Konten dari Pengguna

Tradisi Rabu Pungkasan: Mengambil Berkah Air Sumur di Masjid Jami' Wonoyoso

Ita Indriyani
Mahasiswi Universitas Islam Negeri KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan
16 Oktober 2024 17:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ita Indriyani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
sumber: dokumentasi pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mengambil berkah air sumur adalah suatu tradisi turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat Pekalongan khususnya di Desa Wonoyoso. Wonoyoso adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan dan sampai saat ini masih menjalankan tradisi Rabu Pungkasan. Rabu Pungkasan merupakan hari yang dianggap cukup penting bagi warga masyarakat Desa Wonoyoso dan sekitarnya. Masyarakat berdatangan dari berbagai desa untuk mengambil air sumur pada hari Rabu Pungkasan. Tradisi Rabu Pungkasan ini dilakukan pada hari Rabu terakhir bulan Shafar tepatnya pada Selasa malam.
ADVERTISEMENT
Rabu Pungkasan menurut perspektif Islam tidak hanya terbatas pada hari terakhir bulan Shafar, akan tetapi mengandung nilai kepercayaan yang kuat di masyarakat. Masyarakat meyakini bahwa hari Rabu Pungkasan terdapat banyak bala’ dan bencana. Allah SWT menurunkan 320.000 macam bala’ dan bencana pada hari Rabu terakhir bulan Shafar, hal ini sesuai dengan yang diriwayatkan Syekh Abd Al-Hamid Al-Qudsi dalam kitab Kanzun Al-Najah. Dengan adanya riwayat tersebut, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan amalan pada malam Rabu Pungkasan seperti salat tolak bala’, berdoa dengan doa-doa khusus, sedekah, selametan dan minum air doa atau yang biasa disebut air jimat.
Minum air sumur merupakan salah satu amalan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Wonoyoso pada hari Rabu Pungkasan. Rabu Pungkasan adalah suatu tradisi yang mempunyai makna mendalam bagi masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa, banyak menyebutkan Tradisi Rabu Pungkasan dengan istilah “Rebo Wekasan”. Rebo Wekasan berasal dari dua kata yaitu “Rebo” yang artinya hari dan “Wekasan” yang artinya akhir atau yang paling akhir. Oleh karena itu Rebo Wekasan dimaknai sebagai hari Rabu terakhir dalam bulan Shafar yang ditandai dengan mengambil berkah air sumur.
ADVERTISEMENT
Asal-usul air sumur Masjid Jami’ Wonoyoso bermula dari datangnya Mbah Wali Nur Salim yang membawa risalah Islam di Desa Wonoyoso pada tahun 1700-an. Sebagaimana dilansir dari channel youtube Batik TV Official menurut Bapak Muhammad Nursalim selaku anggota Majlis Ta’lim Masjid Wonoyoso, mengatakan bahwa Mbah Wali Nur Salim berdomisili di Desa Wonoyoso, tepatnya di Masjid Jami Wonoyoso dan air sumur itu milik Mbah Wali Nur Salim. Pada saat Mbah Wali Nur Salim menyebarkan ajaran Islam hingga berkembang, sehingga membutuhkan sarana untuk beribadah. Pada akhirnya rumah milik Mbah Wali Nur Salim dijadikan sebuah Masjid. Di Masjid Jami’ Wonoyoso terdapat air sumur milik Mbah Wali Nur Salim yang sampai saat ini membawa banyak keistimewaan.
ADVERTISEMENT
Air sumur di Masjid Jami Wonoyoso mulai terkenal memiliki keistimewaan sekitar tahun 1900, yang ditandai dengan lahirnya Mbah Wali Abdurrahman pada tahun 1865. Mbah Wali Abdurrahman menemukan jejaknya Mbah Wali Nur Salim, sehingga pada saat itu ketika ada masyarakat yang sakit pasti Mbah Wali Abdurrahman mengarahkan untuk mengambil air sumur di Masjid Jami’ Wonoyoso dan orang itu diberi kesembuhan oleh Allah SWT. Sehingga masyarakat meyakini sebagai bentuk ikhtiar bahwa air sumur tersebut memiliki keistimewaan seperti dapat menyembuhkan berbagai penyakit, memperlancar rezeki, dan mempercepat jodoh.