Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
4 Negara Peserta Pildun U-20 Ini Punya Jajahan, Kok Gak Ditolak Seperti Israel?
26 Maret 2023 20:17 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Iwan Iwe tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Empat negara peserta Piala Dunia U-20 ini masih menjajah negara lain. Anehnya, tidak seperti Israel, masyarakat Indonesia tidak menolak kehadiran timnas negara-negara itu.
ADVERTISEMENT
Banyak masyarakat Indonesia yang menolak Timnas Israel berlaga di Piala Dunia U-20. Alasannya, Israel dianggap sebagai negara yang menjajah Palestina. Penolak Israel merujuk pada UUD 1945 yang mengamanatkan jika penjajahan di atas dunia harus dihapuskan.
Faktanya ada empat negara peserta Piala Dunia U-20 yang hingga kini masih menjajah negara lain. Anehnya tak ada yang menolak kehadiran timnas empat negara itu. Mereka adalah Amerika Serikat (AS), Inggris (Raya), Prancis, dan Selandia Baru.
Menurut data PBB per 22 September 2020, ada sekitar 17 wilayah yang masih dijajah oleh negara lain. Saat ini, sekitar dua juta orang masih hidup di bawah pemerintahan kolonial.
Piagam PBB bab XI menyebut wilayah yang tidak memiliki pemerintahan sendiri adalah negara yang rakyatnya belum bisa sepenuhnya membentuk pemerintahan sendiri.
Berikut daftar negara yang masih menjajah negara lain beserta negara-negara jajahannya:
ADVERTISEMENT
Ada satu negara yang tidak memiliki pemerintahan sendiri dan hingga kini masih jadi rebutan antara Maroko dan kelompok pejuang dari Aljazair. Negara itu adalah Sahara Barat. Secara de jure, negara yang menjalankan administrasi pemerintahan negara Sahara Barat adalah Spanyol yang merupakan bekas penjajahnya.
PBB sendiri tidak memasukkkan Palestina dalam daftar 17 negara jajahan yang tidak memiliki pemerintahan sendiri. Karena hingga saat ini, Palestina telah memiliki pemerintahan yang independen.
Inkonsistensi Penolakan
Gaung penolakan para politusi dan sebagian masyarakat Indonesia atas kehadiran Timnas Israel tentu dipertanyakan. Jika alasannya Israel dianggap sebagai negara penjajah, mengapa empat negara yang jelas-jelas masih punya negara jajahan tidak ditolak kehadirannya?
ADVERTISEMENT
Waktu penolakan juga tidak tepat. Karena sebagai negara tuan rumah, Indonesia harus siap dengan segala konsekuensinya. Termasuk menerima Israel berlaga di ajang ini. Beda cerita jika penolakan dilakukan saat Indonesia mengajukan diri sebagai tuan rumah.
Indonesia jelas akan menghadapi konsekuensi jika tidak bisa menjamin semua peserta berlaga. FIFA bisa saja membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah. Yang lebih gawat jika FIFA menjatuhkan banned seperti saat dualisme PSSI. Tentu kerugian besar jika melihat sikap yang tidak berdasar dan terbukti tidak konsisten.
Penolakan kepada Israel ini juga akan memberi preseden jika Indonesia tidak punya kapabilitas menyelenggarakan event-event olahraga besar seperti Olimpiade, Piala Dunia senior, dll. Jika hanya ego yang ditonjolkan, maka yang rugi adalah masyarakat olahraga Indonesia. Tentu mempunyai sikap adalah keharusan. Namun jika sikap itu tidak didasari dengan argumen yang kuat, sama saja dengan bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Tahun politik memang menggoda syahwat bagi siapa saja untuk tampil sebagai pahlawan kesiangan. Politisi akan berlomba-lomba menumpangi isu penolakan Israel untuk mencari simpati. Sayangnya, bukan simpati yang diraih, tapi Indonesia akan jadi bahan tertawaan dunia. Tapi bukan Indonesia kalau tidak terbiasa jadi bahan tertawaan.
Live Update
Gedung Glodok Plaza yang terletak di Jalan Mangga Besar II Glodok Plaza, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat, terbakar, pada Rabu (15/1) malam. Kebakaran dilaporkan terjadi pada pukul 21.30 WIB. Api diduga bersumber dari lantai 7.
Updated 16 Januari 2025, 0:59 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini