Konten dari Pengguna

Standarisasi Pengelolaan Pasca Panen Kelor Sumenep Menuju Sentra Kelor Unggulan

Ita Fatkhur Romadhoni
Dosen D4 Tata Boga, Fakultas Vokasi, Universitas Negeri Surabaya
11 November 2024 9:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ita Fatkhur Romadhoni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar Introduksi Mesin Rotary Dryer
zoom-in-whitePerbesar
Gambar Introduksi Mesin Rotary Dryer
ADVERTISEMENT
Sumenep, Jawa Timur. Meskipun tanaman kelor semakin diminati di pasar global, pengelolaan pasca panen di Sumenep masih menghadapi banyak tantangan. Program pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh Universitas Negeri Surabaya bertujuan untuk meningkatkan produksi dan kualitas tanaman kelor. Namun, rendahnya standarisasi penanganan pasca panen menjadi kendala utama bagi usaha lokal, termasuk Kelompok Tani "Pelita Tani".
ADVERTISEMENT
Fluktuasi harga jual menjadi salah satu masalah yang signifikan, seiring dengan inkonsistensi. Kelor yang memiliki warna daun hijau cerah mempunyai nutrisi yang masih terjaga. Selain kurangnya konsistensi kualitas, juga tidak adanya standarisasi organik pada produk kelor masyarakat khususnya “kelompok Tani” yang membuat pemasaran produk hulu kelompok tani menjadi sangat terbatas. Mengingat saat ini di luar negeri produk yang organik peminatnya meningkat, karena kelor yang ditanam tanpa pestisida atau bahan sintetis kimia lainnya. Pengeringan yang kurang merata menyebabkan produk kelor yang tidak merata, kontaminasi, bahkan kehilangan nutrisi. Untuk mengatasi masalah ini, program pengembangan fokus pada standarisasi penanganan pasca panen. Langkah-langkah yang diambil meliputi sertifikasi lahan organik yang nantinya akan menciptakan pertanian yang ramah lingkungan, bebas dari bahan kimia sintesis dan berkelanjutan, dan penerapan teknologi pengeringan modern seperti dome dryer dan rotary dryer, yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan nilai ekonomi produk kelor.
ADVERTISEMENT
Kelebihan dome dryer adalah hemat energi, ramah lingkungan, penghindaran kontaminan, biaya awal yang relatif terjangkau, pengeringan yang merata. Begitupun rotary
dryer yang juga memiliki kelebihan yaitu, pengeringan yang cepat dan efisien, pengeringan yang sangat merata, kapasitas besar, tidak bergantung pada cuaca, kontrol suhu yang presisi, serta memiliki produktivitas yang tinggi. Dome dryer dapat digunakan ketika memiliki bahan yang sensitif terhadap panas, ingin menjaga nutrisi, memerlukan pengeringan alami dengan biaya yang relatif rendah, dan tidak membutuhkan kapasitas besar. Sementara rotary dryer dapat digunakan ketika memerlukan pengeringan dengan cepat, efisien, dan untuk volume yang besar, serta memerlukan kontrol penuh atas suhu dan kelembaban.
Tanpa peningkatan dalam pengelolaan pasca panen, potensi tanaman kelor di Sumenep mungkin tidak dapat dimanfaatkan sepenuhnya. Oleh karena itu, program ini berupaya memberikan solusi praktis bagi petani lokal, membantu mereka bersaing di pasar yang semakin kompetitif.
ADVERTISEMENT