news-card-video
9 Ramadhan 1446 HMinggu, 09 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

KKN GIAT 11 UNNES Hadirkan Pelatihan Pembuatan Lilin Dari Minyak Jelantah

Jajim Fuadi
Mahasiswa S1 Bimbingan dan Konseling di Universitas Negeri Semarang
7 Maret 2025 13:00 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jajim Fuadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sugihan, 25 Februari 2025 – Desa Sugihan, yang terletak di ujung Kabupaten Semarang dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Boyolali, memiliki potensi besar di sektor pertanian dan UMKM. Dengan hamparan sawah dan kebun jagung yang luas, masyarakat desa ini tidak hanya menggantungkan mata pencaharian pada pertanian, tetapi juga telah mengembangkan berbagai usaha mikro berbasis produk lokal. Berbagai jenis UMKM berkembang pesat di desa ini, seperti usaha keripik daun penggangga, keripik pare, hingga pembuatan jenang.
Proses pembuatan kripik oleh pelaku UMKM di Desa Sugihan (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2025)
zoom-in-whitePerbesar
Proses pembuatan kripik oleh pelaku UMKM di Desa Sugihan (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2025)
Untuk mendukung pertumbuhan UMKM, PLN bahkan telah membangun Gallery UMKM di depan balai desa sebagai wadah promosi dan pemasaran produk lokal. Namun, di balik kemajuan tersebut, terdapat permasalahan serius yang dihadapi para pelaku UMKM, yaitu pengelolaan limbah minyak jelantah yang belum optimal.
Gallery UMKM di Desa Sugihan yang didirikan oleh PLN (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2025)
ADVERTISEMENT
Hal ini menunjukkan bahwa minyak jelantah merupakan limbah yang banyak dihasilkan oleh para pelaku UMKM di desa tersebut.
Menyadari pentingnya pengelolaan limbah minyak jelantah agar tidak mencemari lingkungan, Kelompok KKN GIAT 11 Universitas Negeri Semarang (UNNES) menginisiasi program pelatihan pembuatan lilin dari minyak jelantah. Program ini dirancang sebagai solusi inovatif untuk mengolah limbah minyak goreng bekas menjadi produk bernilai guna sekaligus menjadi alternatif usaha bagi warga desa.
Minyak jelantah merupakan limbah yang sering diabaikan, padahal dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia sangat berbahaya jika tidak dikelola dengan benar. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mulyaningsih dan Hermawati (2023) , minyak jelantah yang dibuang sembarangan dapat mencemari air tanah dan mempercepat degradasi ekosistem perairan. Minyak yang dibuang ke saluran air akan membentuk lapisan tipis di permukaan air, menghambat pertukaran oksigen, serta mengganggu kehidupan organisme akuatik.
ADVERTISEMENT
Dari segi kesehatan, minyak jelantah yang digunakan kembali secara berulang kali dalam proses memasak dapat meningkatkan risiko penyakit degeneratif. Menurut penelitian Prabandari et al (2024), pemanasan berulang minyak jelantah dapat menghasilkan senyawa berbahaya seperti asam lemak trans dan radikal bebas, yang berpotensi menyebabkan kanker, gangguan metabolisme, dan penyakit kardiovaskular.
Melihat dampak negatif tersebut, pengelolaan minyak jelantah menjadi hal yang mendesak untuk dilakukan. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah dengan mengolah minyak jelantah menjadi lilin ramah lingkungan, yang tidak hanya mengurangi pencemaran tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.
Pelatihan pembuatan lilin dari minyak jelantah diselenggarakan di Balai Desa Sugihan pada hari Selasa, 25 Februari 2025, dengan peserta yang terdiri dari pelaku UMKM, ibu rumah tangga, serta warga desa yang tertarik dengan inovasi ini. Tim KKN GIAT 11 UNNES memberikan materi mengenai dampak negatif minyak jelantah bagi lingkungan dan kesehatan, serta melakukan demonstrasi langsung mengenai cara mengolahnya menjadi lilin ramah lingkungan.
Tim KKN dan pelaku UMKM melakukan demontrasi pelatihan pembuatan lilin dari minyak jelantah (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2025)
Proses pembuatan lilin melibatkan beberapa tahap, yaitu:
ADVERTISEMENT
Salah satu peserta, Seorang pelaku usaha keripik, mengaku sangat terbantu dengan pelatihan ini.
ADVERTISEMENT
Program pelatihan ini juga merupakan bagian dari program pemberdayaan perempuan, yang menjadi salah satu fokus utama dalam tema besar KKN GIAT 11 UNNES, yaitu "Desa Penggerak Pancasila".
Pemberdayaan perempuan menjadi aspek penting dalam kegiatan ini, mengingat mayoritas pelaku UMKM di Desa Sugihan adalah perempuan yang berperan sebagai penggerak ekonomi keluarga. Dengan adanya pelatihan ini, mereka tidak hanya mendapatkan keterampilan baru dalam mengolah limbah menjadi produk yang bermanfaat tetapi juga diberikan peluang untuk mengembangkan usaha berbasis inovasi ramah lingkungan.
Penanggung jawab program pelatihan ini Kharisma, menegaskan bahwa program ini dirancang untuk memberikan dampak jangka panjang bagi masyarakat.
TIM KKN Giat 11 Foto bersama dengan ibu-ibu pelaku UMKM (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2025)
Pelatihan ini, diharapkan para pelaku UMKM, khususnya perempuan, dapat mengadopsi praktik ramah lingkungan dalam pengelolaan limbah serta mengembangkan produk inovatif yang dapat meningkatkan perekonomian desa. KKN GIAT 11 UNNES berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pengembangan masyarakat melalui edukasi dan inovasi yang berkelanjutan, sejalan dengan semangat gotong royong dan kemandirian dalam Pancasila.
ADVERTISEMENT
Tim KKN GIAT 11 UNNES Desa Sugihan (Jajim Fuadi)
Daftar Pustaka
Mulyaningsih, M., & Hermawati, H. (2023). Sosialisasi Dampak Limbah Minyak Jelantah Bahaya Bagi Kesehatan Dan Lingkungan. Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, 10(1), 61–65. https://doi.org/10.32699/ppkm.v10i1.3666
Rokhmat, A., Susanto, A., Rosmiati, D., & Cahyani, F. (2024). FEBCOMS : Jurnal Pengabdian Masyarakat FEBCOMS : Jurnal Pengabdian Masyarakat. 1(1), 1–6.