Konten dari Pengguna

Strategi Geopolitik Indonesia di Indo-Pasifik: Menjaga Stabilitas dan Kedaulatan

Jacob Junian Endiartia
Jacob Junian Endiartia adalah analis kebijakan publik yang pernah bekerja di Lemhannas RI, dan sekarang berkarier di Setjen DPR RI. Keahliannya adalah analisis strategis terkait kebijakan publik.
16 Januari 2025 10:55 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jacob Junian Endiartia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Strategi Geopolitik Indonesia di Indo-Pasifik: Menjaga Stabilitas dan Kedaulatan
zoom-in-whitePerbesar
Strategi Geopolitik Indonesia di Indo-Pasifik: Menjaga Stabilitas dan Kedaulatan
ADVERTISEMENT
Indo-Pasifik telah menjadi medan strategis yang mendominasi perhatian dunia, dengan berbagai kekuatan besar berlomba untuk memperkuat pengaruh mereka di kawasan ini. Dalam konteks ini, Indonesia memiliki peran unik sebagai negara kepulauan terbesar yang terletak di jantung kawasan, mengendalikan jalur pelayaran internasional vital seperti Selat Malaka, Selat Sunda, dan Selat Lombok. Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memiliki cita-cita untuk memperkokoh posisi Indonesia di tengah dinamika geopolitik ini.
ADVERTISEMENT
Dengan semangat membangun "Indonesia Emas 2045," Prabowo dan Gibran menegaskan pentingnya diplomasi bebas-aktif, penguatan sistem pertahanan nasional, dan pembangunan berbasis ekonomi maritim. Namun, untuk mewujudkan agenda ini, diperlukan strategi yang selaras dengan tantangan nyata di Indo-Pasifik, sebagaimana diuraikan dalam konsep geopolitik dan teori hedging yang telah menjadi ciri khas kebijakan luar negeri Indonesia.

