Konten dari Pengguna

Foto: Mendaki Keindahan Gunung Papandayan

Jamal Mahfudz
Publisher & Creator
19 Mei 2020 23:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jamal Mahfudz tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Para pendaki berfoto bersama di Camp David sebelum mendaki Gunung Papandayan  (Foto: Jamal Mahfudz)
zoom-in-whitePerbesar
Para pendaki berfoto bersama di Camp David sebelum mendaki Gunung Papandayan (Foto: Jamal Mahfudz)
Tiba di Camp David, masih pagi hari, cuaca terasa dingin. Embusannya menembus pori-pori kulit meski dilapisi jaket tebal. Sekitar 70 peserta, yang terdiri dari belasan keluarga, bersiap-siap memulai pendakian ke Gunung Papandayan.
ADVERTISEMENT
Camp David ini adalah satu area luas yang berada di kaki Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat. Namanya memang keren, bak nama tempat peristirahatan Presiden Amerika Serikat, yakni Camp David, yang berada di Taman Catoctin Maryland, di luar Washington DC.
Sebelum pendakian, para pendaki yang berjumlah sekitar 70 orang yang terdiri dari beberapa keluarga, di-briefing terlebih dahulu. Karena, meski pendakian ke Gunung Papandayan ini agak mudah dan tak memerlukan waktu lama, tetaplah harus hati-hati dan tidak sembarang mendaki.
Persiapan pendakian di area Camp David (Foto: Jamal Mahfudz)
Jalur Bebatuan
Gunung Papandayan setinggi 2.665 mdpl (di atas permukaan laut) memang asyik didaki dan memang pas untuk pendaki pemula. Karena gunung ini tidaklah begitu tinggi, dan juga jalur pendakiannya tidaklah terlalu curam.
ADVERTISEMENT
Papandayan memiliki beberapa kawah, ada Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah Nangklak dan Kawah Manuk. Maka, tak heran saat trekking memasuki area kawah bebatuan, tercium bau belerang.
Mendaki dengan jalur bebatuan yang menanjak (Foto: Jamal Mahfudz)
Jalur pendakian terus menanjak, dan sebagian besar Gunung Papandayan diselimuti bebatuan. Panorama kawah yang mengeluarkan asap menjadi pemadangan yang asyik selama menempuh jalur kawah.
Menikmati pendakian Gunung Papandayan (Foto: Jamal Mahfudz)
Anak-anak tengah mendaki (Foto: Jamal Mahfudz)
Melintasi jalur kawah (Foto: Jamal Mahfudz)
Pondok Saladah
Pendakian menuju Pondok Saladah, area biasa para pendaki untuk nge-camp, jalur sudah mulai melewati vegetasi hutan yang tak terlalu lebat. Turun dan naik beberapa tanjakan, tiba di Lawang Angin. Ini area trekking landai yang asyik dilewati dengan pemandangan yang indah.
Setelah melawati Lawang Angin dan area kemping Gubber Hood, Sampailah peserta di Pondok Saladah. Di area tempat berkemah ini cukup luas dan bisa memuat ratusan tenda. Pondok Saladah banyak ditumbuhi tumbuhan edelweis yang indah berwarna putih kekuningan.
ADVERTISEMENT
Beristirahat di tengah vegetasi hutan menuju Pondok Saladah (Foto: Jamal Mahfudz)
Menyusuri pepohonan cantigi (Foto: Jamal Mahfudz)
Membuka tenda di Pondok Saladah merupakan pilihan yang asyik, kerena lokasi ini berdekatan dengan area Hutan Mati. Udara terasa begitu dingin saat malam hari, meski sudah berselimutkan sleeping bag di dalam tenda. Sesekali terdengar suara babi hutan di malam hari.
Beristirahat di dalam tenda (Foto: Jamal Mahfudz)
Berfoto bersama di Pondok Saladah (Foto: Jamal Mahfudz)
Pagi hari melanjutkan pendakian ke kawasan Hutan Mati yang memerlukan waktu sekitar 10-an menit dari Pondok Saladah. Jalur teramat landai dan melewai banyak pepohonan edelweis. Sepanjang jalur akan ditemukan pipa-pipa untuk saluran mata air gunung.
Menikmati panorama Hutan Mati di pagi hari, terasa indah. Langit masih memerah dan spot pemandangan begitu menakjubkan. Pemandangan kota Garut dari kejahuan tampak begitu mempesona, apalagi terasa hangatnya matahari terbit di atas Hutan Mati.
ADVERTISEMENT
Pagi hari di Hutan Mati (Foto: Jamal Mahfudz)
Menuruni bukit bebatuan Hutan Mati (Foto: Jamal Mahfudz)
Berjalan di bibir bukit Hutan mati (Foto: Jamal Mahfudz)