Konten dari Pengguna

Membangun Budaya Moral Positif di Sekolah

4 September 2017 20:33 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Izatul Silmi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kali ini lagi, akan membahas resuman bab 17 dari bukunya Thomas Licona mengenai pendidikan karakter.
ADVERTISEMENT
Banyak hal yang menarik pada bab ini, intinya adalah bagaimana cara kita menanamkan karakter disekolah. Morallah, bagaimana cara kita menanamkan moral di sekolah.
Ternyata, anak yang belum bermoralpun bisa dicekokin moral saat ia masuk ke lingkungan bermoral, ya budaya sekolah itulah. Makanya kenapa kita kudu menanamkan moral di sekolah.
Untuk menanamkan moral di sekolah, ternyata bisa diterapkan dengan banyak cara. Diantaranya yaitu dari kebijakan yang ditanamkan kepala sekolah di sekolah.
Menanamkan moral di sekolah bisa diawali dari kepemimpinan kepala sekolah, seperti kepala sekolah memberikan keteladanan di sekolah dengan cara turun tangan langsung membersihkan grafiti-grafiti yang bertebaran di tembok. Dari hal itu, sampai terajaklah salah satu muridnya, sambil sang kepsek menanamkan moral dengan cara bercerita kepada muridnya bahwa ia sangat mengkhawatirkan hal ini hingga berefeklah kepada seluruh staff sekolah serta jajarannya. Hal inilah yang dilakukan oleh Mrs. Rosemary Culverwell di SD Reilly Chicago.
ADVERTISEMENT
Ada juga yang cara kepala sekolahnya untuk menanamkan kepedulian kepada anak-anak cacat, sekolah tersebut menentukan kebijakan yang dinamakan dengan "amigos" yaitu teman sejati.
Dati 600 murid yang diterima di sekolah 70 diantaranya adalah anak cacat. Nah, dari sekian anak itu mereka haruslah menjadi teman sejati anak-anak cacat ini yang tujuannya agar anak-anak bersikap saling menghargai anak cacat.
Lalu ada lagi caranya, yaitu menerapkan nilai tata krama dalam perlombaan.
Ternyata ada caranya, supaya anak tak bersikap sombong dilapangan perlombaan, maka ia harus memghargai teman yang kalah dengan cara meredam rasa gembira saat menang, supaya ia tenggang rasa.
Lalu, ada lagi caranya, supaya anak di sekolah jujur dan tidak mencuri di sekolah maka diterapkanlah nilai-nilai positif secara konsisten.
ADVERTISEMENT
Selain itu ternyata dalam menegakkan aturan, agar aturan itu dipatuhi maka seluruh staff dilibatkan dalam perancabgannya. Agar tidak terjadinya kesenjangan dan ketidakadilan dalam penerapannya