Konten dari Pengguna

Kunci Sehat & Bahagia: Mahasiswa UNNES untuk Griya Lansia Kasih Anugerah Malang

Itsna Luthfia Khoirina
Mahasiswi Program Studi Psikologi Universitas Negeri Semarang dengan minat pada bidang psikologi klinis dan psikologi industri organisasi. Berfokus pada kegiatan yang mendukung pengembangan diri dan karier serta pemeliharaan kesejahteraan mental.
9 Juni 2025 11:25 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Tulisan dari Itsna Luthfia Khoirina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kegiatan Sosialisasi Modul di Griya Lansia Kasih Anugerah (Foto: Dok. Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan Sosialisasi Modul di Griya Lansia Kasih Anugerah (Foto: Dok. Pribadi)
ADVERTISEMENT
Menjadi mahasiswa tidak hanya soal belajar di kelas, tetapi juga mengupayakan bagaimana ilmu yang didapat mampu menyentuh dan memberi manfaat yang nyata bagi masyarakat. Inilah yang saya rasakan sebagai mahasiswa semester 6 Universitas Negeri Semarang (UNNES), Program Studi Psikologi, ketika menjalani salah satu proyek mata kuliah Gerontologi dalam rangka Bhakti Akademisi.
ADVERTISEMENT
2 Juni 2025, Meskipun sedang dalam kegiatan magang di luar kota Semarang, semangat saya untuk ikut terlibat tidak surut. Saya menjalankan kegiatan pengabdian masyarakat dengan memberikan sosialisasi dan menyerahkan karya modul “Sehat dan Bahagia di Usia Senja” kepada pihak Griya Lansia Kasih Anugerah, yang terletak di Jalan Bandulan, Gang 4 No. 897D, Kota Malang, Jawa Timur.

Modul "Sehat dan Bahagia di Usia Senja" sebagai Panduan Praktis bagi Lansia dan Caregiver

Modul Lansia "Sehat dan Bahagia di Usia Senja" - Ilustrasi/desain: dok. pribadi (dibuat dengan Canva).
Modul ini disusun sebagai panduan yang sederhana namun komprehensif bagi para lansia dan caregiver. Harapannya, modul ini bisa menjadi teman yang membimbing lansia untuk tetap sehat secara fisik, tenang secara mental, hangat dalam relasi sosial, serta damai dalam sisi spiritualitasnya.
ADVERTISEMENT
Di dalamnya terdapat pembahasan terkait berbagai aspek kehidupan lansia yang seringkali terabaikan. Misalnya, pentingnya aktivitas fisik ringan seperti senam, peregangan, atau berjalan santai yang perlu dilakukan sesuai kemampuan masing-masing individu lansia. Tak hanya itu, saya juga mengangkat terkait kualitas tidur, pola makan yang seimbang, serta pentingnya pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi lansia. Hal-hal ini mungkin terdengar sepele, tapi sangat berdampak bagi kenyamanan hidup lansia jika dijalankan secara konsisten.
Selain aspek fisik, modul ini juga saya susun dengan menyentuh hal-hal yang lebih personal: bagaimana lansia bisa mengelola rasa cemas, kesepian, dan tekanan emosional yang mungkin muncul karena tidak jarang, individu di usia lanjut mengalami peristiwa seperti kehilangan pasangan, mengalami keterbatasan mobilitas, atau merasa tidak lagi ‘dibutuhkan’. Sehingga, saya menawarkan pendekatan melalui contoh-contoh kegiatan yang menyenangkan, relaksasi, dan ajakan untuk tetap menyalurkan hobi dan minat.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang saya tekankan adalah bagaimana perasaan bahagia, diterima, dan dihargai mampu memperkuat segala aspek dan memperpanjang harapan hidup lansia. Maka dari itu, relasi sosial dan keterlibatan dalam lingkungan menjadi penting. Lansia bukanlah sosok yang harus dipinggirkan. Mereka memiliki ruang yang sama untuk didengar, berperan, dan menjadi inspirasi.
Sisi spiritual juga tidak saya lupakan. Di usia senja, banyak lansia mulai mencari makna hidup yang lebih dalam. Oleh karena itu, saya merekomendasikan pendekatan spiritual seperti kegiatan doa bersama, ibadah rutin, atau refleksi bersama sesama lansia yang membantu mereka lebih bersyukur dan merasa damai dalam menjalani hari-harinya.

Griya Lansia Kasih Anugerah dan Kehangatan di Dalamnya

Kegiatan Sosialisasi Modul Lansia (Foto: Dok. Pribadi)
Kedatangan saya disambut hangat oleh Ibu Munika Hartatik, pengelola dan pemilik Griya Lansia Kasih Anugerah, yang akrab dipanggil Bu Tatik. Begitu dipersilakan masuk, atmosfer rumah ini terasa sangat nyaman. Senyuman dari oma-oma menandakan kebahagiaan mereka yang tinggal bersama disini. Beberapa dari mereka mengajak mengobrol, dan sebagian lainnya menikmati waktu beristirahat sambil menonton televisi bersama. Salah satu oma terlihat antusias melihat buku modul yang diberikan, beliau beberapa kali membaca tulisan didalamnya.
ADVERTISEMENT
Bu Tatik juga sempat berbagi kisahnya, sebelum membangun griya lansia ini. Beliau sempat bekerja di Griya Kasih Siloam selama bertahun-tahun hingga kemudian pekerjaannya harus terhenti di tahun 2020, ketika pandemi datang. Beliau sempat berada di titik terendah karena kehilangan semangatnya. Hingga perlahan, dengan kegigihan, ketulusan, dan dorongan dari orang-orang terdekat, beliau akhirnya bangkit dan membangun Griya Lansia Kasih Anugerah secara independen. Rumah dimana beliau merawat lansia ini, memang bukan di bawah yayasan besar, tapi tumbuh sepenuhnya dari keinginan untuk mengabdi dan rasa cinta terhadap pekerjaannya.
Sebagai mahasiswa psikologi, saya belajar bahwa lansia adalah kelompok individu yang tidak bisa dikesampingkan. Mereka tetap dapat berperan, mencari makna, dan memiliki hak untuk hidup sehat dan bahagia. Melalui modul dan sosialisasi ini, saya berharap bisa menjadi bagian kecil yang mendorong pemahaman bahwa usia lanjut bukan hal yang perlu dihindari, tetapi dapat terima sepenuhnya melalui berbagai cara.
ADVERTISEMENT
Terima kasih saya haturkan kepada kepada seluruh pihak yang telah mendukung. Semoga melalui tulisan ini, sedikit banyaknya dapat memberi dampak jangka panjang bagi lansia dan para caregiver, di manapun berada.