Konten dari Pengguna

Vina Cirebon dan Benang Kusut Kepolisian

Iva Umu Maghfiroh
Mahasiswi Sosiologi di Universitas Terbuka.
5 Juni 2024 14:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Iva Umu Maghfiroh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Orang dipenjara Gambar oleh Prawny dari Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Orang dipenjara Gambar oleh Prawny dari Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Alih-alih mendapat titik terang, semakin hari kasus kejanggalan kematian Eki dan Vina Cirebon justru semakin membingungkan. Hal ini menuai banyak perhatian dari masyarakat terutama pada sisi kinerja kepolisian. Meskipun menurut survei yang dilakukan oleh Humas Polri pada tahun 2023 lalu tingkat kepercayaaan masyarakat terhadap institusi Polri mencarai 76,4 persen tetapi hal ini berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di sosial media hari ini.
ADVERTISEMENT
Terlebih sejak adanya isu salah pangkap terhadap PS yang dikatakan sebagai dalang di balik kematian Vina dan Eki Cirebon, serta penyataan salah satu tersangka yaitu ST yang mengaku dipaksa mengaku pada saat ditangkap di tahun 2016 lalu.
Kecemasan masyarakat tentu bukanlah hal yang tidak berdasar sebab kejadian salah tangkap seperti apa yang disangkakan pada kasus Vina Cirebon ini bukanlah fenomena baru di Indonesia. Bahkan, banyak dari korban salah tangkap yang terang-terangan menyatakan di media kalau mereka dipaksa mengaku oleh kepolisian menggunakan kekerasan. Sebagaimana yang dinyatakan oleh pengamen anak di Cipulir pada saluran Narasi Mata Najwa 2019 lalu.
Hal ini bukan hanya mengkhawatirkan tetapi juga berbahaya bagi citra kepolisian itu sendiri. Sebab apabila tingkat kepercayaan masyarakat terhadap polisi menurun maka dapat menyebabkan kejahatan merajalela.
ADVERTISEMENT
Terlebih kalau dugaan polisi enggan mengusut kasus dan lebih suka menangkap siapa saja asal kasus ditutup benar adanya. Hal ini tentu bukan hanya merugikan bagi korban salah tangkap dan keluarganya tetapi juga bagi masyarakat karena tidak bisa mempercayakan keamanannya kepada kepolisian sebagai pihak yang diberi tanggungjawab.
Kepolisian tentu menjadi gerbang terdepan bagi masyarakat untuk merasa aman dan nyaman. Itulah kenapa perlu bagi kepolisian untuk menunjukkan transparansi kinerja yang baik kepada masyarakat Indonesia. Tidak perlu bagi kepolisian untuk mengeluarkan banyak dana demi mempromosikan citra polisi di masyarakat. Karena akan lebih mudah melalui cara penegakan hukum yang bagus, serta bukan hanya mengikuti keviralan media.
Memang benar bahwa tekanan terhadap polisi yang diberikan oleh masyarakat bisa membuat tidak fokus tapi sebaiknya polisi juga jangan terburu-buru. Karena tekanan itu pun tidak akan diberikan apabila sejak awal masyarakat tidak mencium adanya kejanggalan.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Indonesia sebenarnya sangat mencintai kepolisian, itulah kenapa kami berharap kepolisian Republik Indonesia bisa berbenah dan tidak menenggelamkan nama baik mereka melalui penegakan hukum yang tidak memuaskan.