Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Pentingnya Wawasan Kebangsaan untuk Pelajar Indonesia
13 Desember 2022 13:20 WIB
Tulisan dari vena tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mempelajari wawasan kebangsaan bertujuan untuk memberi pemahaman tentang Bangsa Indonesia dan dasar-dasar mengenai bangsa ini dalam rangka mewujudkan persatuan. Sebagai pelajar-pelajar Indonesia, besar harapan bangsa diletakkan diatas pundak kami.
ADVERTISEMENT
Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat luas dan beragam. Dari ujung barat ke ujung timur, setiap daerah di Indonesia memiliki keunikannya sendiri. Masyarakatnya begitu beragam suku, budaya, ras, dan agamanya. Kekayaan alam Indonesia juga begitu berlimpah dan beragam, mulai dari flora, fauna, hingga barang tambangnya.
Kekayaan ini bermula dari kondisi geografis Indonesia yang merupakan gabungan dari berbagai lempeng (Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik). Lempeng-lempeng ini pada awalnya merupakan kesatuan yang utuh dari berbagai benua di dunia. Ketika terjadi perpecahan dari masa ke masa, sekelompok pulau-pulau terbentuk dan kini disebut sebagai Indonesia.
Berbagai jenis flora dan fauna pun bertemu di negara ini, semuanya memiliki ciri khasnya masing-masing. Persebaran fauna di Indonesia sendiri pernah diteliti dan dipisahkan oleh garis Wallace dan Webber. Garis ini membagi fauna Indonesia menjadi tiga bagian, yaitu fauna Asiatis (barat), fauna peralihan (tengah), dan fauna Australis (timur). Persebaran fauna ini menunjukkan bahwa Indonesia juga merupakan hasil dari perpecahan benua sehingga membentuk pulau-pulau yang kini disebut sebagai Indonesia.
ADVERTISEMENT
Negara Indonesia awalnya bukanlah suatu kesatuan negara kepulauan. Indonesia adalah pulau-pulau yang dipisahkan oleh perairan yang diklaim sebagai milik internasional. Namun, melalui Deklarasi Djuanda, Indonesia mendapatkan haknya untuk memiliki seluruh perairan yang berada di antara pulau-pulau tersebut. Hal ini membuat bangsa Indonesia semakin kaya dan aman dari gangguan negara asing yang ingin melintas dan mencuri kekayaan kita.
Dalam keberagaman ini, Indonesia tentunya tak bisa terlepas dari permasalahan. Terutama, dalam mempertahankan kesatuannya, masyarakat Indonesia harus berupaya untuk terus menjaga sikap dan saling menghormati satu sama lain. Pada kenyataannya, mewujudkan kesatuan dalam perbedaan sangatlah sulit, namun hal ini tidak mustahil untuk dilakukan.
Modal sosial (social capital) adalah aspek-aspek yang dibutuhkan dalam setiap individu untuk mewujudkan terciptanya kesatuan dalam perbedaan di dalam suatu negara yang penuh perbedaan. Modal yang pertama adalah mutual trust. Hal ini berarti bahwa konektivitas dan inklusivitas sosial sangat penting dalam menyatukan keberagaman kepentingan (pribadi dan kelompok) sehingga terbentuk suatu ikatan utuh dengan rasa persaudaraan dan percaya yang kuat. Modal yang kedua adalah shared values. Hal ini berarti untuk mewujudkan modal sebelumnya, diperlukan juga kesamaan basis moralitas yang akan mengikat kolektivitas dan inklusivitas dalam masyarakat.
ADVERTISEMENT
Menurut Jonathan Haidt (2012), ada 6 inti dari moral publik. Inti moral publik pertama adalah Care yang berarti peduli terhadap berbagai bahaya yang mengancam keselamatan bersama. Kedua, Fairness berarti adanya rasa keadilan dan kepantasan dalam hidup bersama. Ketiga, Liberty berarti kebebasan dalam berperilaku, namun tetap memperhatikan dan menjunjung tinggi hak-hak dasar manusia. Keempat, Loyalty berarti kesetiaan pada institusi, tradisi, dan konsensus bersama. Kelima, Authority berarti sikap respek terhadap otoritas yang telah disepakati bersama. Keenam, Sanctity berarti sikap menghormati nilai-nilai yang dipandang paling suci.
Dalam bangsa Indonesia, moral publik kita adalah dasar negara, yaitu Pancasila. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, merupakan poin dari inti moral publik yang keenam, karena Ketuhanan memberikan manusia nilai-nilai suci dalam hidup yang harus dipandang paling utama dalam hidup masyarakat Indonesia. Sila kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab, merupakan poin dari inti moral yang pertama dan ketiga karena sila ini membahas mengenai kemanusiaan sehingga perlu adanya rasa kepedulian dalam berperilaku dan tentunya dengan memperhatikan hak-hak dasar manusia. Sila ketiga, Persatuan Indonesia, merupakan poin dari inti moral publik keempat karena dengan menjunjung tinggi persatuan, ini berarti kita memiliki sikap setia terhadap bangsa sehingga tidak ingin bangsa ini hancur. Sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, merupakan poin dari inti moral publik kelima karena kesepakatan bersama merupakan suatu kepentingan dalam negara yang beragam agar tercapai kebersamaan, jadi setiap masyarakat harus menghormati kesepakatan tersebut. Sila kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, merupakan poin dari inti moral kedua karena keadilan juga sangat menunjang terjadinya suatu kesatuan, sebab di Indonesia, semua rakyat punya hak yang sama dan harus diperhatikan.
ADVERTISEMENT
Bangsa Indonesia sendiri punya visi dan misi yang ingin diwujudkan. Kedua hal ini terdapat pada pembukaan UUD 1945. Visi negara Indonesia adalah menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Hal ini terdapat pada alinea kedua pembukaan UUD 1945. Sedangkan misi dari negara Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Hal ini terdapat pada alinea keempat pembukaan UUD 1945.
Pada akhirnya, tujuan utama Indonesia adalah untuk mewujudkan kebahagiaan. Setiap warganya, baik pemerintah maupun rakyat biasa, ingin mencapai titik kebahagiaan dalam kehidupan bernegara ini. Untuk itu, mewujudkan kebahagiaan memerlukan kerja sama seluruh warga Indonesia. Hal ini dapat diwujudkan dengan cara mengamalkan Pancasila dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Maka, sebelum mengamalkannya, memahami Pancasila sangat penting untuk dilakukan. Pancasila sendiri memiliki lima sila dan tiap sila memiliki butir-butir pengamalannya. Semua butir ini bisa menjadi pedoman dalam bersikap dan berperilaku. Contoh dari sila pertama adalah dengan menghormati pilihan agama dan memberi kebebasan bagi orang lain untuk menjalankan ibadah sesuai keyakinan mereka masing-masing. Jadi, dalam bermasyarakat, perlu adanya sikap toleransi terhadap perbedaan agama agar tidak terjadi perseteruan.