Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Sejenak Nikmati Oase di Tengah Gurun Sahara Saat Musim Dingin
22 September 2023 17:49 WIB
Tulisan dari Izza M Muris tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat itu penghujung akhir Desember 2019. Saya memakai jaket dan sepatu sneakers sambil berjalan menyusuri jalan setapak yang beralaskan batu alam dengan hati-hati.
ADVERTISEMENT
Tempat seperti apa yang akan saya datangi kali ini, mengingat bapak guide, Pak Ali, sangat antusias menunjukkan jalan ke sana. Tak lama, tibalah saya di tempat yang dituju.
Sebuah kolam, mata air. Mungkin bagi kita, itu bukan hal yang spesial. Tapi, kolam itu salah satu sumber kehidupan di Gurun Sahara. Oase di Sahara.
Oase ini adalah salah satu objek utama saya dan rombongan dalam perjalanan ke bagian Tenggara Aljazair. Kota oase di tengah Gurun Sahara bernama Djanet.
Begitu mendekati oase, udara terasa sangat sejuk dan segar. Benar-benar berbeda dengan kondisi Sahara yang penuh debu, pasir, dan bebatuan.
Di sekelilingnya tanaman tumbuh dengan subur. Terlihat pohon kurma di dekat oase, yang kata Pak Ali, milik penduduk sekitar.
Pak Ali berkata bahwa ini adalah oase terbesar di Djanet. Ada oase lainnya, tapi ukurannya lebih kecil.
ADVERTISEMENT
Oase ini menjadi sumber air utama untuk penduduk Djanet dan sekitarnya. Oleh karena itu, oase ini sangat dirawat dan dijaga oleh penduduk Djanet.
Memang terlihat kondisi di sekitar oase sangat bersih, meskipun jadi salah satu objek wisata utama turis jika berkunjung ke Djanet.
Dalam perjalanan, saya juga bertemu dengan suku Touareg, suku asli di wilayah Afrika Utara yang hidup nomaden di Gurun Sahara. Meskipun nomaden, mereka akan memilih untuk menetap di daerah yang dekat dengan oase untuk memenuhi kebutuhannya.
Tentu saja selain oase, ada objek wisata lain andalan Djanet yaitu gurun pasir.
Meskipun langit biru sangat cerah, tapi udara cukup dingin apalagi menjelang sore hari. Pun akan lebih dingin saat malam hari.
ADVERTISEMENT
Dan saya beserta rombongan mendapat kesempatan untuk bermalam di antara bebatuan, di tengah gurun pasir. Tidur dalam tenda kecil dengan beralaskan kantong tidur.
Ibaratnya, menyatu dengan alam dan merasakan keheningan malam.
Saya beruntung dapat melakukan perjalanan ke Djanet dan merasakan pentingnya air untuk bertahan hidup di gurun pasir yang luas.
Pemukiman penduduk atau kota kecil di Sahara sangat bergantung pada keberadaan oase itu. Oase itulah yang menjadi penggerak aktivitas mereka.
Dari perjalanan ini, ada pelajaran yang dapat diambil. Seringkali kita menerima begitu saja, take it for granted, atas karunia yang diberikan oleh Tuhan YME. Ada baiknya juga kita ingat untuk bersyukur atas nikmat yang diberikan dan tetap menjaganya dengan baik.
ADVERTISEMENT