiperkolesterol, hipertensi dan digunakan sebagai pendamping pengobatan kanker. Beberapa penelitian dilakukan terhadap binahong untuk memberikan bukti ilmiah.
Daun binahong sendiri termasuk daun tunggal, terletak berseling, bertangkai sangat pendek (subsessile), bentuk jantung (cordata), panjang 5-10 cm, lebar 3-7 cm, ujung runcing, pangkal berlekuk (emerginatus), tepi rata, helaian daun tipis lemas, permukaan licin, bisa dimakan. Serta memiliki banyak manfaat seperti sebagai obat luka bakar, obat maag alami, obat asam urat, hipertensi, dan salah satu alternatif penyembuhan luka pascaoperasi.
ADVERTISEMENT
Banyaknya kejadian luka menyebabkan pengetahuan tentang penyembuhan dan menejemen luka menjadi sangat diperlukan. Luka menyebabkan bagian dalam tubuh menjadi terpapar dengan bagian luar tubuh, sehingga penanganan luka yang tidak tepat dapat menimbulkan infeksi dan penyembuhan luka akan terhambat. Luka sendiri didefinisikan sebagai kondisi hilangnya kontinuitas struktur jaringan. Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan.
Penyembuhan luka adalah suatu kualitas dari kehidupan jaringan, hal ini juga berhubungan dengan regenerasi jaringan. Fase penyembuhan luka digambarkan seperti yang terjadi pada luka pembelahan (Kozier, 1995). Penyembuhan luka akan melewati beberapa fase, yaitu fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase remodelling. fase inflamasi (0-3 hari), fase proliferasi dan pembentukan jaringan (3-14 hari), serta fase remodelling jaringan (dimulai pada hari ke-8 dan berlangsung sampai 1 tahun) (Broughton et al, 2006).
ADVERTISEMENT
Inflamasi atau peradangan merupakan mekanisme tubuh dalam melindungi diri dari infeksi mikroorganisme asing, seperti virus, bakteri, dan jamur. Pada saat mekanisme alami ini berlangsung, sel-sel darah putih dan zat yang dihasilkannya sedang melakukan perlawanan dalam rangka membentuk perlindungan. Inflamasi terjadi ketika jaringan tubuh mengalami cedera, terinfeksi bakteri, terkena racun, atau panas. Sel-sel yang rusak melepaskan zat kimia yang disebut histamin, prostaglandin, dan bradikinin. Fungsinya yaitu agar pembuluh darah melebar, sehingga lebih banyak darah dan sel darah putih mengalir ke area tersebut. Hasilnya, area yang mengalami inflamasi nampak membengkak dan hangat. Proses ini juga bertujuan untuk mengisolasi zat asing agar tidak menginfeksi jaringan tubuh lain.
Meski memiliki niat dan fungsi yang baik bagi tubuh, proses inflamasi juga terkadang merugikan. Pada penyakit tertentu, sistem kekebalan tubuh justru melawan sel-sel yang sehat. Inflamasi juga mungkin terjadi meski tidak ada benda asing yang harus dilawan. Hal ini mengakibatkan kerusakan pada jaringan yang normal. Oleh karena itu, banyak diciptakan golongan obat antiiflamasi dari bahan kimia untuk menekan peradangan yang terjadi pada tubuh.
ADVERTISEMENT
Salah satu tanaman herbal yang dapat digunakan sebagai antiinflamasi adalah tanaman binahong (Anredera Cordifolia) yang dimanfaatkan pada bagian daunnya. Tanaman ini secara turun-menurun digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit dan berbagai jenis luka seperti luka bakar, luka pascaoperasi, luka akibat kecelakaan, dan luka oleh benda tajam seperti luka sayat dan luka iris.
Menurut Rachmawati (2007) yang telah melakukan skrining fitokimia pada daun binahong dengan melakukan maserasi terhadap serbuk kering daun dengan menggunakan pelarut n-heksana dan metanol didapatkan kandungan kimia berupa saponin, triterpenoid, flavanoid dan minyak atsiri.
Daun binahong juga mengandung senyawa-senyawa kimia yang diduga dapat membantu proses penyembuhan luka yaitu flavonoid, saponin, alkaloid, dan asam askorbat (Erwidawan, 2013). Kandungan flavonoid yang ada pada daun binahong terdapat banyak zat antioksidan. Antioksidan sendiri adalah senyawa yang memiliki fungsi untuk memerangi efek negatif yang berasal dari radikal bebas. Senyawa antioksidan berperan dalam menghambat inflamasi dengan mekanisme penangkapan radikal bebas dan penghambatan enzim siklooksigenase sehingga pembentukan prostaglandin menjadi terhambat.
ADVERTISEMENT
Sumber rujukan
Wulansari, Karina. 2019. Uji Efektivitas Antiinflamasi Kombinasi Ekstrak Herba Seledri dan Daun Binahong pada Tikus Putih. Madiun:STIKES Bakti Husada.
Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM. 2016. BINAHONG Anredera Cordifolio Ten Steenis. BPOM:Jakarta.
Indrajati V. 2013. Herbal, Ahli Atasi Penyakit. Penebar Swadaya:Jakarta.
Pariyana., Tjekyan, Suryadi., Hermansyah. 2016. Efektivitas Pemberian Ekstrak Daun Binahong (Anredera Cordifolia) Terhadap Ketebalan Jaringan Granulasi dan Jarak Tepi Luka pada Penyembuhan Luka Sayat Tikus Putih (Rattus Norvegicus). Jurnal kedokteran dan kesehatan Vol. 3 2016:155-165