Konten dari Pengguna

Masjid Raya Sumbar, Bukan Rumah Gadang Biasa

Jafar G Bua
book lover, coffee addict, culinary lover and hard worker
7 Februari 2018 20:59 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jafar G Bua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Masjid Raya Sumbar, Bukan Rumah Gadang Biasa
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Bila Jakarta, Ibu Kota Negara kita punya Masjid Istiqlal yang ikonik, maka Orang Padang juga punya Masjid Raya Sumatera Barat yang luar biasa. Empat sudut atapnya lancip. Ini bentuk atap bergonjong khas Rumah Gadang, rumah adat Minangkabau. Ini memang bukan rumah gadang biasa. Sungguh istimewa dan ikonik.
ADVERTISEMENT
Selain menampilkan ciri khas Rumah Gadang, ternyata atap melancip di keempat penjurunya, menampilkan bentuk bentangan kain ketika empat kabilah Suku Quraysi di Mekkah Almukarramah berbagi kehormatan memindahkan Hajarul Aswad dengan memegang masing-masing sudut kain. Itu atas saran manusia mulia, Muhammad Rasulullah SAW.
Konstruksi masjid terdiri dari tiga lantai. Ruang utama yang dipergunakan sebagai ruang salat terletak di lantai dua, terhubung dengan teras terbuka yang melandai ke jalan. 
Tempat imamnya dan mihrab berbentuk bulat telur.
Masjid Raya Sumbar, Bukan Rumah Gadang Biasa (1)
zoom-in-whitePerbesar
Kapasitasnya 5 - 6 ribu orang. Panjang bangunan tidak kurang 65 meter, lebar 65 meter dan tinggi 47 meter.Kompleks masjid ini menempati lahan seluas 40.343 meter persegi. Terletak di perempatan Jalan Khatib Sulaiman dan Jalan Ahmad Dahlan.
ADVERTISEMENT
Peletakan batu pertamanya dimulai pada 21 Desember 2007 saat Provinsi Sumatera Barat masih dipimpin Gamawan Fauzi sebelum menjadi Menteri Dalam Negeri zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. 
Arsiteknya adalah Rizal Muslimin, Dosen Arsitektur di Institut Teknologi Bandung dan Universitas Parahyangan. Dia peraih PhD dalam bidang design dan komputasi di Massachusetts Institute of Technology.
Masjid Raya Sumbar, Bukan Rumah Gadang Biasa (2)
zoom-in-whitePerbesar
Rabu, 7 Februari 2018 saya berkesempatan shalat Magrib di masjid megah ini. Merasakan lembutnya permadani pelapis ubinnya. Permadani tebal ini adalah sumbangan dari Pemerintah Turki kepada Panitia Pembangunan Masjid Raya Sumatera Barat pada 2014.
Saya ditemani John Neddy, Produser Lapangan CNN Indonesia di Padang. Ia dengan bangga memperlihatkan pada saya sudut-sudut arsitektural masjid ini.
"Kalau mau mengambil gambar bagusnya dari ujung jalan di dekat perempatan," kata dia menunjukkan titik perspektif paling bagus untuk berfoto.Ini memang menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Barat.
Masjid Raya Sumbar, Bukan Rumah Gadang Biasa (3)
zoom-in-whitePerbesar
Saat ini, pembangunannya terus dipacu. Butuh miliaran rupiah lagi untuk menyelesaikan seluruh bagian masjid ini. Bila suatu waktu berkunjung ke kota ini, sempatkanlah shalat di sini.***
ADVERTISEMENT