Konten dari Pengguna

Transformasi Manajemen SDM di Sektor Tambang Akibat Lesunya Ekspor Batu Bara

Idlan Naufal Hariri
Saya merupakan Mahasiswa Prodi Manajemen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
13 Mei 2025 17:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Idlan Naufal Hariri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.istockphoto.com/id/foto/memuat-batu-dengan-wheel-loader-di-atas-truk-besar-gm1391169304-447877624
zoom-in-whitePerbesar
https://www.istockphoto.com/id/foto/memuat-batu-dengan-wheel-loader-di-atas-truk-besar-gm1391169304-447877624
ADVERTISEMENT
Lesunya ekspor batu bara Indonesia di awal 2025 menjadi salah satu pukulan berat bagi sektor pertambangan nasional. Data terbaru menunjukkan bahwa ekspor batu bara turun sekitar 12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dua pasar utama—China dan India—telah memangkas permintaan masing-masing sebesar 20% dan 15%. Penurunan ini tak hanya berdampak pada angka ekspor nasional, tapi juga mengguncang fondasi operasional dan strategi perusahaan tambang, termasuk dalam hal pengelolaan sumber daya manusia (SDM).
ADVERTISEMENT

Dampak Langsung ke SDM: Tekanan Efisiensi

Industri tambang dikenal padat modal dan padat karya. Ketika tekanan eksternal menghantam, manajemen SDM sering kali menjadi sasaran utama efisiensi. Namun, berbeda dengan masa lalu yang cenderung reaktif, banyak perusahaan kini mengambil pendekatan lebih strategis. Daripada langsung melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), sebagian besar perusahaan tambang memilih untuk merestrukturisasi tim, mengalihkan peran, dan memangkas biaya tanpa mengorbankan kualitas tenaga kerja secara drastis.
Langkah-langkah efisiensi dilakukan dengan menganalisis kebutuhan kerja secara lebih presisi. Posisi yang kurang relevan dalam jangka menengah dialihkan ke unit lain, termasuk ke proyek hilirisasi batu bara yang sedang digenjot pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah komoditas di dalam negeri.
Pelatihan Ulang dan Adaptasi Teknologi
ADVERTISEMENT
Transformasi manajemen SDM juga diwujudkan dalam program pelatihan ulang (reskilling) dan peningkatan keterampilan (upskilling). Di tengah dorongan untuk digitalisasi tambang, pekerja yang sebelumnya hanya mengandalkan keterampilan teknis konvensional kini mulai dilatih untuk mengoperasikan sistem otomatisasi, pengendalian alat berbasis sensor, dan pengambilan keputusan berbasis data.
Langkah ini juga menjadi strategi jangka panjang. Dengan teknologi dan efisiensi yang makin diutamakan, tenaga kerja yang adaptif akan menjadi penopang utama ketahanan perusahaan tambang menghadapi masa depan industri yang makin terdigitalisasi dan terdampak isu perubahan iklim global.
Penyesuaian Struktur Organisasi
Efisiensi struktur juga menjadi bagian penting dari transformasi manajemen SDM. Banyak perusahaan kini merampingkan organisasi agar lebih lincah dalam pengambilan keputusan. Struktur yang terlalu vertikal dianggap memperlambat respons terhadap perubahan pasar.
ADVERTISEMENT
Manajemen kini lebih mendorong kerja lintas fungsi, sistem kerja berbasis proyek, dan pemanfaatan teknologi manajemen sumber daya seperti ERP (Enterprise Resource Planning). Langkah ini tidak hanya menurunkan biaya operasional, tetapi juga mempercepat adaptasi perusahaan terhadap kebutuhan pasar yang berubah dengan cepat.
Kesejahteraan dan Pendekatan Humanis
Di tengah tantangan ekonomi, beberapa perusahaan mulai menyadari pentingnya menjaga kesejahteraan psikologis karyawan. Pendekatan manajemen yang lebih humanis, seperti pemberian fleksibilitas jam kerja, konseling karier, hingga jaminan pelatihan pasca-restrukturisasi, mulai diterapkan.
Langkah-langkah ini bukan semata-mata bentuk empati, tetapi juga strategi mempertahankan loyalitas dan produktivitas pekerja. Dalam iklim bisnis yang makin tidak pasti, perusahaan membutuhkan tenaga kerja yang bukan hanya kompeten, tetapi juga tangguh secara mental.
ADVERTISEMENT
Momentum Perubahan yang Lebih Luas
Penurunan ekspor batu bara tahun ini bukan hanya menjadi tantangan bisnis, tetapi juga momentum untuk menata ulang strategi manajemen SDM di sektor tambang. Di tengah tekanan global—baik dari sisi permintaan energi ramah lingkungan maupun geopolitik perdagangan—industri tambang Indonesia dituntut untuk lebih adaptif dan berorientasi pada keberlanjutan.
Transformasi SDM menjadi salah satu fondasi penting dalam membangun ketahanan industri tambang nasional. Perusahaan yang mampu mengelola manusia dengan cerdas dan strategis akan lebih siap menghadapi masa depan yang penuh disrupsi dan ketidakpastian.