Konten dari Pengguna

Buku-buku yang Asyik Dibaca Ketika Resesi Ekonomi Dikabarkan Akan Terjadi

Isnaini Khomarudin
Editor dan pendongeng
28 November 2022 8:36 WIB
·
waktu baca 4 menit
clock
Diperbarui 13 Maret 2023 20:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Isnaini Khomarudin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Membaca buku di tengah lesunya ekonomi dan bahkan saat resesi dikabarkan akan terjadi, mengapa tidak? Selain memberikan asupan bergizi sebagai ikhtiar mencegah Alzheimer, membaca buku-buku yang tepat akan memberikan wawasan sebagai bekal menghadapi resesi seandainya benar-benar terjadi tahun depan.
Baca buku, siasat bermanfaat untuk hadapi potensi resesi ekonomi. (Foto: dok. pri)
zoom-in-whitePerbesar
Baca buku, siasat bermanfaat untuk hadapi potensi resesi ekonomi. (Foto: dok. pri)
Membaca buku bisa menjadi selingan aktivitas yang produktif dibanding misalnya scrolling medsos yang hanya akan memakan kuota dan sangat mungkin malah menimbulkan kecemasan baru akibat silang sengkarut berbagai berita.
ADVERTISEMENT
Membaca buku juga mudah dilakukan di mana pun. Di dalam bus atau kendaraan kereta api, bisa. Di teras rumah atau di dalam apartemen mungil pun tak masalah. Baca buku cetak atau lewat aplikasi, mantap. Tinggal kondisikan ruangan dan pilih judul yang pas. Lalu buku-buku apa saja yang asyik dibaca saat ini?

1. Kece Tanpa Kere

Meskipun terbit tahun 2017, buku yang disusun oleh Tim PermataBank dan diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama ini masih sangat relevan sebagai panduan mengenai keuangan. Sebagaimana subjudul yang tertera di sampul, You Only Live Once (YOLO), buku ini tak melarang kita menikmati gemerlap modernitas sebagai bagian dari gaya hidup.
Namun yang perlu diingat, kondisi keuangan sebagai salah satu komponen penting dalam pemenuhan kebutuhan harus disikapi dengan bijak. Jangan sampai kita termakan oleh konsumerisme sebagaimana dinyatakan dalam kalimat berikut.
ADVERTISEMENT
Boleh jadi ini problem masyarakat modern yakni membeli sesuatu bukan berdasar kebutuhan melainkan dorongan impulsif untuk menciptakan kesan. Akhirnya muncullah keyakinan bahwa uang adalah sumber kejahatan.
Kece Tanpa Kere, boleh jajan asal jangan serampangan. Buku asyik financial planning (Gambar: gremedia.com)
Padahal yang benar adalah kurangnya pemahaman yang baik mengenai uang sebagai penyebab makar atau kejahatan. Money is not the the root of evil. Lack undestanding of it is. (hal 200)
Ditulis oleh tim perbankan yang kompeten, buku ini wajib dibaca oleh siapa pun. Kaum muda jangan sampai lengah oleh gaya hidup yang enak-enak tanpa merencanakan masa depan. Buku ini ideal sebagai bacaan menjelang resesi yang dikabarkan akan terjadisaat ini.
ADVERTISEMENT

2. Mutiara Al Quran

Buku terbitan Zahira ini diterjemahkan dari versi bahasa Inggris The Quran and the Life of Excellence karya Sultan Abdulhameed. Buku versi bahasa Indonesia tampil memikat baik dari segi sampul maupun terjemahan yang luwes sehingga enak dibaca.
Mutiara Al Quran, menyelami pesan sebagai pedoman hadapi krisis. (Foto: dok. pri)
Mengapa buku terbitan tahun 2011 ini recommended untuk dibaca sekarang? Karena isinya yanag sangat relevan sampai kapan pun. Buku ini bisa jadi panduan bagi mereka yang bingung atau gamang menghadapi kehidupan. Mungkin mirip A Guide for the Perplexed karya E. F. Schumacher tapi lebih simpel dan religius.
"Masalah adalah peluang," adalah kalimat menarik dalam buku ini. Bagaimana penulis menjelaskan keberkahan hidup dengan meminjam hukum fisika 'entropi' adalah sisi yang layak dipuji. Lebih-lebih tentang elaborasi tiga tahap perkembangan emosi manusia, nafsul ammarah, nafsul lawwamah, dan nafsul muthmainnah--sungguh sangat indah.
ADVERTISEMENT
Ketika hidup terasa berat dan kita ingin menyerah, bacalah buku ini. Jangan sampai merelakan diri pada pesimisme apalagi keinginan mengkahiri hidup. Berdialoglah dengan buku ini untuk menemukan makna yang dibutuhkan secara pribadi.

3. Thinking in The New Boxes

Paradigma untuk kreatif bukan hanya bagi pebisnis. (Foto: dok. pri)
Menjalani kehidupan yang kian tak menentu memang tantangan tersendiri. Luc de Brabandere and Alan Iny mengajak kita menggali sisi-sisi kreativitas dengan berpikir di dalam kotak baru, bukan lagi thinking out of the box.
Caranya dengan meragukan keadaan, berpikir divergen, berpikir konvergen dan melakukan evaluasi. Bukan hanya dalam konteks bisnis, tapi semua ranah kehidupan termasuk pekerja yang harus menampilkan inovasi dalam tugasnya.

4. What to Do With Your Money When Crisis Hits

Ketika krisis datang, siapa sih yang senang? Namun jika resesi ekonomi tak bisa dihindari, maka sebaiknya kita menyiapkan diri. Dalam buku ini Michelle Singletary yang pernah mendapat penghargaan untuk tulisannya berjudul "The Color of Money" mengajak kita menelisik mana kebutuhan yang harus diprioritaskan dan mana yang bisa ditunda jika pendapatanyang ada terbatas.
Buku bagus sebelum resesi datang (Gambar: websitecreatorprotool.com)
Singletary juga mengingatkan bahwa selalu ada cara untuk mengatasai masalah. Mulai dari soal utang, termasuk hipotek (KPR), kartu kredit, arus kas, dan apa yang harus dilakukan jika kita kesulitan membayar sewa rumah. Opsi pindah ke rumah orangtua sementara waktu bisa jadi solusi.
ADVERTISEMENT
Itulah empat buku yang bisa dibaca sebagai bekal menyambut resesi yang konon bakal terjadi, atau di masa genting sekarang ketika ekonomi tidak pasti. Tidak peru kalut, tak perlu ciut, yang penting berusaha sekuat tenaga sesuai kemampuan dan berdoa menurut keyakinan. Whatever will be will be.