Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
Konten dari Pengguna
Tiramisu Dadakan: Akulturasi Budaya di Pracima Mangkunegaran
17 Maret 2025 12:17 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ivan Satria Basri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tiramisu adalah hidangan penutup khas Italia yang terkenal dengan teksturnya yang lembut serta perpaduan rasa manis dan pahit yang khas. Secara tradisional, tiramisu dibuat dari lapisan biskuit ladyfinger (savoiardi) yang direndam dalam kopi hitam, lalu dilapisi dengan krim mascarpone (campuran keju mascarpone, telur, dan gula). Hidangan ini biasanya ditaburi bubuk kakao di atasnya untuk menambah cita rasa. Meski berasal dari Italia, tiramisu telah mengalami berbagai adaptasi di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh menarik dari adaptasi ini adalah Tiramisu Dadakan yang disajikan di Pracima Mangkunegaran, Solo.

Salah satu daya tarik utama dari tiramisu di Pracima adalah proses penyajiannya yang unik, di mana tiramisu ini dibuat langsung di depan tamu. Hal ini memberikan pengalaman eksklusif dan interaktif bagi pengunjung. Selain itu, berbeda dengan tiramisu tradisional yang menggunakan biskuit ladyfinger, versi Pracima menghadirkannya dengan roti yang menyerupai roti tawar. Perubahan ini mencerminkan akulturasi budaya yang menarik, di mana unsur kuliner Eropa berpadu dengan nuansa tradisional Jawa.
Sejak diresmikan pada awal tahun 2023, masyarakat dapat menikmati beragam hidangan khas yang disajikan di Pura Mangkunegaran melalui Pracima, restoran yang menawarkan pengalaman fine dining dengan konsep modern namun tetap mempertahankan warisan budaya Mangkunegaran.
ADVERTISEMENT
Menariknya, hidangan yang disajikan di Pracima berbasis resep-resep tradisional Pura Mangkunegaran yang telah terdokumentasi dengan baik, sehingga cita rasanya tetap terjaga. Selain itu, keberlanjutan rasa dan teknik memasak juga didukung oleh koki-koki yang telah lama bekerja di dapur Mangkunegaran. Keunikan lainnya adalah bagaimana sajian khas Nusantara ini dikemas dengan sentuhan modern, sehingga tampak serupa dengan hidangan ala Barat.
Keputusan untuk menghadirkan hidangan Barat di lingkungan bersejarah Jawa seperti Mangkunegaran menunjukkan bagaimana budaya asing dapat diadaptasi tanpa menghilangkan identitas lokal. Sejarah Mangkunegaran sendiri telah lama dipengaruhi oleh akulturasi, terutama sejak era kolonial. Pengaruh Eropa tidak hanya terlihat dalam arsitektur dan tata busana, tetapi juga dalam kuliner bangsawan Jawa. Contoh lainnya adalah bistik Jawa dan selat Solo, yang merupakan bentuk adaptasi masakan Eropa dengan bumbu dan teknik khas Nusantara.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks ini, tiramisu di Pracima menjadi simbol dari kelanjutan proses akulturasi tersebut. Restoran ini tidak sekadar menyajikan makanan Barat, tetapi juga menghadirkannya dalam atmosfer Jawa yang elegan, di mana tradisi dan modernitas berjalan beriringan. Ini mencerminkan bagaimana budaya terus berkembang melalui interaksi dan adaptasi, akulturasi budaya yang mengambil nilai baik dari budaya-budaya yang berinteraksi, tanpa kehilangan akar aslinya.
Akulturasi semacam ini juga memiliki dampak lebih luas. Kuliner bukan hanya soal rasa, tetapi juga menjadi medium diplomasi budaya, mempertemukan tradisi yang berbeda dalam satu pengalaman gastronomi yang harmonis. Dengan pendekatan seperti ini, Pracima tidak hanya menjadi tempat makan, tetapi juga ruang yang menghidupkan kembali dialog antara masa lalu dan masa kini, antara budaya lokal dan global.
ADVERTISEMENT
Bagaimana? Tertarik menikmati Tiramisu Dadakan di Pracima Mangkunegaran? Jangan lupa perhatikan panduan busana kompleks Pura Mangkunagaran (pakaian sopan, bawahan panjang, berkerah, serta tidak diperkenankan memakai batik motif parang atau sandal jepit) dan lakukan reservasi terlebih dahulu melalui tautan yang tersedia di akun Instagram resmi Pracima sebelum berkunjung!