Konten dari Pengguna

Gangguan Kepribadian Narsistik: Kenali Tanda dan Cara Membantunya

Isnaini Aisyah Putri
Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
30 November 2024 19:12 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Isnaini Aisyah Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo by Andrea Piacquadio: https://www.pexels.com/photo/photo-of-woman-looking-at-the-mirror-774866/
zoom-in-whitePerbesar
Photo by Andrea Piacquadio: https://www.pexels.com/photo/photo-of-woman-looking-at-the-mirror-774866/
ADVERTISEMENT
Pernahkah Anda bertemu dengan seseorang yang merasa dirinya tidak pernah salah? Atau mungkin seseorang yang selalu merasa dirinya paling hebat? Bisa jadi orang yang Anda temui tersebut mengidap gangguan kepribadian narsistik. Dalam artikel ini, kita akan mengulas lebih dalam mengenai ciri-ciri gangguan kepribadian narsistik serta bagaimana cara membantu mereka yang mengidapnya. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
ADVERTISEMENT

Apa itu Narsistik?

Photo by Polina Kovaleva: https://www.pexels.com/photo/woman-in-white-and-black-polka-dot-dress-5885748/
Gangguan kepribadian narsistik adalah kondisi psikologis di mana seseorang memiliki rasa cinta diri yang berlebihan, hingga merasa dirinya paling penting dan terus-menerus membutuhkan kekaguman dari orang lain. Berdasarkan artikel yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan, gangguan ini sering kali disertai dengan rendahnya empati terhadap orang lain dan ketidakmampuan menerima kritik.

Ciri-Ciri Narsistik

Menilai seseorang mengidap gangguan kepribadian narsistik tidak bisa dilakukan sembarangan. Seseorang harus memiliki setidaknya lima dari sembilan ciri untuk dapat didiagnosis mengalami gangguan kepribadian narsistik (Engkus et al., 2017). Menurut buku Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-IV) dalam (Sakinah et al., 2020) ciri-ciri tersebut, yaitu:

1. Merasa diri lebih hebat dibandingkan orang lain

Mereka yang memiliki gangguan kepribadian narsistik cenderung melebih-lebihkan prestasi dan bakat mereka, serta berharap diakui sebagai pribadi yang lebih unggul dari orang lain.
ADVERTISEMENT

2. Sibuk dengan fantasi kesuksesan, kekuasaan, kepintaran, kecantikan, atau cinta sejati

Gangguan ini membuat individu memiliki kebutuhan besar untuk dikagumi dan sering kali terperangkap dalam fantasi-fantasi yang membesarkan egonya.

3. Percaya diri mereka spesial dan unik

Orang dengan gangguan ini merasa bahwa mereka berbeda dari orang lain dan hanya bisa dipahami oleh orang-orang tertentu yang memiliki status tinggi.

4. Kebutuhan yang kuat untuk dikagumi

Mereka cenderung selalu merasa bahwa mereka harus menjadi pusat perhatian dan selalu ingin dikagumi oleh orang lain.

5. Merasa berhak diperlakukan secara istimewa

Mereka percaya bahwa mereka layak mendapat perlakuan yang lebih baik dibandingkan orang lain.

6. Mengeksploitasi hubungan interpersonal untuk mencapai tujuan pribadi

Individu narsistik sering kali memanfaatkan hubungan mereka dengan orang lain untuk keuntungan pribadi.

7. Kurang empati terhadap orang lain

Mereka tidak peduli dengan perasaan dan kebutuhan orang lain, terutama saat mereka berbuat salah. Mereka cenderung membela diri daripada menyesali kesalahan yang dilakukan.

8. Sering merasa iri atau menganggap orang lain iri terhadap mereka

Mereka sering merasa terganggu jika ada orang yang lebih unggul dari mereka, dan menganggap orang lain iri terhadap keberhasilan atau status mereka.
ADVERTISEMENT

9. Angkuh

Kepercayaan diri yang berlebihan membuat mereka merasa diri mereka lebih tinggi daripada orang lain, dan sering kali meremehkan orang di sekitar mereka.

Cara Membantu Orang dengan Gangguan Kepribadian Narsistik

Photo by SHVETS production: https://www.pexels.com/photo/crop-psychologist-supporting-patient-during-counseling-indoors-7176325/
Menurut psikolog klinis, Analisa Widyaningrum dalam channel YouTube-nya, ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk membantu orang dengan gangguan kepribadian narsistik. Berikut adalah beberapa tips yang dapat diterapkan:

1. Cari waktu yang tepat dan gunakan bahasa yang baik

Seseorang dengan gangguan kepribadian narsistik seringkali tidak menyadari bahwa mereka memiliki masalah ini. Oleh karena itu, penting untuk memilih waktu yang tepat dan menggunakan bahasa yang tidak menyinggung saat membicarakan masalah ini. Mulailah dengan kalimat yang bersifat lebih empatik, seperti, “Aku merasa belakangan ini kamu agak berubah, aku berharap kita bisa berbicara tentang itu,” daripada mengkritik secara langsung.
ADVERTISEMENT

2. Gunakan pertanyaan terbuka

Agar komunikasi dengan mereka lebih terbuka, gunakan pertanyaan terbuka seperti, “Apa yang sedang kamu rasakan?” atau “Kenapa kamu merasa hal itu penting?” Hindari pertanyaan yang hanya membutuhkan jawaban “ya” atau “tidak”, karena hal ini dapat menutup peluang untuk percakapan yang lebih dalam.

Konsultasi dengan Profesional

Photo by cottonbro studio: https://www.pexels.com/photo/person-in-black-pants-and-black-shoes-sitting-on-brown-wooden-chair-4101143/
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala-gejala gangguan kepribadian narsistik, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional, seperti psikolog atau psikiater. Mereka dapat memberikan diagnosa yang tepat dan merancang pendekatan terapi yang sesuai untuk membantu individu tersebut.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang gangguan kepribadian narsistik, diharapkan kita dapat lebih bijak dalam berinteraksi dengan individu yang mengidapnya, serta membantu mereka mendapatkan dukungan yang mereka perlukan.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Engkus, E., Hikmat, H., & Saminnurahmat, K. (2017). Perilaku Narsis pada Media Sosial di Kalangan Remaja dan Upaya Penanggulangannya. Jurnal Penelitian Komunikasi, 20(2), 121–134. https://doi.org/10.20422/jpk.v20i2.220
Sakinah, U., Zatrahadi, M. F., & Darmawati, D. (2020). Fenomena NarSakinah, U., Zatrahadi, M. F., & Darmawati, D. (2020). Fenomena Narsistik di Media Sosial Sebagai Bentuk Pengakuan Diri. Al-Ittizaan: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 2(1), 34. https://doi.org/10.24014/0.8710544sistik di Media Sosial Sebagai . Al-Ittizaan: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 2(1), 34.
Kementrian Kesehatan (2022). Narsistik. Diunduh tanggal 29 November 2024 dari https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/144/narsistik
Widyaningrum, A (2023, 25 Mei). MengAnalisa - Orang Narsis Belum Tentu Punya Narcissistic Personality Disorder, Lho! [Video]. You Tube. https://www.youtube.com/watch?v=yrg1b9xobBw