Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten dari Pengguna
Pelatihan Peningkatan Keterampilan Berbahasa Jepang Kepada Calon Kaigoshi
4 November 2024 11:33 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Loedhfi Atthariq tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan pelatihan serta pembinaan di kegiatan Pengabdian Masyarakat yang bertajuk “Peningkatan Keterampilan Tambahan Mahasiswa melalui Uji Coba Modul Bahasa Jepang Keperawatan untuk Calon Perawat dan Careworker.” Kegiatan tersebut berlangsung pada Jumat (25/10/2024) di STIKes Ngudia Husada Madura, Bangkalan, Madura.
ADVERTISEMENT
Kegiatan pengmas kali ini bertujuan untuk memberikan pelatihan dasar kepada mahasiswa STIKes serta meningkatkan kompetensi dan daya saing para calon tenaga kerja dari STIKes Ngudia Husada di pasar internasional. Dihadiri oleh lebih dari 100 mahasiswa STIKes Ngudia Husada, sebagian besar diantaranya berasal dari jurusan keperawatan yang penasaran dan berminat minat untuk bekerja sebagai caregiver di luar negeri, terutama di Jepang.
Sambutan dan Harapan Kerjasama
Dr. M. Hasinuddin, S. Kep., NS., M. Kep. Selaku Ketua STIKes Ngudia Husada Madura menyambut hangat kehadiran tim pengmas UNAIR dan berharap kerjasama ini dapat mempererat ikatan antara Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang UNAIR dan STIKes Ngudia Husada. “Semoga tim pengmas tidak pernah bosan dalam mendidik mahasiswa-mahasiswi STIKes Ngudia Husada Madura,” harap beliau.
ADVERTISEMENT
Nunuk Endah Srimulyani, S.S., M.A., Ph.D selaku Ketua Departemen Bahasa dan Sastra Jepang FIB UNAIR sekaligus ketua tim pengmas menyampaikan dalam sambutan pembukaannya, bahwa kegiatan kali ini diselenggarakan untuk membekali para mahasiswa STIKes Ngudia Husada Madura yang memiliki minat berkarir di Jepang sebagai caregiver. Pelatihan ini memberikan materi mengenai penggunaan bahasa Jepang sehari-hari, khususnya yang digunakan dalam bidang keperawatan dan istilah-istilah medis yang berkaitan. “Semoga kegiatan ini bisa semakin memperkuat niat teman-teman untuk belajar bahasa Jepang,” ujarnya.
Untuk mempersiapkan mahasiswa STIKes Ngudia Husada Madura dalam meniti karir di Jepang, tim pengmas UNAIR telah menyiapkan beberapa materi yang akan disampaikan. Tidak hanya itu, tim pengajar juga menyediakan modul pembelajaran bahasa Jepang keperawatan bagi pemula dan membuka kelas daring berupa akun belajar mandiri melalui portal UNAIR Hebat bagi mahasiswa STIKes yang benar-benar berminat belajar bahasa Jepang. Tujuannya adalah agar mahasiswa STIKes tersebut dapat menguasai bahasa Jepang dengan baik dan belajar secara sungguh-sungguh dengan dapat menyesuaikan waktu belajar berbahasa Jepang mereka.
ADVERTISEMENT
Pelatihan oleh Tim Pengmas ini berlangsung dari pukul 08.00 hingga 11.00 dan dibagi menjadi dua sesi, yaitu penyampaian materi serta sesi tanya jawab. Dipandu oleh Nunuk-sensei, acara tersebut menghadirkan tiga pemateri utama untuk memberikan pelatihan bahasa Jepang yang sesuai dengan kebutuhan di bidang keperawatan.
Budaya Salam dan Etika Perkenalan
Dalam materi pertama yang disampaikan oleh Nabila Vina Fairuzzahra, S.Hum., M.Si., selaku Dosen Bahasa dan Sastra Jepang FIB UNAIR membahas budaya salam dan sapaan dalam bahasa Jepang. Di awal sesi, beliau menjelaskan berbagai sapaan yang digunakan saat bertemu orang Jepang serta cara memperkenalkan diri dengan baik sesuai budaya Jepang, disertai praktik secara langsung. Beliau juga memaparkan etika dan perilaku orang Jepang ketika bertemu dengan orang lain. Selama penyampaian materi, beliau berbagi pengalaman pribadinya dalam belajar bahasa Jepang dan mendorong mahasiswa STIKes untuk berpartisipasi aktif melalui tanya jawab dan praktik langsung.
ADVERTISEMENT
Angka dan Waktu dalam Bahasa Jepang
Materi kedua, yang dibawakan oleh Dhaniswari Ananta Ayu, S.Hum., M.Hum., selaku Dosen Bahasa dan Sastra Jepang FIB UNAIR membahas angka dan waktu dalam bahasa Jepang. Beliau menyampaikan materinya dengan metode serupa seperti pada materi pertama, termasuk demonstrasi langsung bersama mahasiswa STIKes. Dhaniswari juga menambahkan bahwa mempelajari bahasa Jepang atau bahasa asing lainnya memang membutuhkan waktu, kesabaran, dan minat yang kuat. Namun, belajar bahasa Jepang bisa menjadi menyenangkan, misalnya dengan memanfaatkan media Jepang, baik berupa media pop, drama, atau sastra. “Selama belajar dilakukan dengan senang hati dan kesungguhan, pasti akan ada manfaatnya,” ujarnya.
Peluang Kerja di Pasar Global
Rachmad Ariyanto Mulyani, S.Hum., selaku pendiri Rumah Kami Akademi sekaligus menjadi ketiga atau terakhir dalam kegiatan pengmas ini, memulai sesi dengan topik “Kemudahan Tenaga Kerja Indonesia di Pasar Global.” Beliau melanjutkan dengan membagikan pengalamannya selama bekerja di Jepang dan menjelaskan bagaimana ia dapat menghadapi dan beradaptasi dengan perbedaan budaya antara Indonesia dan Jepang. “Di Jepang, kalian diharapkan untuk bekerja secara maksimal. Kita harus bisa terbiasa dengan hal ini. Namun, jika kita ambil hikmahnya, orang Jepang memiliki budaya kerja yang sangat profesional,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Pada sesi terakhir, Rachmad menjawab berbagai pertanyaan dari mahasiswa STIKes mengenai peluang kerja di Jepang. Nunuk juga turut menjawab beberapa pertanyaan serta memberikan pesan kepada mahasiswa-mahasiswi STIKes Ngudia Husada Madura. Beliau menyampaikan bahwa asalkan memiliki niat dan usaha yang sungguh sungguh, maka segala urusan tidak akan berbuah busuk. “Teman-teman mahasiswa sekalian tidak perlu khawatir, kami dari FIB UNAIR dan STIKes akan selalu mendukung kalian selama bekerja di sana nanti,” tutupnya.