Mewujudkan Kepemimpinan Strategis Indonesia di Indo-Pasifik

Kawasan Indo-Pasifik menghadirkan tantangan sekaligus peluang yang harus dihadapi dengan strategi komprehensif. Rivalitas kekuatan besar, seperti Amerika Serikat dan Tiongkok, serta isu sengketa Laut Tiongkok Selatan, perubahan iklim, dan ancaman keamanan non-tradisional, menjadi bagian dari kompleksitas kawasan ini. Di sisi lain, Indo-Pasifik juga menawarkan potensi besar untuk Indonesia dalam pengelolaan ekonomi maritim, energi terbarukan, dan peran strategis sebagai pemimpin regional.
ADVERTISEMENT
Sebagai negara yang mengedepankan kebijakan luar negeri bebas-aktif, Indonesia memiliki kesempatan untuk menjaga keseimbangan antara kekuatan besar melalui strategi hedging. Dengan pendekatan ini, Indonesia dapat memanfaatkan kerja sama ekonomi dari Tiongkok melalui Belt and Road Initiative (BRI) dan memperkuat kemitraan keamanan dengan Amerika Serikat melalui forum Indo-Pasifik seperti AUKUS dan Quad. Pendekatan smart diplomacy yang menjadi fokus Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran menekankan pentingnya diplomasi berbasis kepentingan nasional yang cerdas dan strategis. Termasuk di dalamnya adalah penegasan kedaulatan di Laut Natuna Utara, dukungan terhadap Palestina, serta penguatan posisi Indonesia dalam ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP).
Dalam bidang pertahanan, Prabowo dan Gibran memprioritaskan modernisasi Alat Utama Sistem Senjata (alutsista) dan pengembangan infrastruktur maritim yang strategis. Investasi dalam angkatan laut, termasuk peningkatan kapasitas pangkalan maritim dan penguatan logistik, menjadi bagian integral untuk menjaga kedaulatan wilayah. Selain itu, penguatan komando teritorial dan penambahan personel di wilayah perbatasan akan memastikan bahwa setiap ancaman terhadap integritas Indonesia dapat ditangani secara sigap.
ADVERTISEMENT
Diplomasi proaktif juga menjadi keharusan. Dalam peran sebagai middle power, Indonesia dapat memediasi sengketa di Laut Tiongkok Selatan dan memperkuat kerja sama multilateral dalam isu-isu global seperti keamanan energi dan perubahan iklim. Selain itu, kerja sama dengan negara-negara ASEAN perlu terus ditingkatkan untuk memperkuat solidaritas regional, terutama melalui inisiatif-inisiatif seperti AOIP yang menegaskan pentingnya inklusivitas dan tata aturan internasional di kawasan Indo-Pasifik.
Di sisi ekonomi, Prabowo dan Gibran juga mendorong pengembangan ekonomi hijau dan biru sebagai pilar kebijakan. Potensi maritim Indonesia dapat dimanfaatkan secara maksimal melalui inovasi teknologi di sektor perikanan, budidaya laut, dan energi terbarukan. Selain itu, proyek seperti digital farming diharapkan mampu meningkatkan produktivitas masyarakat pesisir, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan pendapatan daerah. Hal ini tidak hanya berdampak pada perekonomian lokal tetapi juga meningkatkan daya saing global Indonesia sebagai negara maritim.
ADVERTISEMENT
Untuk memastikan keberlanjutan sumber daya alam, Indonesia perlu memperketat pengawasan terhadap eksploitasi ilegal dan penegakan hukum yang lebih tegas. Kerja sama internasional dalam konservasi lingkungan juga menjadi bagian dari diplomasi Indonesia, memperkuat reputasi negara ini sebagai pemimpin global dalam perlindungan lingkungan. Misalnya, Indonesia dapat memimpin upaya regional untuk mengurangi polusi plastik di laut melalui program kerja sama dengan negara-negara tetangga. Program seperti "Gerakan Laut Bersih" dapat diintegrasikan dengan inisiatif regional untuk menanggulangi sampah laut secara berkelanjutan.
Keberlanjutan ekonomi maritim juga memerlukan infrastruktur yang memadai. Pelabuhan-pelabuhan utama perlu ditingkatkan kapasitasnya untuk mengakomodasi perdagangan internasional yang terus berkembang. Selain itu, modernisasi armada kapal nasional menjadi langkah strategis untuk memastikan daya saing di pasar global sekaligus memperkuat konektivitas antar pulau. Konektivitas ini tidak hanya penting untuk perdagangan tetapi juga untuk memastikan distribusi sumber daya dan barang ke wilayah-wilayah terpencil di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selain pembangunan infrastruktur, inovasi teknologi juga menjadi kunci. Investasi dalam teknologi maritim, seperti penggunaan sistem navigasi berbasis satelit dan kapal pintar, dapat meningkatkan efisiensi logistik sekaligus memperkuat daya saing maritim Indonesia di tingkat global. Di sisi lain, pengembangan tenaga kerja yang terampil di sektor maritim menjadi keharusan untuk mendukung modernisasi ini.
Melalui integrasi kebijakan ekonomi, pertahanan, dan diplomasi, Indonesia memiliki peluang besar untuk menegaskan perannya sebagai jangkar stabilitas di kawasan Indo-Pasifik. Dalam waktu yang bersamaan, Indonesia dapat membangun kapabilitas domestiknya untuk menghadapi ancaman dari dinamika global yang tidak menentu. Keberhasilan dalam mengelola dinamika ini akan memastikan keamanan nasional dan memperkuat posisi strategis Indonesia di pentas global.

Arah Baru Menuju Kepemimpinan di Indo-Pasifik

Keberhasilan Indonesia dalam menavigasi keamanan di Indo-Pasifik sangat bergantung pada kemampuan pemerintah untuk mengintegrasikan prinsip Wawasan Nusantara, strategi hedging, dan pendekatan realisme struktural. Pembangunan infrastruktur maritim yang modern dan kapabilitas angkatan laut yang memadai harus menjadi prioritas utama. Sementara itu, strategi hedging perlu dioptimalkan untuk menjaga keseimbangan kekuatan antara Amerika Serikat dan Tiongkok tanpa mengorbankan otonomi strategis Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks regional, Indonesia harus terus mempromosikan ASEAN Centrality melalui ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) untuk memastikan stabilitas dan kerja sama yang inklusif. Dengan mengintegrasikan agenda nasional Prabowo-Gibran yang menekankan smart diplomacy, penguatan pertahanan, dan pembangunan berbasis ekonomi hijau-biru, Indonesia dapat memperkuat posisinya sebagai kekuatan utama di kawasan.
Kini saatnya Indonesia melangkah lebih jauh dengan strategi yang berakar pada kemandirian nasional dan keadilan sosial, memastikan bahwa peran Indonesia sebagai jangkar stabilitas di Indo-Pasifik terus diperkuat.