Konten dari Pengguna

Anak Muda Wajib Tahu: Kewirausahaan Bukan Cuma Jualan, tapi Cara Pandang

Ivan Fadillah
Seorang Mahasiswa Akuntansi Perpajakan Semester 4 di Universitas Pamulang
2 Mei 2025 16:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ivan Fadillah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: https://pixabay.com/id/illustrations/prakarsa-ide-bohlam-lampu-bolam-8807462/
zoom-in-whitePerbesar
sumber: https://pixabay.com/id/illustrations/prakarsa-ide-bohlam-lampu-bolam-8807462/
ADVERTISEMENT
Ketika mendengar kata “wirausaha”, sebagian besar anak muda langsung membayangkan aktivitas jualan. Entah itu buka toko online, bikin brand fashion lokal, jualan makanan kekinian, atau jadi reseller di e-commerce. Gambaran ini memang tidak salah, tapi juga tidak sepenuhnya tepat. Kita terlalu sering menyederhanakan konsep wirausaha hanya sebatas kegiatan bisnis atau transaksi jual beli, padahal sebenarnya jauh lebih luas dari itu.
ADVERTISEMENT
Kewirausahaan bukanlah semata soal jualan produk atau jasa. Ia adalah soal cara berpikir dan cara memandang dunia. Ini yang perlu mulai dipahami oleh generasi muda: bahwa menjadi wirausahawan itu bukan sekadar memiliki usaha, tetapi memiliki pola pikir kreatif, solutif, dan berani mengambil risiko. Dalam banyak hal, menjadi wirausahawan adalah menjadi seseorang yang melihat masalah sebagai peluang, bukan sebagai hambatan.
Lihat saja orang-orang yang berhasil membangun sesuatu dari nol, tak selalu dimulai dari modal besar. Mereka memulai dengan satu hal yang sangat mendasar: keberanian untuk mencoba dan kepekaan membaca kebutuhan orang lain. Misalnya, ketika pandemi datang dan semua kegiatan offline lumpuh, ada yang langsung melihat celah mereka membangun platform kelas online, layanan antar makanan rumahan, atau memodifikasi produk agar sesuai dengan kondisi saat itu. Mereka bukan sekadar berjualan, tetapi menciptakan nilai yang dibutuhkan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, masih banyak yang menganggap bahwa kewirausahaan hanya cocok untuk mereka yang punya modal besar, jaringan luas, atau warisan keluarga. Ini adalah pandangan keliru yang menghambat banyak anak muda untuk mulai mencoba. Padahal, di era digital saat ini, kesempatan berwirausaha terbuka lebar dan semakin terjangkau. Bahkan lebih dari itu, semangat kewirausahaan sebenarnya bisa diterapkan di mana saja, bukan cuma di bisnis. Seorang mahasiswa yang menciptakan solusi teknologi untuk mempermudah belajar sudah mengusung semangat kewirausahaan. Seorang pegawai kantoran yang menemukan cara efisien dalam menyelesaikan pekerjaan pun, sesungguhnya sedang berpikir secara kewirausahaan.
Inti dari kewirausahaan adalah keberanian mengambil tanggung jawab untuk menciptakan perubahan. Itu sebabnya, negara-negara maju sangat mendorong semangat entrepreneurship, bukan semata karena ingin lebih banyak bisnis baru, tapi karena masyarakat yang punya mental kewirausahaan akan lebih adaptif, tahan banting, dan inovatif. Dalam konteks Indonesia, ini menjadi sangat penting. Rasio wirausaha kita masih di bawah rata-rata dunia. Artinya, kita masih butuh lebih banyak orang yang tidak hanya menunggu pekerjaan, tapi menciptakan pekerjaan baik untuk dirinya maupun orang lain.
ADVERTISEMENT
Namun, mari perjelas kembali: menjadi wirausahawan tidak berarti harus langsung membuka usaha sendiri. Tidak semua orang harus menjadi pemilik bisnis, tapi setiap orang bisa memiliki mental wirausaha. Dalam pekerjaan apa pun, sikap proaktif, inovatif, dan tidak cepat menyerah adalah nilai-nilai utama yang dibawa oleh kewirausahaan. Anak muda yang berpikir “apa yang bisa saya perbaiki” alih-alih “apa yang bisa saya keluhkan” adalah benih wirausahawan sejati.
Maka dari itu, sudah waktunya kita ubah cara pandang. Kewirausahaan bukan sekadar profesi, tapi sebuah cara berpikir. Ia bukan tentang seberapa banyak produk yang kita jual, tapi seberapa besar nilai yang bisa kita ciptakan. Ia bukan tentang berapa modal yang kita miliki, tapi bagaimana kita memaksimalkan potensi yang ada.
ADVERTISEMENT
Anak muda tidak perlu menunggu “siap” untuk memulai. Justru dengan mencoba, kita akan belajar dan berkembang. Mulailah dari hal kecil, dari lingkungan sekitar, dari masalah sehari-hari. Tanyakan pada diri sendiri: masalah apa yang bisa saya bantu selesaikan? Siapa yang bisa terbantu kalau saya bertindak? Apa yang bisa saya ubah agar hidup ini lebih baik, lebih efektif, lebih berarti?
Itulah semangat kewirausahaan yang sesungguhnya bukan sekadar jualan, tapi keberanian untuk menciptakan dampak. Dan itu, bisa dimulai dari siapa saja. Termasuk kamu.