Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Dampak Poligami terhadap Perkembangan Jiwa Anak di Kabupaten Malang
26 Juli 2022 21:41 WIB
Tulisan dari Amalia Izzatunnisa Azzahro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Amalia Izzatunnisa Azzahro
Artikel ini merupakan hasil diskusi dari mata kuliah kinship & Sosiologi Keluarga. Di mata kuliah kinship & Sosiologi Keluarga ini membahas tentang Poligami, dimana poligami ini cenderung dipahami sebagai perkawinan yang dilakukan oleh seorang suami dengan beberapa orang istri dalam waktu yang bersamaa.
ADVERTISEMENT
Adapun faktor penyebab poligami adalah masalah ekonomi yang sedang maju (mapan), Istri tidak dapat membahagiakan suami, Istri tidak bisa masak, Istri terlalu cuek dalam penampilan, Istri memiliki kecemburuan yang berlebihan, Istri tidak dapat memberikan keturunan, dan ada juga yang mengikuti hawa nafsu birahinya.
Perkembangan emosi istri ketika di poligami adalah tidak stabil pada perkembangan emosi karena ketidakadilan suami kepada istri-istri mereka dan juga rata-rata para suami yang mempoligami tidak sesuai dengan syariat agama, akan tetapi hanya mencari kesenangannya saja. Dan juga dampak lain dari poligami ini adalah istri tidak dapat mengontrol emosinya ketika mendapatkan masalah.
Begitu juga anak -anak dari keluarga berpoligami di wilayah Kabupaten Malang, dimana sosial anak -anak dari keluarga yang berpoligami di Kabupaten ini, tidak kalah bagusnya dengan keluarga yang tidak melakukan poligami, bahkan sebagian anak dari keluarga yang tidak melakukan poligami ini sosialnya bagus. Anak dari keluarga yang berpoligami bahkan ia tidak merasa kurang perhatian dari orang tuanya (ayah), walaupun waktu yang dia dapatkan dari orangtuanya tersebut harus terbagi dengan saudara – saudara yang lain (anak dan istri ayahnya yang lain).
ADVERTISEMENT
Tanggung jawab, Untuk anak laki-laki, poligami dapat menjadi contoh bahwa seorang laki-laki memang diperbolehkan memiliki pasangan lebih dari satu. Namun harus dipastikan ia dapat berlaku adil terhadap keluarga-keluarga yang dia miliki, sama seperti apa yang Papanya lakukan untuk keluarganya dan keluarga lainnya.
Belajar menyelesaikan masalah, Untuk anak perempuan dan laki-laki poligami dapat dengan jelas mengajarkan padanya bahwa pertengkaran dalam kehidupan berumah tangga merupakan hal yang wajar. Meskipun begitu, semua permasalahan nantinya akan selesai melalui komunikasi yang baik seperti apa yang dilakukan oleh orangtua mereka.
Mengenalkan indahnya berbagi dengan ikhlas, Dampak positif poligami lainnya adalah mengajarkan anak-anak untuk berbagi. Tak hanya sekedar berbagi makanan atau mainan yang dia sukai, poligami juga dapat mengajarkan mereka untuk ikhlas berbagi kasih sayang dari Papa.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain ada sebagian anak dari keluarga yang berpoligami itu sebaliknya, sepertinya yang terlihat di wilayah Kabupaten Malang, ada yang merasa tidak percaya diri, merasa iri terhadap teman yang lain, nakal, dan malu dengan kondisi keluarganya. Kasus yang sering terjadi, seorang anak sering melawan atau memusuhi orang tuanya (ayah) karena anak tersebut merasa perhatian dan kasih sayang seorang ayah telah terbagi dengan yang lainnya.