Konten dari Pengguna

Tidak Adanya Keadilan Untuk Korban Pelecehan dan Kekerasan?

Isna Karima
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Sains dan Teknologi Program Studi Fisika
3 Juni 2024 8:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Isna Karima tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pelecehan Seksual dan Cara Pencegahannya (Sumber : pemberdayaan.kulonprogokab.go.id/)
zoom-in-whitePerbesar
Pelecehan Seksual dan Cara Pencegahannya (Sumber : pemberdayaan.kulonprogokab.go.id/)
ADVERTISEMENT
Sekarang ini kasus kekerasan seksual banyak terjadi dimana- mana, baik itu diruang lingkup Pendidikan, kerja dan lainnya. Dan pada kenyataan nya perempuan sering diperlakukan kurang adil. karena kedudukan perempuan senantiasa ditempatkan pada nomor dua dibelakang laki-laki dan perempuan masih saja dipandang sebagai makhluk yang lemah. Dari prespektif ini menyebabkan banyak perempuan yang menjadi korban kekerasan dan pelecehan.
ADVERTISEMENT
Kenapa angka permasalahan gender meningkat?
Berdasarkan data dari komnas perempuan bahwa kekerasan berbasis gender semakin melonjak “angka-angka ini menggambarkan peningkatan signifikan 50% KBG terhadap perempuan yaitu 338.496 kasus pada 2021 (dari 226.062 kasus pada 2020)”. Meningkatnya angka kekerasan gender ini dikarenakan pemikiran masyarakatnya yang menganggap bahwa kaum perempuanlah yang merangsang kaum laki-laki untuk melakukan tindak pelecehan.
Pendapat dan pemikiran yang berkembang seperti itu di masyarakat menimpulkan stigma buruk bagi perempuan. Masyarakat seringkali menyalahkan perempuan alih- alih untuk menindak secara tegas pelaku pelecehan dan kekerasan.
Maraknya aksi pelecehan dan kekerasan di kalangan remaja
lagi-lagi kasus pelecehan dan kekerasan yang menimpa para remaja khususnya dikalangan SMA ini menimbulkan banyak sekali dampak permasalahan. Anak SMA menjadi target para pelaku pelecehan karena mereka menilai anak dibawah umur tidak berani untuk speak up karenanya kasus ini sangat marak dimana mana. Salah satu contohnya yang sedang ramai dibicarakan saat ini yaitu kisah pelecehan alm Vina dan Egi yang sedang booming di media sosial karena aksi kejahatan tersebut sangat mengerikan. Saat ini kasus seperti yang terjadi pada alm Vina itu sangat banyak terjadi tapi banyak korban yang tidak berani untuk melaporkan dan banyak yang berbalik tudingan korban yang menjadi pelaku.
ADVERTISEMENT
Upaya mengurangi permasalahan pelecehan dan kekerasan, bagaimana?
Meningkatnya angka kekerasan dan pelecehan ini tidak lepas dari upaya Pemerintah untuk mengurangi permasalahan gender itu sendiri. Pemerintah sudah banyak melakukan berbagai upaya, akan tetapi upaya pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan ini kurang adanya ketegasan. Ketegasan hukum turut andil dalam lemahnya penanganan kasus pelecehan dan kekerasan tersebut.
Kesadaran dan penyuluhan mengenai edukasi kekerasan dan pelecehan dirasa masih kurang penerapannya. Oleh karena itu penanganan masalah gender ini tidak dapat diatasi oleh satu pihak melainkan perlu adanya kerjasama antara pihak masyarakat dan pemerintah. Mahasiswa juga memiliki kewajiban untuk terlibat dalam penanganan masalah gender, karena peran mahasiswa salah satunya sebagai moral force dan social control.
ADVERTISEMENT
Isna Karima (Fisika, UIN Jakarta)