Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Apakah Agenda Presiden Indonesia dalam Mengatasi Pemanasan Global?
3 Desember 2024 16:42 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Ahmad Nur Mudzaki tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo telah menunjukkan dedikasi yang tak lelah dalam menghadapi tantangan pemanasan global. Sejak awal kepemimpinannya, ia telah menekankan pentingnya kolaborasi global dan pengembangan ekonomi hijau. Dalam berbagai forum internasional, termasuk KTT G20 dan COP26, Presiden Jokowi berulang kali menyuarakan urgensi penanganan perubahan iklim dengan cara yang aktif dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Misalnya, pada KTT G20 tahun 2021, Presiden Jokowi menyampaikan visinya untuk membuat G20 menjadi katalisator pemulihan hijau dan memastikan tidak ada satu pihak pun yang tertinggal dalam upaya mengatasi perubahan iklim. Ia juga menekankan bahwa penanganan perubahan iklim harus dipandang dalam kerangka besar pembangunan berkelanjutan, sehingga tidak hanya melihat dari segi proteksi lingkungan, tetapi juga menciptakan kesejahteraan yang berkelanjutan bagi masyarakat.
Potensi Energi Hijau: Indonesia memiliki potensi energi hijau yang sangat besar, mencapai lebih dari 3.600 gigawatt. Ini termasuk pembangunan pembangkit listrik tenaga surya apung di Waduk Cirata dengan kapasitas 192 MWp, yang merupakan terbesar di Asia Tenggara dan ketiga di dunia.
Rehabilitasi Hutan Mangrove: Indonesia telah melakukan rehabilitasi hutan mangrove seluas 3,3 juta hektare, yang efektif menyerap karbon. Target rehabilitasi tambahan adalah 600.000 hektare hingga tahun 2024, terluas di dunia.
ADVERTISEMENT
Net Zero Emission: Indonesia telah menargetkan net zero emission untuk sektor lahan dan hutan sebelum tahun 2030 dan target net zero global sebelum tahun 2060. Kawasan industri hijau terbesar di Kalimantan Utara menggunakan energi baru terbarukan dan menghasilkan produk hijau.
Carbon Pricing: Presiden Jokowi juga telah menyampaikan rencana regulasi carbon pricing untuk mendukung pencapaian target NDCs (Nationally Determined Contributions).
Upaya Presiden Joko Widodo dalam menghadapi pemanasan global menunjukkan komitmen kuat Indonesia dalam penanganan isu iklim. Namun, keberhasilan agenda ini sangat bergantung pada dukungan internasional yang lebih besar, termasuk transfer teknologi dan pendanaan yang memadai untuk negara-negara berkembang.
Presiden Jokowi telah menekankan pentingnya kolaborasi global dan kemitraan antarnegara maju dan berkembang demi menciptakan ekonomi berkelanjutan. Ia juga mengajak semua pihak untuk bergabung dalam upaya global tersebut, dengan harapan forum-forum internasional seperti IISF 2024 dapat menjadi platform bertemu pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya untuk menghadapi tantangan iklim global.
ADVERTISEMENT
Dalam kesimpulan, presiden Jokowi telah menunjukkan visi yang ambisius dalam mengatasi pemanasan global dengan cara yang inklusif dan berkolaboratif. Upayanya ini tidak hanya tentang proteksi lingkungan, tapi juga tentang menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi generasi mendatang.