Konten dari Pengguna

Keindahan Tebing Breksi Terancam, Mampukah Program Pengelolaan Menyelamatkan?

Jacinta Novianti
Mahasiswa S1jurusan Pariwisata Universitas Gadjah Mada angkatan 2023
25 Juni 2024 8:18 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jacinta Novianti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumen pribadi : Jacinta Novianti
zoom-in-whitePerbesar
Dokumen pribadi : Jacinta Novianti
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Destinasi wisata Tebing Breksi Merupakan tempat wisata yang berada di kawasan yang strategis serta dikelilingi oleh candi seperti di sebelah utara Candi Prambanan dan berdekatan dengan Candi Ijo. Dahulu kawasan ini merupakan bekas penambangan batu alam oleh masyarakat sejak tahun 1980-an yang mengalami perubahan bentuk pemanfaatan potensi yaitu dari lahan pertambangan menjadi objek wisata alam.
ADVERTISEMENT
Awal Mula Tebing Breksi
Tebing Breksi terletak di Desa Lengkong, RT.02/RW.17, Sambirejo, Kec. Prambanan, Kab. Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebelumnya, Tebing Breksi merupakan lokasi penambangan batuan alam yang dilakukan oleh masyarakat sekitar. Berdasarkan hasil penelitian Beberapa mahasiswa dari UGM, UPN, dan ITB menemukan bahwa kawasan tersebut adalah endapan vulkanis dari Gunung Nglanggeran. Lalu pada tanggal 2 Oktober 2014, Kepala Badan Geologi menetapkan Tebing Breksi sebagai Geoheritage yang perlu dilindungi.
Pada 30 Mei 2015, Sri Sultan HB X mengunjungi Tebing Breksi dan menetapkannya sebagai "Destinasi Wisata Minat Khusus dan Bumi Perkemahan". Keputusan ini didukung oleh pemerintah daerah setempat, dengan harapan bahwa Tebing Breksi akan menjadi destinasi wisata unggulan yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
Pengelola Tebing Breksi
Saat ini Tebing Breksi dikelola oleh pemuda dan masyarakat yang bernama Lowo Ijo. Nama Lowo Ijo sendiri memiliki arti sendiri. Kata “Ijo” diambil berdasarkan lokasi obyek wisata ini yang berada di perbukitan Gunung Ijo. Kemudian adapun arti kata “Lowo” yaitu kelelawar memiliki makna adanya semangat kebersamaan dan kelincahan pemuda dan masyarakat dalam bergerak. Nama Lowo Ijo sendiri mencerminkan semangat kebersamaan dan kelincahan mereka dalam mengembangkan wisata di kawasan perbukitan Gunung Ijo ini. Kreativitas masyarakat mengubah bekas tambang menjadi objek wisata estetis. Selain membantu mengelola objek wisata ini, masyarakat sekitar juga mencoba untuk berjualan kuliner khas daerah tersebut seperti sayur lodeh dan gudeg.
Dokumen Pribadi :Jacinta Novianti
Tebing Breksi terancam?
Dengan diubahnya area bekas pertambangan menjadi objek wisata memberikan dampak negatif maupun dampak positif terhadap ekonomi, sosial dan dampak lingkungan. Terdapat juga beberapa permasalahan yang muncul akibat dari adanya pariwisata. Permasalahan tersebut meliputi pertambangan yang masih dilakukan oleh sekelompok masyarakat meskipun Tebing Breksi ini sudah ditetapkan menjadi objek wisata. Selain itu adanya juga kelangkaan air di tebing breksi yang merupakan bekas area pertambangan dan berada di dataran tinggi yang membuat akses terhadap air menjadi salah satu permasalahan serius yang dihadapi oleh pengelola serta kebersihan kolam penampungan yang menjadi salah satu solusi yang dilakukan oleh pengelola untuk pengairan tanaman. Tumbuhnya jamur yang ada di batuan dinding Tebing Breksi yang berdampak pada warna tebing yang berubah menjadi hitam dan mempercepat proses pelapukan batu dan berpotensi membahayakan pengunjung ditambah dengan kualitas udara yang ada di area Tebing Breksi membuat pengunjung merasa terganggu dan yang paling sering terjadi di beberapa daerah wisata yaitu kurangnya kesadaran pengunjung terhadap kebersihan karena masih terdapat banyak sekali sampah berserakan yang dapat dengan mudah di lihat di area wisata Tebing Breksi ini.
ADVERTISEMENT
Program pengelola menyelamatkan?
Dengan adanya permasalahan-permasalahan yang ada di Tebing Breksi tersebut tentu saja pengelola juga mempunyai solusi yaitu dengan mengumpulkan sampah-sampah dan dikumpulkan di bank sampah yang sudah dikelola oleh pengelola tersebut. Selain itu, pengelola juga mengolah sampah organik untuk dijadikan menjadi kompos yang dapat digunakan untuk pupuk tanaman yang ada di Tebing Breksi serta menggunakannya sebagai makanan maggot dan mengelola sampah sampah plastik dengan menggunakan alat penghancur yang nantinya dapat dijual lagi dengan harga yang lebih tinggi. Semua upaya ini bertujuan untuk menjaga keindahan dan kelestarian Tebing Breksi.
Namun terdapat tantangan utama dalam menjaga kelestarian Tebing Breksi yakni untuk meningkatkan kesadaran pengunjung terhadap kebersihan dan mendorong partisipasi mereka dalam menjaga kelestarian Tebing Breksi. Keberhasilan program pengelolaan akan bergantung pada kerjasama antara pengelola, masyarakat, dan pengunjung dalam menjaga kebersihan dan kelestarian Tebing Breksi.
ADVERTISEMENT
Penulis : Jacinta Novianti, Alsandy Yanuar, Atika Alyanuha, Amira Rizki, Retno Savitri dan Clariza Vidia