Pemandangan Spektakuler di Gärten der Welt, 'Taman Dunia' ala Berlin

Iwa Sobara
Mahasiswa Doktoral di Technische Universität Berlin, Jerman
Konten dari Pengguna
23 September 2019 22:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Iwa Sobara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pemandangan di Taman Korea di Gärten der Welt
zoom-in-whitePerbesar
Pemandangan di Taman Korea di Gärten der Welt
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berlin merupakan magnet bagi para wisatawan seluruh penjuru dunia. Salah satu kota metropolitan di dunia ini banyak menyajikan pemandangan unik.
ADVERTISEMENT
Di setiap sudut Ibu Kota Republik Federal Jerman ini, kita bisa temukan banyak bangunan artistik yang memiliki jiwa seni tinggi, baik itu bangunan tua maupun modern. Ada pula berbagai restoran dan kafe tematis berkelas dunia yang mampu memanjakan para pencinta kuliner.
Namun, selain itu, pemandangan alamnya tidak kalah menarik minat wisatawan. Untuk sebuah kota metropolitan, Berlin terbilang kota yang masih asri karena sebagian wilayahnya masih hijau.
Salah satu destinasi wisata bernuansa alam di Berlin adalah Gärten der Welt atau Taman Dunia. Berjarak sekitar 15 kilometer dari stasiun utama Kota Berlin, Gärten der Welt berlokasi di sebuah daerah bernama Marzahn. Taman rekreasi ini pertama kali dibuka untuk umum pada 9 Mei 1987, bertepatan dengan ulang tahun Kota Berlin yang ke-750.
ADVERTISEMENT
Di taman seluas lebih dari 100 hektare ini, pengunjung dibuat seolah berkeliling dunia. Para pengunjung diajak berjalan-jalan menikmati keindahan berbagai taman yang didesain bergaya China, Jepang, Korea, Italia, Inggris, Oriental, Kristen, Yahudi, Labirin, bahkan bergaya Bali.
Ketika taman ini diresmikan, Jerman masih terbagi dua: Jerman Barat yang berpaham kapital-liberal dan Jerman Timur yang berpaham komunis. Keduanya masih terlibat Perang Dingin.
Lokasi daerah Marzahn saat itu berada di Berlin Timur, Ibu Kota Jerman Timur. Gärten der Welt adalah bentuk hadiah yang diberikan pengelola Taman Wisata kepada Pemerintah daerah Marzahn kala itu.
Mereka membuat berbagai taman berkonsep dunia di sebuah kawasan taman wisata kota karena juga ingin menandingi keberadaan Taman Wisata Britzer Garten di Berlin Barat. Masyarakat Distrik Marzahn, meski berpaham komunis, selalu mengulurkan tangan terbuka kepada turis internasional untuk berkunjung ke Marzahn atau Berlin timur.
ADVERTISEMENT
Taman China
Kafe dengan pemandangan danau di Taman China.
Taman seluas 27.000 meter persegi ini adalah taman China terbesar di Eropa. Pada tahun 1994, taman ini mulai dibangun bersamaan dengan kesepakatan kedua kota, Berlin dan Beijing, menjadi kota kembar.
Sebagai taman China klasik, taman ini ditandai dengan kesederhanaan dan warna-warna halus (abu-abu, putih, dan merah). Pada bagian pintu masuk, pengunjung disambut oleh sepasang patung singa.
Di seberang pintu masuk, ada patung filsuf kenamaan China, Konfusius, yang berukuran besar lengkap dengan salah satu kutipan terkenalnya. Benar-benar membikin serasa berada di Negara Tirai Bambu.
Dari pintu masuk, pengunjung taman dapat berjalan dengan menikmati tanaman khas China, melewati danau seluas luas 4.500 meter persegi, jembatan zig-zag yang membentuk elemen-elemen bangunan China, dan paviliun bergaya arsitektur lanskap tradisional China. Pengunjung juga dapat menikmati seni meminum teh khas China di rumah teh.
ADVERTISEMENT
Taman Jepang
Taman Jepang. Foto: Situs Resmi Gärten der Welt
Sama seperti taman bergaya China, taman ini juga dibangun sebagai bagian dari perwujudan kota kembar antara Berlin dan Tokyo. Di taman bergaya Jepang ini, pengunjung diajak untuk menaiki anak-anak tangga yang terbuat dari susunan batu berusia jutaan tahun.
