Konten dari Pengguna

Tahun Baru Islam dan Praktik-praktik Ritual Menurut Empat Mazhab”

Ryan deni syaputro
Mahasiswa Perbandingan Mazhab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2 Juli 2024 11:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ryan deni syaputro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.pexels.com/id-id/foto/malam-agama-kuil-memiringkan-20647670/
zoom-in-whitePerbesar
https://www.pexels.com/id-id/foto/malam-agama-kuil-memiringkan-20647670/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tahun Baru Islam, yang jatuh pada 1 Muharram, merupakan salah satu momen penting bagi umat Muslim di seluruh dunia. Selain menjadi waktu untuk refleksi dan introspeksi, tahun baru ini juga diisi dengan berbagai praktik ritual yang bervariasi sesuai dengan tradisi dan ajaran empat mazhab utama dalam Islam: Syafi’i, Hanafi, Maliki, dan Hanbali. Masing-masing mazhab memiliki pandangan dan praktik khas yang memberikan warna tersendiri dalam perayaan Tahun Baru Islam.
ADVERTISEMENT
Mazhab Syafi’i
Dalam Mazhab Syafi’i, Tahun Baru Islam sering diisi dengan amalan-amalan sunah yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Salah satu amalan yang sangat dianjurkan adalah puasa pada hari Asyura (10 Muharram) dan Tasu’a (9 Muharram). Puasa ini dianggap memiliki keutamaan besar, di antaranya adalah menghapus dosa-dosa kecil setahun yang lalu. Selain itu, di banyak komunitas yang mengikuti Mazhab Syafi’i, ada tradisi mengadakan majelis ilmu, pembacaan doa akhir dan awal tahun, serta memperbanyak zikir dan istighfar sebagai bentuk introspeksi dan permohonan ampunan.
Mazhab Hanafi
Mazhab Hanafi juga memberikan perhatian khusus pada hari-hari di bulan Muharram. Selain puasa Asyura, umat Muslim yang mengikuti Mazhab Hanafi seringkali memperingati Tahun Baru Islam dengan memperbanyak amal baik seperti sedekah, membantu sesama, dan mempererat silaturahmi. Di beberapa komunitas, ada juga tradisi membaca kisah hijrah Nabi Muhammad SAW untuk mengingatkan pentingnya perjuangan dan pengorbanan dalam menegakkan agama Islam.
ADVERTISEMENT
Mazhab Maliki
Dalam Mazhab Maliki, perayaan Tahun Baru Islam lebih ditekankan pada aspek spiritual dan sosial. Amalan yang umum dilakukan adalah puasa pada hari Asyura, meskipun dalam Mazhab Maliki, puasa ini lebih difokuskan sebagai bentuk syukur atas diselamatkannya Nabi Musa AS dan Bani Israel dari Firaun, sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits. Selain itu, umat Muslim dalam tradisi Maliki sering memanfaatkan waktu ini untuk memperdalam ilmu agama, memperbaiki akhlak, dan mempererat hubungan dengan keluarga dan masyarakat.
Mazhab Hanbali
Mazhab Hanbali juga tidak ketinggalan dalam memberikan panduan amalan-amalan khusus di bulan Muharram. Selain puasa Asyura, Mazhab Hanbali mendorong umatnya untuk memperbanyak ibadah sunah seperti shalat malam, membaca Al-Qur’an, dan zikir. Tahun Baru Islam dianggap sebagai waktu yang tepat untuk memulai resolusi baru, memperbaiki diri, dan berkomitmen untuk menjalani kehidupan yang lebih taat dan saleh.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, meskipun terdapat variasi dalam praktik ritual di antara empat mazhab, semuanya memiliki tujuan yang sama: mendekatkan diri kepada Allah SWT, memperbaiki diri, dan mempererat hubungan sosial. Tahun Baru Islam menjadi momen penting untuk merenungkan perjalanan hidup, berintrospeksi, dan memulai lembaran baru dengan semangat hijrah yang lebih baik. Perbedaan dalam praktik ritual justru memperkaya khazanah Islam dan menunjukkan keberagaman dalam kesatuan iman. Dengan demikian, peringatan Tahun Baru Islam menjadi sarana untuk memperkuat keimanan dan meningkatkan kualitas diri serta hubungan sosial sesuai dengan ajaran mulia dari masing-masing mazhab.