Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.3
Konten dari Pengguna
Generasi Z dan Politik : Antara Aktivisme dan Apatisme di Dunia Nyata
16 Maret 2025 11:01 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari A Sidaqul Wafa Alkafabi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di era digital ini, generasi Z menjadi aktor utama dalam berbagai gerakan sosial dan politik. Dengan akses tak terbatas ke informasi dan media sosial, mereka mampu menyebarkan kesadaran politik lebih cepat dibanding generasi sebelumnya. Namun, muncul pertanyaan besar: apakah aktivisme digital ini cukup efektif, atau hanya sebatas ilusi keterlibatan tanpa aksi nyata?
ADVERTISEMENT
Aktivisme Digital: Kekuatan dan Kelemahannya
Media sosial telah menjadi panggung utama bagi generasi Z dalam mengekspresikan pandangan politiknya. Gerakan seperti #ReformasiDikorupsi di Indonesia atau Black Lives Matter di Amerika Serikat menunjukkan betapa besar dampak yang bisa dihasilkan oleh kampanye digital. Media sosial memungkinkan informasi tersebar luas, memobilisasi massa, dan memberi tekanan kepada pemerintah atau institusi terkait.
Namun, di sisi lain, aktivisme digital juga memiliki kelemahan. Fenomena slacktivism atau aktivisme malas menjadi tantangan besar, banyak orang merasa telah berpartisipasi dalam perubahan hanya dengan membagikan sebuah unggahan tanpa tindakan lebih lanjut. Selain itu, bias informasi dan manipulasi opini publik di media sosial sering kali membuat gerakan ini mudah dieksploitasi oleh kelompok tertentu.
ADVERTISEMENT
Mengapa Generasi Z Enggan Berpartisipasi dalam Politik Nyata?
Meskipun aktif di media sosial, partisipasi generasi Z dalam politik formal masih rendah. Beberapa alasan utama adalah:
Studi Kasus: Aktivisme Digital yang Berdampak Nyata
Beberapa gerakan membuktikan bahwa aktivisme digital dapat memiliki dampak nyata jika dikombinasikan dengan aksi langsung:
ADVERTISEMENT
Transformasi Aktivisme Digital ke Aksi Nyata
Agar tidak hanya terjebak dalam ilusi aktivisme digital, generasi Z perlu mengambil langkah nyata:
Kesimpulan
Generasi Z memiliki potensi besar untuk membawa perubahan dalam dunia politik. Namun, tantangan utama adalah bagaimana menjembatani kesenjangan
antara aktivisme digital dan partisipasi politik nyata. Studi kasus menunjukkan bahwa gerakan digital bisa berdampak nyata jika diiringi aksi konkret. Kini, pilihan ada di tangan generasi Z: apakah mereka siap menjadi motor perubahan atau tetap terjebak dalam ilusi aktivisme digital?.
ADVERTISEMENT
Bursa Efek Indonesia (BEI) membekukan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS). Hal ini dipicu oleh penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 5,02% ke 6.146.