Konten dari Pengguna

Menjadi Dewasa Adalah Pilihan

Isra Harahap
Mahasiswi Akuntansi S1,Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Pamulang (UNPAM)
16 Oktober 2021 14:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Isra Harahap tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hidup memaksa kita untuk menjadi kuat karena kadang kita berada disatu momen yang tidak memberikan pilihan lain selain kita harus menjadi kuat: Melania Putria)
https://www.smartekselensia.net/wp-content/uploads/2018/07/senja.jpg
Di-usia kita yang semakin matang, bukan buah jambu:) kita rentan dan sulit mengontrol emosi kita dengan baik. Kadang disentil sedikit saja sudah sewot, yaa dicibir sedikit sudah tersinggung, dan kadang merasa paling benar diantara yang lain.
ADVERTISEMENT
Sekarang kita berada di fase berumur 20-an keatas, kita memiliki perasaan yang lebih sensitif dan mudah tersinggung, terutama kita sebagai perempuan dewasa. Kadang menggap orang lain bahkan disekitar kita tidak pernah menghargai perasaan kita, alahasil kita mudah depresi, terbawa emosi dan lain-lain. Inilah yang menyebabkan kondisi mental kita semakin menurun dan rasa optimisme pun labil, yang malah menghasilkan perasaan yang tak kunjung membaik dan mental yang semakin down.
Namun saya melihat ada beberapa kejadian dari mereka,yang saya lihat selalu tersenyum bahagia seolah tidak memiliki beban apa-apa. Makan seadanya, tidur dengan nyaman tanpa rasa takut, dan tidak dihantui dengan pikiran yang penuh was-was.
Mereka selalu dipenuhi dengan pikiran optimisme, mereka tidak memandang bahwa sumber kebahagian hanya datang dari satu titk katakanlah “uang”, tapi mereka hanya mensyukuri apa yang Tuhan berikan, dan terus berfikir hal-hal yang baik, bahkan cobaan datang tak henti-henti sekalipun masih dianggap sebuah proses untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik di masa depan.
ADVERTISEMENT
Tidak harus menyerah begitu kata mereka.., terluka, tersakiti, sampai menyalahkan diri sendiri itu sudah hal yang biasa. Tapi dibalik itu mereka terus bangkit, karena jika harus gagal itu hal yang wajar, yaaa namanya mencoba tidak harus benar kata mereka, tapi disanalah waktu dan proses sedang berjalan menuju berfikir dewasa.
Sekali lagi, perspektif negatif dalam diri kita harus di ubah. Saya ingat kata pepatah dari seorang motivator. Bahwa. “Kita bisa mengubah dunia dengan satu mindset kita sendiri, begitupula mengahancurkannya hanya dengan mindset kita sendiri”
Lalu mindset yang seperti apa yang perlu kita pertahankan? Yaa katanya, mindset yang sehat, cerdas, dan inovatif, yang selalu bisa mengasilkan karya-karya dan pemikiran yang gemilang. Oleh karena itu berbaik-sangkalah pada diri sendiri, memahami diri sendri adalah cara sederhana untuk membuat diri kita bahagia.
ADVERTISEMENT
Tidak ada yang instan di dunia ini, hanya saja kita perlu bersabar untuk mendaptkan kebahagian yang akan datang. Mengutip dari sebuah pepatah;
Terkadang kesuliatan harus kamu rasakan terlebih dahulu, sebelum kebahagiaan yang sempurna datang kepadamu.( R.A. Kartini).
Tuhan juga menegur dan menyapa hambanya dalam firmannya (QS. Al-Mu’min:60), “Jika engakau berharap atau meminta, mintalah kepadaku, niscaya akan aku kabulkan).
Sombongnya manusia, kadang lupa meminta kepada Tuhan-Nya, dan akhiranya pupus dengan harapan dusta yang tak diharapakan. Salah kita sendiri kenapa tidak meminta kepada sang Pemilik-Nya. Kenapa melalui perantara manusia.? Mintalah langsung kepada Allah yang Maha Baik. Terkadang kita harus melatih diri kita untuk tidak terluka dan berharap lebih kepada manusia. Mari berfikir dewasa dan melatih diri sendiri untuk tetap bahagia. :)
ADVERTISEMENT
"Terkadang kita sangat pandai menilai keburukan orang lain, tapi tak bisa menilai keburukan diri kita sendiri".