Konten dari Pengguna

Memperingati Hari Lahir Pancasila dan Implementasinya dalam Dunia Pendidikan

Jaka Maulana
Dosen Universitas Pamulang
2 Juni 2024 0:48 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jaka Maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anak-anak disekolah belajar pancasila (dok: pri)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak-anak disekolah belajar pancasila (dok: pri)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setiap tanggal 1 Juni, bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila, yang merupakan momen penting untuk mengingat kembali dasar negara dan filosofi hidup berbangsa. Pancasila, dengan lima silanya, menjadi landasan moral dan etika yang seharusnya diimplementasikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan.
ADVERTISEMENT
Namun, tantangan dalam pendidikan, seperti tingginya biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT), masih menjadi masalah yang perlu diatasi dengan mengacu pada nilai-nilai Pancasila.
Peringatan Hari Lahir Pancasila tidak hanya sebagai upacara seremonial, tetapi juga sebagai pengingat akan pentingnya nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pendidikan karakter berbasis Pancasila membantu menanamkan sikap gotong royong, keadilan, dan rasa nasionalisme pada siswa dan mahasiswa.
Melalui kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler, nilai-nilai ini dapat diterapkan secara praktis, membentuk generasi yang tidak hanya cerdas tetapi juga berintegritas dan berkarakter.
Biaya UKT yang mahal menjadi hambatan signifikan bagi banyak mahasiswa di Indonesia. Sebagai contoh, di Universitas Gadjah Mada (UGM), biaya UKT untuk golongan tertinggi mencapai Rp13,5 juta per semester, sedangkan di Universitas Indonesia (UI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB), UKT tertinggi masing-masing mencapai Rp20 juta per semester untuk beberapa program studi.
ADVERTISEMENT
Tingginya biaya ini membuat akses pendidikan tinggi menjadi sulit bagi mahasiswa dari keluarga berpenghasilan rendah, yang pada akhirnya berpotensi memperlebar kesenjangan sosial dan ekonomi.
Contoh nyata dari dampak biaya UKT yang mahal dapat dilihat pada kasus seorang mahasiswa di UGM yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah. Mahasiswa ini mengalami kesulitan untuk membayar UKT sebesar Rp13,5 juta per semester, sehingga harus bekerja paruh waktu untuk menutupi biaya kuliah dan kebutuhan sehari-hari.
Meskipun demikian, beban finansial yang tinggi tetap mempengaruhi konsentrasinya dalam belajar, yang berakibat pada penurunan prestasi akademiknya. Kasus ini menunjukkan betapa pentingnya dukungan finansial dan kebijakan yang adil dalam sistem pendidikan.
Prinsip-prinsip Pancasila dapat menjadi dasar dalam mencari solusi atas masalah tingginya biaya UKT. Sila ke-2, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, dan Sila ke-5, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, menekankan pentingnya keadilan dan pemerataan dalam akses pendidikan. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:
ADVERTISEMENT
Subsidi pendidikan adalah salah satu langkah konkrit yang bisa diambil untuk mengurangi beban biaya UKT bagi mahasiswa. Pemerintah dapat meningkatkan alokasi dana untuk subsidi pendidikan agar UKT dapat lebih terjangkau.
Subsidi ini bisa diberikan dalam bentuk dana bantuan langsung kepada institusi pendidikan atau sebagai bantuan tunai langsung kepada mahasiswa yang membutuhkan. Dengan subsidi yang tepat, diharapkan biaya pendidikan bisa ditekan dan lebih merata
Beasiswa dan bantuan keuangan adalah cara lain untuk memastikan bahwa semua mahasiswa, terutama mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu, dapat mengakses pendidikan tinggi tanpa hambatan finansial. Program beasiswa ini dapat berasal dari pemerintah, institusi pendidikan, atau sektor swasta.
ADVERTISEMENT
Beasiswa ini dapat berupa beasiswa prestasi, yang diberikan kepada mahasiswa dengan prestasi akademik atau non-akademik yang luar biasa, serta beasiswa kurang mampu, yang diberikan kepada mahasiswa dari keluarga dengan kondisi ekonomi kurang mampu.
Salah satu program pemerintah yang signifikan adalah Beasiswa Bidikmisi, yang bertujuan membantu mahasiswa dari keluarga miskin agar bisa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi
Kerjasama antara institusi pendidikan dengan sektor swasta dapat menjadi salah satu solusi untuk mendukung pembiayaan pendidikan. Institusi pendidikan dapat menjalin kemitraan dengan perusahaan atau organisasi non-profit yang bersedia memberikan dukungan finansial atau beasiswa kepada mahasiswa.
Bentuk kerjasama ini bisa berupa program magang berbayar, sponsor beasiswa, dan kerjasama penelitian dan pengembangan di mana perusahaan mendanai proyek penelitian di universitas, dan sebagian dana tersebut bisa digunakan untuk membiayai pendidikan mahasiswa yang terlibat dalam proyek tersebut
ADVERTISEMENT
Implementasi pendidikan karakter berbasis Pancasila dalam kurikulum sekolah dan universitas sangat penting. Dengan menginternalisasi nilai-nilai Pancasila seperti gotong royong, keadilan sosial, dan musyawarah untuk mufakat, mahasiswa dapat memahami pentingnya solidaritas dan tanggung jawab sosial.
Hal ini dapat diterapkan dalam bentuk kegiatan kokurikuler yang melibatkan mahasiswa dalam kegiatan sosial dan komunitas yang mengajarkan nilai-nilai Pancasila secara praktis, serta kegiatan ekstrakurikuler yang menyediakan berbagai kegiatan yang tidak hanya mengembangkan keterampilan tetapi juga membentuk karakter mahasiswa sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
Salah satu prinsip utama Pancasila adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk memastikan prinsip ini terwujud dalam sistem pendidikan, pemerintah dan institusi pendidikan harus bekerja sama untuk memperluas akses pendidikan ke daerah-daerah terpencil dengan membuka cabang atau kampus perwakilan di daerah-daerah terpencil. Memanfaatkan teknologi seperti pembelajaran daring juga penting untuk mengatasi keterbatasan akses fisik ke institusi pendidikan.
ADVERTISEMENT
Peringatan Hari Lahir Pancasila adalah momen penting untuk mengingat dan menginternalisasi nilai-nilai Pancasila. Dalam konteks pendidikan, nilai-nilai ini sangat relevan untuk mengatasi tantangan seperti tingginya biaya UKT.
Dengan mengimplementasikan prinsip-prinsip keadilan sosial, gotong royong, dan kemanusiaan yang adil dan beradab, kebijakan pendidikan dapat dirancang untuk lebih inklusif dan merata. Langkah-langkah seperti subsidi pendidikan, beasiswa, kerjasama dengan sektor swasta, dan pendidikan karakter berbasis Pancasila dapat membantu mewujudkan sistem pendidikan yang adil bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pada akhirnya, penerapan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan diharapkan dapat menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan siap berkontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa.