Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Tips Memulai Hidup Minimalis: Bahagia dengan Barang yang Lebih Sedikit
9 April 2025 13:32 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Isnie Nur Fajriah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pernah merasa lelah dengan tumpukan barang yang seakan tak pernah habis? Atau justru merasa hidup terlalu penuh, tapi kosong? Kalau iya, mungkin ini saatnya kamu berkenalan dengan gaya hidup minimalis.
ADVERTISEMENT
Minimalis bukan sekadar tren atau gaya dekorasi ala Skandinavia yang serba putih. Ini adalah filosofi hidup yang mengajarkan kita untuk fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dan bermakna, sembari melepaskan yang tidak perlu.
Apa Itu Gaya Hidup Minimalis?
Secara sederhana, hidup minimalis berarti mengurangi hal-hal yang mengganggu fokus dan menambah beban, agar kita bisa lebih menikmati hidup. Menurut Break The Twitch, minimalis adalah cara untuk menciptakan ruang — baik secara fisik maupun mental — supaya kita bisa memberi perhatian penuh pada yang penting.
Yang perlu diingat, minimalis itu sangat personal. Bagi satu orang, hidup minimalis bisa berarti punya 30 item pakaian. Bagi yang lain, cukup dengan menolak belanja impulsif. Intinya, ini bukan soal jumlah barang, tapi tentang kesadaran: apa yang kita butuhkan vs. apa yang kita inginkan.
ADVERTISEMENT
Kenapa Perlu Hidup Minimalis?
1. Lebih Bahagia, Lebih Tenang
Barang-barang yang menumpuk bisa bikin stres. Begitu kita mulai menyingkirkan yang tak perlu, ruang terasa lebih lapang, hati pun jadi lebih ringan. Kita jadi bisa lebih menghargai momen dan hubungan — bukan cuma barang.
2. Stres dan Kecemasan Berkurang
Coba deh masuk ke ruangan yang rapi dan lega, lalu bandingkan dengan ruangan penuh tumpukan. Mana yang lebih bikin tenang? Dengan mengurangi kekacauan visual, kita juga membantu mengurangi kekacauan mental.
3. Hemat dan Lebih Bijak Finansial
Hidup minimalis bukan berarti pelit. Tapi kita belajar untuk belanja lebih sadar: beli yang kita butuh, bukan karena diskon atau FOMO. Hasilnya? Tabungan bertambah, utang berkurang, dan kita punya ruang untuk merencanakan masa depan.
ADVERTISEMENT
4. Waktu dan Energi Lebih Banyak
Bayangkan berapa banyak waktu yang kita habiskan untuk beres-beres, membersihkan, dan merapikan barang. Dengan barang lebih sedikit, kita punya lebih banyak waktu buat istirahat, bersantai, atau melakukan hal yang kita sukai.
5. Ramah Lingkungan
Minimalisme = konsumsi lebih sedikit. Itu berarti lebih sedikit limbah, lebih sedikit sumber daya yang dihabiskan, dan jejak karbon yang lebih kecil. Jadi, kamu tidak hanya menolong diri sendiri, tapi juga planet ini.
Langkah Mudah Memulai Hidup Minimalis
1. Refleksi Diri: Apa Tujuanmu?
Sebelum mulai beres-beres, tanyakan pada diri sendiri: kenapa kamu ingin hidup minimalis? Apakah ingin rumah yang rapi? Hidup lebih tenang? Mengurangi stres? Tujuan ini akan jadi kompas di sepanjang perjalananmu.
ADVERTISEMENT
2. Decluttering: Singkirkan yang Tak Lagi Penting
Mulailah dari area kecil, seperti laci, rak, atau lemari pakaian. Kategorikan barang menjadi tiga: simpan, sumbangkan/jual, dan buang. Gunakan panduan sederhana:
• Kapan terakhir kamu memakainya?
• Apakah barang ini masih punya nilai atau bikin kamu bahagia?
Metode seperti KonMari bisa sangat membantu: pegang barangnya dan tanya, does it spark joy?
3. Terapkan Aturan "Satu Masuk, Satu Keluar"
Biar barang nggak numpuk lagi, terapkan aturan ini: setiap kali kamu beli barang baru, satu barang lama harus keluar. Beli sepatu baru? Sumbangkan yang lama. Simpel tapi efektif.
4. Pilih Kualitas, Bukan Kuantitas
Lebih baik punya satu jaket bagus yang tahan lama daripada lima jaket murah yang cepat rusak. Barang berkualitas tinggi bisa menghemat uang, energi, dan waktu dalam jangka panjang.
ADVERTISEMENT
5. Gunakan Kembali dan Daur Ulang
Jangan buru-buru buang barang. Jar bekas bisa jadi tempat bumbu. Kaos lama bisa jadi lap. Selain kreatif, ini juga mengurangi limbah.
Cara Menentukan Barang yang Benar-Benar Penting
1. Tanya Diri Sendiri: “Apakah Saya Butuh Ini?”
Gunakan aturan 90/90: Apakah kamu memakai barang ini dalam 90 hari terakhir, dan akan memakainya dalam 90 hari ke depan? Kalau tidak, kemungkinan besar kamu tidak membutuhkannya.
2. Bedakan Kebutuhan dan Keinginan
Kebutuhan itu mendasar — makan, tempat tinggal, pakaian. Keinginan? Itu biasanya hasil dorongan emosi atau pengaruh media sosial. Belajar membedakannya bisa mengubah cara kamu belanja selamanya.
3. Hadapi Barang Sentimental dengan Bijak
Barang-barang penuh kenangan memang paling susah dilepas. Tapi ingat, kenangan ada di hati, bukan di barang. Kamu bisa simpan yang benar-benar penting, atau foto barang tersebut sebagai kenangan digital.
ADVERTISEMENT
Hidup minimalis bukan tentang membatasi diri, tapi membebaskan diri. Bebas dari barang yang tak berguna, dari tekanan sosial untuk terus membeli, dan dari stres yang datang dari hidup yang terlalu penuh.
Mulailah dari yang kecil, rasakan manfaatnya, dan biarkan gaya hidup ini tumbuh seiring waktu. Karena pada akhirnya, lebih sedikit bisa berarti lebih bahagia.
Kalau kamu tertarik untuk mulai hidup minimalis, bagian mana yang ingin kamu coba dulu? Decluttering, mengurangi belanja, atau mungkin refleksi diri? Yuk cerita di kolom komentar!