Ujian 'Sari Konde' untuk Indonesia

Izzul Muslimin
Ketua Imum PP Pemuda Muhammadiyah 2006-2010, Anggota Komisi Penyiaran Indonesia 2007-2010
Konten dari Pengguna
3 April 2018 19:49 WIB
Tulisan dari Izzul Muslimin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Puisi Sukmawati di pagelaran Anne Avantie. (Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Puisi Sukmawati di pagelaran Anne Avantie. (Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pertandingan selalu memunculkan kejutan, sesuatu yang tak terduga. Pemilu 2019 yang sudah sangat dekat akhirnya akan diwarnai dengan berbagai persoalan yang kadang di luar prediksi. Isu sara yang sebenarnya selalu berusaha kita hindari akhirnya muncul juga.
ADVERTISEMENT
Puisi Ibu Indonesia yang dibacakan oleh Sukmawati, adik Megawati Soekarnoputri memunculkan kontroversi dan kecaman. Persoalan memang bukan hanya sekedar bagaimana menyikapi puisi itu, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana mengatasi damage dari puisi yang dibacakan tersebut.
Sudah dipastikan ada warga masyarakat yang melaporkan Sukmawati ke polisi sebagai bentuk ketidak terimaan atas penghinaan agama. Mungkin tidak semua orang setuju jalan itu, tetapi tidak juga ada larangan ketika ada pihak yang menempuh jalur hukum tersebut.
Mungkin juga ada pihak yang telah mulai menggalang aksi untuk melakukan demonstrasi besar-besaran atas nama kecintaan kepada agamanya yang merasa terhina dan sekali lagi tidak ada alasan bagi yang tidak setuju untuk melarangnya.
Masalah sari konde ini sudah bisa dipastikan akan menjadi isu politik yang akan dikaitkan dengan Pilkada atau bahkan Pemilu 2019 nanti yang akan memilih DPR, DPRD, DPD, dan Presiden.
Agama dan Politik (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Agama dan Politik (Foto: Pixabay)
Jika kasus ini dibawa ke masalah hukum maka setidaknya butuh waktu beberapa bulan untuk memprosesnya yang waktunya akan berbarengan dengan Pilkada serentak dan masa pengusulan Capres-Cawapres. Saya sudah bisa membayangkan keriuhan dan keributan yang bakal terjadi. Dan semua tergantung dari bagaimana sikap pemerintah, aparat hukum dan kepolisian meresponnya.
ADVERTISEMENT
Ketika pihak pemerintah, aparat hukum dan kepolisian bisa melakukan pengatasan masalah ini dengan baik, maka sesungguhnya itu menjadi entri point positif bagi Jokowi sebagai petahana yang akan maju kembali di periode kedua. Sebaliknya jika pemerintah gagal merespon dengan baik dan malah membuat keputusan dan kebijakan yang blunder, maka ini menjadi triger bagi rakyat untuk tidak lagi memilih Jokowi.
Tapi sesungguhnya ada persoalan yang lebih krusial dari hanya sekadar soal terpilih tidaknya Jokowi kembali. Yang justru lebih penting adalah apakah sebagai bangsa kita bisa melewati masalah sari konde ini dengan lebih bijaksana atau tidak, di saat suhu politik justru sedang panas-panasnya.
Yang saya khawatirkan adalah persoalan sari konde ini bisa menjadi sumber perpecahan antaranak bangsa. Ini semua terjadi jika para elite politik kita tidak memiliki kebesaran jiwa dan hanya mementingkan nafsu kekuasaan semata.
ADVERTISEMENT
Maukah para elite politik menahan diri untuk sebuah keutuhan bangsa? Maukah para elite politik kita berkorban demi persatuan dan kesatuan Indonesia? Atau yang lebih penting lagi, maukah para elite kita mendahulukan kepentingan bangsa di atas kepentingan kekuasaan, atau lebih spesifik lagi bahkan untuk jabatan kepresidenan?
Saya masih tidak terlalu yakin itu ada, tapi saya masih berharap itu tetap ada. Semoga.