Konten dari Pengguna

Waktu yang Terasa Terbang : Kenapa Saat Bersantai, Waktu Seolah Cepat Berlalu?

Izzatuzahra Hazimah Hanien
Mahasiswa S1 Prodi Psikologi Universitas Brawijaya
3 Desember 2024 13:05 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Izzatuzahra Hazimah Hanien tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi gambar waktu (sumber: https://pixabay.com/id/)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gambar waktu (sumber: https://pixabay.com/id/)
ADVERTISEMENT
Waktu, sebagai konsep yang terus bergerak tanpa henti, sering kali menjadi misteri yang sulit dipahami. Salah satu fenomena menarik yang sering kita alami adalah persepsi bahwa waktu berjalan lebih cepat saat kita sedang bersantai atau menikmati waktu luang. Mengapa hal ini bisa terjadi? Apakah ada penjelasan ilmiah atau psikologis di balik fenomena ini? Memahami pengalaman waktu yang berbeda-beda ini dapat mengungkap bagaimana otak kita memproses waktu sesuai dengan konteks aktivitas yang sedang kita lakukan.
ADVERTISEMENT
Dalam artikel ini, kita akan menggali faktor-faktor yang memengaruhi persepsi waktu dan mengapa momen santai sering kali terasa berlalu begitu cepat, meski sebenarnya waktu tetap bergerak dengan cara yang sama.
Persepsi Otak terhadap Waktu: Fokus dan Kebosanan
Dr. Michael Shadlen, seorang ahli saraf dari Columbia University, menjelaskan bahwa persepsi otak terhadap waktu sangat bergantung pada prediksi atau perkiraan kita tentang apa yang akan terjadi. Otak kita memiliki kemampuan untuk memprediksi kejadian-kejadian yang akan datang, bahkan sebelum peristiwa tersebut terjadi. Ketika kita sangat fokus pada suatu aktivitas, otak kita cenderung untuk memproses banyak hal sekaligus dan melihat gambaran keseluruhan, yang membuat waktu terasa berlalu lebih cepat. Sebaliknya, ketika kita merasa bosan, perhatian kita lebih terfokus pada hal-hal yang kecil dan dekat, seperti menunggu kalimat selesai, yang justru membuat waktu terasa berjalan lebih lambat.
ADVERTISEMENT
Fenomena Neuronal: Kelelahan dan Adaptasi
Dalam perspektif biopsikologi, fenomena ini terkait dengan aktivitas neuron di otak, khususnya di area yang dikenal sebagai supramarginal gyrus. Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh ilmuwan David M. Eagleman dan Noah D. Goodman dari University of California, Berkeley, menunjukkan bahwa neuron-neuron yang bertanggung jawab untuk merasakan waktu dapat mengalami kelelahan setelah terpapar rangsangan yang sama dalam waktu lama. Hal ini memengaruhi cara kita merasakan waktu.
Penemuan ini dibuktikan melalui eksperimen yang dilakukan untuk mempelajari bagaimana perhatian dan kelelahan memengaruhi persepsi waktu. Dalam eksperimen tersebut, peserta diminta untuk melihat gambar atau objek yang berulang (seperti lingkaran abu-abu) dalam periode waktu tertentu. Seiring berjalannya waktu dan berulangnya rangsangan tersebut, neuron-neuron mereka menjadi 'lelah' akibat kebosanan atau kurangnya variasi dalam rangsangan. Efek ini disebut adaptasi neuron atau habituasi, di mana respons otak terhadap rangsangan yang sama menjadi semakin lemah seiring waktu.
ADVERTISEMENT
Jaringan Neuron dan Persepsi Waktu
David Eagleman juga menambahkan bahwa sel-sel otak saling mengaktifkan dan membentuk jaringan saat kita melakukan suatu aktivitas. Semakin cepat jalur neuron terbentuk, semakin cepat kita merasakan waktu. Uji coba ini juga diterapkan pada hewan pengerat untuk melihat bagaimana otak mereka merespons rangsangan dan bagaimana persepsi waktu dipengaruhi oleh aktivitas tersebut.
Dopamin dan Pengaruhnya terhadap Persepsi Waktu
Dopamin, sebuah neurotransmitter yang berperan dalam mengatur berbagai aspek kehidupan kita, seperti perasaan senang atau puas, juga berpengaruh besar terhadap persepsi waktu. Ketika kita terlibat dalam kegiatan yang menyenangkan atau memicu rasa antisipasi, misalnya bermain permainan atau menantikan acara yang seru, otak kita akan melepaskan dopamin. Kadar dopamin yang tinggi membuat kita merasa lebih terlibat dan meningkatkan efisiensi otak dalam memproses rangsangan yang terjadi. Hal ini menyebabkan kita merasa waktu berlalu lebih cepat, seperti saat menonton film atau bermain video game, di mana kita sering tidak menyadari berapa banyak waktu yang telah berlalu karena kita sangat fokus pada aktivitas tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun, efek dopamin ini juga berlaku sebaliknya. Saat kita berada dalam situasi penuh ketidakpastian atau menunggu sesuatu yang mengkhawatirkan, misalnya menunggu hasil ujian atau menunggu seseorang, dopamin memperburuk rasa ketidakpastian ini. Otak kita akan merasa bahwa durasi waktu yang harus dijalani terasa lebih panjang dan lebih berat. Ini terjadi karena dopamin memperkuat rasa kecemasan, membuat waktu terasa berjalan lebih lambat.
Kesimpulan
Fenomena waktu yang terasa berlalu cepat saat kita bersantai atau terlibat dalam aktivitas yang menyenangkan sebenarnya merupakan hasil dari bagaimana otak kita memproses informasi dan mempersepsikan waktu. Fokus yang tinggi, kebosanan, kelelahan neuron, serta peran dopamin dalam mengatur rasa senang dan antisipasi adalah beberapa faktor yang memengaruhi persepsi kita terhadap waktu.
ADVERTISEMENT
Dengan memahami faktor-faktor tersebut, kita dapat lebih menghargai bagaimana persepsi waktu kita dipengaruhi oleh berbagai kondisi internal dan eksternal. Fenomena ini juga memberikan wawasan lebih dalam tentang bagaimana otak manusia bekerja, baik dalam memprediksi kejadian maupun dalam merespons rangsangan yang dihadapi. Pada akhirnya, meskipun waktu terus bergerak dengan cara yang sama, cara kita merasakannya sangat dipengaruhi oleh aktivitas mental dan emosional yang sedang kita alami.