Orang Jepang percaya bahwa sebuah batu sekalipun memiliki ruh. Total ada 300 batu yang telah berusia jutaan tahun di taman ini yang langsung didatangkan dari Negeri Sakura.
Seketika, pengunjung dapat merasakan keheningan ketika memasuki taman ini. Keheningan memiliki makna khusus di Jepang, karena ia menawarkan refleksi pada diri. Suara kicau burung dan gemericik air sungai di seputar taman membuat tempat ini cocok untuk relaksasi. Jika Anda ingin berkontemplasi di Berlin, maka Anda sebaiknya mengunjungi taman ini.
ADVERTISEMENT
Taman Oriental
Taman di Negeri 1001 Malam.
Dari taman-taman nun jauh di timur Asia, kita beralih ke taman bergaya oriental. Di sini, pengunjung dapat merasakan nuansa "1001 malam".
Taman oriental menggabungkan tradisi taman dari berbagai negara di Timur Tengah. Berbagai rupa tanaman hias yang biasanya tumbuh di kawasan gurun menciptakan keteduhan.
Taman ini mewakili citra surga. Kata "surga" sendiri berasal dari kata "pairidaeza" yang dalam Bahasa Persia Kuno yang berarti "ruang bertembok".
Itulah sebabnya taman "Riyâd" ini disembunyikan di balik batu. Sesuai dengan mitos yang berlaku di kawasan Timur Tengah bahwa taman adalah oase tersembunyi.
Taman bergaya Oriental di Gärten der Welt ini berada di belakang tembok setinggi empat meter yang memisahkannya dari dunia luar. Hal itu sejalan dengan tradisi konstruksi Islam.
ADVERTISEMENT
Taman tersembunyi tersebut akan ditemui pengunjung usai melewati Hall of Receptions. Keluar dari sana, pengunjung akan terpana dengan selasar di kanan dan kiri yang dihiasi dengan mosaik dan ubin berwarna.
Salah satu selasar di Taman Oriental
Taman terdiri atas empat bagian. Tepat di tengah-tengahnya terdapat air mancur. Selain pohon delima, zaitun, dan pohon palem oriental, anda juga akan menemukan semak hias dan tanaman keras khas Timur Tengah lainnya.
Taman Bali
Taman Bali di Kawasan Gärten der Welt, Berlin, Jerman
Taman lainnya yang tidak kalah menarik perhatian adalah taman di dalam sebuah glass house yang sangat besar. Begitu kita memasuki taman ini, nuansa Bali yang khas dengan tanaman tropisnya yang berwarna hijau, seperti tanaman pakis, dan gerbang sebuah pura langsung menyambut kita.
Suasana alam Bali yang penuh harmoni akan didapatkan pengunjung di sini. Seperti kita ketahui, warga Bali hidup menyatu dengan alam.
ADVERTISEMENT
Mereka memegang teguh konsep kosmologi Tri Hita Karana. Falsafah yang menekankan tiga hubungan manusia dalam kehidupan di dunia ini, yaitu hubungan dengan sesama manusia, dengan alam sekitar, dan hubungan dengan Tuhan. Satu sama lain saling berkaitan. Prinsip pelaksanaannya harus seimbang, selaras antara satu, dan lainnya.
Warna hijau pekat dedaunan seisi ruangan dipecah dengan cantik oleh warna kembang sepatu, gardenia dan berbagai jenis anggrek. Jika kita berjalan menyisir jalan setapak, maka sepintas kita akan merasakan suasana di Tegalalang Ubud yang indah dengan sawah teraseringnya. Para pengunjung dari mancanegara tampak menikmati sajian alam yang ditampilkan Bali di sini.
Waktu berwisata di Gärten der Welt seharian penuh tentu saja tidak cukup bagi kita untuk dapat mengunjungi semua taman yang ada di sini. Masih banyak taman lainnya yang sebetulnya bisa kita kunjungi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pengunjung juga bisa berpiknik di banyak lahan hijau rerumputan saat cuaca musim semi atau musim panas seperti saat ini. Selain mengunjungi taman dan berpiknik, pengelola taman juga menawarkan berbagai event budaya yang menarik untuk diikuti.