news-card-video
16 Ramadhan 1446 HMinggu, 16 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Generasi Muda: Ujian Etika di Era Pinjol dan Judi Online

Ita Apulina Br Sembiring
Mahasiswa, Universitas Katolik Santo Thomas Medan, Prodi Manajemen
16 Maret 2025 13:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ita Apulina Br Sembiring tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
judol dan pinjol di generasi muda (https://pixabay.com/id/photos/kasino-berjudi-kartu-as-kecanduan-6784542/)
zoom-in-whitePerbesar
judol dan pinjol di generasi muda (https://pixabay.com/id/photos/kasino-berjudi-kartu-as-kecanduan-6784542/)
ADVERTISEMENT
Di era digital yang serba cepat ini, generasi muda menghadapi tantangan besar dalam menjaga etika dan nilai moralnya. Kemudahan akses terhadap teknologi membawa banyak manfaat, tetapi juga membuka pintu bagi risiko baru, seperti pinjaman online (pinjol) ilegal dan judi online. Fenomena ini bukan sekadar masalah ekonomi, tetapi juga cerminan dari perubahan pola pikir dan nilai di kalangan anak muda.
ADVERTISEMENT
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa banyak anak muda di Indonesia terjerat dalam pinjol hingga judi online, sering kali karena gaya hidup konsumtif, tekanan sosial, dan minimnya literasi keuangan. Keinginan untuk mendapatkan uang dengan instan dan mudah telah membuat mereka mengabaikan risiko yang mengintai, termasuk bunga tinggi, utang menumpuk, hingga jerat hukum. Hal ini diungkapkan dalam laporan Liputan6 yang membahas faktor-faktor penyebab meningkatnya keterlibatan anak muda dalam pinjol dan judi online. Selengkapnya bisa dibaca https://www.liputan6.com/bisnis/read/5884443/anak-muda-di-indonesia-banyak-terjerat-pinjol-hingga-judi-online-ojk-ungkap-penyebabnya
Etika di Ujung Tanduk: Jalan Pintas atau Tanggung Jawab?
Di sinilah etika diuji. Apakah generasi muda masih menjunjung tinggi nilai kerja keras dan tanggung jawab finansial? Ataukah mereka semakin terbuai oleh ilusi kekayaan instan? Etika tidak hanya tentang benar dan salah, tetapi juga tentang kesadaran akan konsekuensi jangka panjang dari setiap keputusan yang diambil.
ADVERTISEMENT
Menurut pakar keuangan dan etika bisnis, Dr. Adrian Sutanto, masalah ini tidak hanya soal kurangnya regulasi, tetapi juga perubahan pola pikir yang mengarah pada mentalitas instan. "Generasi muda sekarang banyak yang ingin hasil cepat tanpa melalui proses. Ini bukan sekadar kesalahan individu, tetapi juga dampak dari lingkungan yang membentuk pola pikir serba cepat. Jika dibiarkan, ini bisa menjadi bom waktu dalam dunia finansial dan sosial," ujarnya dalam sebuah wawancara.
Senada dengan itu, psikolog sosial Dr. Mira Lestari menekankan bahwa keterlibatan anak muda dalam pinjol dan judi online bukan hanya karena faktor ekonomi, tetapi juga karena kurangnya kontrol diri dan tekanan sosial. "Banyak dari mereka yang tergoda karena ingin mengikuti gaya hidup teman sebaya atau memenuhi ekspektasi media sosial. Mereka melihat kemewahan sebagai standar sukses tanpa memahami proses di baliknya," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Mencari Solusi: Peran Pendidikan dan Kesadaran Diri
Solusi dari masalah ini tidak bisa hanya mengandalkan regulasi pemerintah atau penegakan hukum semata. Pendidikan etika dan literasi keuangan harus menjadi prioritas, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Menurut ekonom dan pemerhati generasi muda, Prof. Budi Santoso, pendidikan keuangan seharusnya diberikan sejak dini. "Banyak anak muda yang tidak memahami risiko keuangan karena kurangnya edukasi. Jika sejak sekolah mereka sudah diajarkan tentang pengelolaan keuangan yang sehat, mungkin mereka tidak akan mudah terjerat pinjol atau judi online," katanya.
Orang tua dan pendidik juga memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai disiplin, kesabaran, dan tanggung jawab. Generasi muda harus diajak untuk memahami bahwa kekayaan sejati bukanlah tentang mendapatkan uang dengan cepat, tetapi tentang bagaimana mengelola keuangan dengan bijak dan bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan: Masa Depan Ada di Tangan Generasi Muda
Generasi muda adalah harapan bangsa. Jika mereka terus terjebak dalam pola pikir instan tanpa mempertimbangkan dampaknya, masa depan yang cerah bisa berubah menjadi krisis sosial yang berkepanjangan. Kini saatnya mereka membuktikan bahwa di tengah derasnya godaan dunia digital, mereka tetap mampu berpegang pada etika dan membangun masa depan dengan cara yang benar.
Sebagaimana disampaikan oleh Dr. Adrian Sutanto, "Keberhasilan bukanlah tentang seberapa cepat kita mendapatkannya, tetapi tentang bagaimana kita mencapainya dengan cara yang benar. Jika generasi muda bisa memahami hal ini, kita bisa berharap pada masa depan yang lebih baik.
Ita Apulina Br Sembiring, Universitas Katolik Santo Thomas Medan, Fakultas Ekonomi
ADVERTISEMENT