Konten dari Pengguna

Mudik Politik dan Pilkada

Izzul Muslimin
Ketua Imum PP Pemuda Muhammadiyah 2006-2010, Anggota Komisi Penyiaran Indonesia 2007-2010
27 Juni 2018 13:56 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Izzul Muslimin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pemilu. (Foto: Sabryna Putri Muviola/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pemilu. (Foto: Sabryna Putri Muviola/kumparan)
ADVERTISEMENT
Hari ini, Pilkada 2018 dilaksanakan. Ternyata, belum ada hasil survei yang mengkonfirmasi sikap pemilih pascalebaran 15 Juni 2018. Ada banyak kemungkinan yang akan sangat berpengaruh antara survei sebelum dan sesudah lebaran. Hasil survei sebelum lebaran bisa jadi akan berbeda dengan hasil setelah lebaran, sehingga kemungkinan besar ada kejutan-kejutan yang terjadi.
ADVERTISEMENT
Mengapa demikian?
1. Mudik lebaran kali ini adalah mudik politik.
Google Doodle Mudik 2018 (Foto: Google)
zoom-in-whitePerbesar
Google Doodle Mudik 2018 (Foto: Google)
Banyak sekali isu yang berkembang soal mudik lebaran tahun ini yang terkait dengan politik, seperti soal pembangunan jalan tol, soal macet, THR, dan masih banyak isu lain yang muncul menjelang lebaran. Setidaknya, isu-isu tersebut akan sangat banyak memengaruhi para pemudik, khususnya yang berasal dari DKI Jakarta dan sekitarnya. Kepulangan mereka ke kampung halaman, selain membawa oleh-oleh lebaran, juga membawa cerita soal kesuksesan atau kesusahan, dan sangat mungkin juga membawa oleh-oleh cerita politik.
Meskipun Pilkada bukan Pilpres yang masih digelar setahun lagi, tetapi tidak bisa dimungkiri bahwa pengaruh Pilpres terhadap Pilkada tahun 2018 ini sangatlah kuat. Kepuasan maupun kekecewaan terhadap pemerintah Presiden Jokowi sangat berpengaruh terhadap Pilkada. Calon pasangan Gubernur atau Bupati/Walikota yang dipilih akan dikaitkan dengan dukungan terhadap Pemerintahan Jokowi.
ADVERTISEMENT
2. Secara sosiologis, mereka yang merantau cenderung dianggap lebih mengetahui informasi ataupun wawasan.
Meskipun di era medsos saat ini semakin memperkecil kesenjangan informasi antara kota dan desa, tetapi tetap ada kecenderungan bahwa mereka yang tinggal di kota ataupun di ibu kota dianggap lebih mengetahui masalah dan isu politik.
Akibatnya, para pemudik akan menjadi narasumber yang setidaknya bisa menjadi referensi para pemilih di daerah, khususnya yang tinggal di pedesaan. Meskipun para pemudik sebagian tidak ikut memilih di Pilkada, tetapi sikap dan pandangan mereka akan berpengaruh bagi para pemilih.
3. Tingkat kepuasan pemudik terhadap pemerintah Jokowi dapat disebabkan oleh kepuasan atas kondisi ekonomi dan sosial yang mereka rasakan selama masa pemerintahan Jokowi, dari 2014 hingga 2018.
Jokowi di acara buka bersama di DPD Golkar. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi di acara buka bersama di DPD Golkar. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Jika mereka merasa kehidupan ekonomi dan sosial mereka membaik, maka ada kemungkinan mereka akan memberikan sikap positif terhadap pemerintahan Jokowi. Sebaliknya, jika kondisi sosial ekonomi mereka memburuk selama masa pemerintahan Jokowi, maka mereka juga akan memberi penilaian negatif atas pemerintahan Jokowi.
ADVERTISEMENT
Perjalanan mudik 2018 sebenarnya tidak berpengaruh signifikan atas penilaian pemudik terhadap Pemerintahan Jokowi. Meskipun mungkin ada penilaian bahwa mudik tahun 2018 ini dinilai lebih baik daripada mudik tahun-tahun sebelumnya, bukan berarti mereka yang sudah punya persepsi negatif atas pemerintahan Jokowi akan berubah sikap karena hal tersebut.
4. Mengingat Pilkada 2018 dianggap menjadi barometer Pilpres 2019, partai politik saat ini berusaha keras untuk bisa memenangkan masing-masing calonnya dalam Pilkada 2018.
Ilustrasi Politik (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Politik (Foto: Pixabay)
Faktor figur cagub dan cabup tidak menjadi faktor utama kemenangan dalam Pilkada kali ini, meskipun tetap menjadi faktor yang signifikan. Bisa jadi calon yang sebenarnya dianggap bagus oleh pemilih, tetapi diusung oleh parpol yang bukan pendukung capres pilihan pemilih, ada kemungkinan tidak akan dipilih. Tentu ini sebenarnya disayangkan. Namun, itulah resiko ketika Pilkada saat ini sangat dibayang-bayangi oleh Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
Dengan empat faktor di atas maka banyak hal yang memang belum bisa diprediksi dalam Pilkada kali ini. Bisa jadi akan banyak hal yang membuat kita terkejut dan keheranan. Siap-siap saja! Wallahu alam.