Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Meninjau Park and Ride di Jakarta
18 April 2018 8:47 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Tulisan dari Jakarta Smart City tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Salah satu upaya untuk mengurangi kemacetan di ibu kota adalah dengan mengurangi jumlah kendaraan. Pemprov DKI Jakarta telah berupaya menyediakan berbagai moda transportasi agar masyarakat dapat menggunakan transportasi umum daripada kendaraan pribadi. Sayangnya, lokasi halte atau stasiun yang cukup jauh bagi sebagian masyarakat membuat mereka tetap menggunakan motor atau mobil pribadi mereka.
ADVERTISEMENT
Sistem park and ride bisa menjadi solusi dari permasalahan tersebut. Sistem yang dimaksud adalah penyediaan lahan parkir di lokasi strategis sehingga pengendara dapat memarkirkan kendaraannya di tempat tersebut dan melanjutkan perjalanannya dengan berjalan kaki atau menggunakan transportasi umum. Park and ride dibangun pihak swasta dengan kerja sama pemanfaatan aset berupa buy back oleh Pemprov DKI Jakarta. Pihak kontraktor membangun fasilitas tersebut dan baru dibayarkan oleh Pemprov DKI Jakarta setelah pembangunan selesai.
Saat ini terdapat tujuh lokasi park and ride yakni Terminal Kampung Rambutan, Terminal Kali Deres, Terminal Pulo Gebang, PGC Cililitan, Ragunan, Thamrin, dan Pinang Ranti. Jam operasional rata-rata dari park and ride tersebut adalah pukul 06:00 sampai 20:00.
Sementara untuk biayanya diberlakukan tarif non-progresif atau flat, dengan kata lain pengguna hanya membayar satu kali saja per hari. Untuk tarif rata-rata kendaraan roda empat sebesar Rp5.000, kendaraan roda dua Rp2.000, dan sepeda Rp1000.
ADVERTISEMENT
Namun, terdapat penyimpangan penggunaan park and ride oleh masyarakat sehingga fasilitas ini tidak dimanfaatkan sesuai dengan tujuannya. Menurut Sutarman, petugas park and ride Terminal Kali Deres, park and ride tersebut terkadang digunakan dengan tidak semestinya. "Tarifnya memang murah sekali. Sampai saya sering menemui orang yang parkir itu cuma untuk nitip kendaraan saja, nyimpen kendaraannya, tetapi bukan karena mau beralih ke transportasi umum," ujarnya. Bahkan menurutnya, ada warga sekitar yang tidak memiliki tempat parkir menitipkan kendaraannya di park and ride dan menggunakan kendaraannya esok hari di Jakarta, sehingga tetap menimbulkan kemacetan.
Oleh karena itu, sudah saatnya kita menjadi warga Jakarta bijak yang juga turut berpartisipasi mengurangi kemacetan dengan menggunakan fasilitas park and ride dan naik kendaraan umum. Sehingga kelak Jakarta menjadi smart city dengan smart mobility yang bebas macet.
ADVERTISEMENT
***
Artikel terbaru tentang Jakarta Smart City bisa diakses melalui smartcity.jakarta.go.id. Pastikan juga mengikuti media sosial berikut untuk informasi terkini tentang Jakarta Smart City.