Cerpen: Aku Wanita Pelacur

Rizal Abriyan Syah Saputra
Mahasiswa Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
29 Desember 2021 21:31 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizal Abriyan Syah Saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.freepik.com/free-vector/rear-view-woman-beige-background-sticker_13312821.htm#query=wanita&position=24&from_view=search
zoom-in-whitePerbesar
https://www.freepik.com/free-vector/rear-view-woman-beige-background-sticker_13312821.htm#query=wanita&position=24&from_view=search
ADVERTISEMENT
Profesi seorang guru selalu dilihat oleh masyarakat sebagai profesi yang mulia dan memiliki derajat yang tinggi serta di pandang hormat oleh anak murid dan wali murid tetapi tidak dengan aku, profesi ku sebagai seorang guru hanya bertujuan untuk menutupi beberapa sisi buruk dari diri ku saja.
ADVERTISEMENT
Aku berprofesi sebagai seorang guru sekaligus menjadi simpanan para pria kesepian, keseharian yang aku jalani ini sangat menyedihkan, setiap malam aku hanya menjadi pemuas nafsu para pria kesepian yang berengsek.
Aku memiliki seorang suami dan dua orang anak perempuan yang masih bersekolah mereka sangat menyayangi diri ku, aku pun sama sangat menyayangi kedua anak ku dan suami ku merupakan seorang pengangguran.
Kami hanya tinggal di kontrakan sederhana dengan cat tembok yang sudah mengelupas, memiliki dua orang anak yang masih bersekolah dan ditambah kebutuhan sehari-hari membuat aku terpaksa untuk melakukan pekerjaan kotor ini.
Upah seorang guru honorer yang bisa di katakan tidak mencukupi segala kebutuhan sehari-hari kami yang harus aku penuhi seorang diri. Suami dan kedua anak ku tidak mengetahui jika diriku mempunyai pekerjaan sampingan yang sebenarnya tidak aku ingin kan, alih-alih hanya bekerja sebagai seorang guru tapi dengan segala kebutuhan yang harus di penuhi maka aku mengambil pekerjaan itu.
ADVERTISEMENT
Pekerjaan ini berawal ketika aku yang terjerat utang dan tagihan listrik, serta bayaran sekolah kedua anak ku yang pada saat itu sudah menunggak 3 bulan, aku sangat stres dan kebingungan, semua hal telah aku lakukan, akhir nya, pada saat itu aku mencoba menjual diriku di media sosial.
Awal nya aku mendapat panggilan untuk memenuhi nafsu dari seorang pria kesepian dengan perasaan ku yang ragu untuk melakukan pekerjaan ini, tetapi aku berfikir ulang "dengan hanya menemani pria itu semalaman, aku bisa mendapatkan uang sebesar 500 ribu rupiah" hanya dengan sekali bertemu saja.
Setelah kejadian itu, aku tertarik untuk melanjutkan pekerjaan ini, bayaran pertama aku untuk mencicil utang dan bayaran sekolah anak ku, sebagian lain nya untuk memenuhi kebutuhan dapur, walaupun suami ku sering mempertanyakan pekerjaan malam ku “mau ke mana malam-malam begini?” aku pun hanya menjawab “ada undangan les privat dari desa sebelah” hanya dengan berkata seperti itu suami ku terdiam dan dia pun melanjutkan menonton televisi nya.
ADVERTISEMENT
Aku mulai nyaman dengan pekerjaan ku ini yang begitu mudah dan memberi ku uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari walaupun aku selalu berpikir, “pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang haram, tetapi jika aku tidak bekerja seperti ini anak ku mau makan apa?” pikir ku, dan hal tersebut yang membuat ku terus melakukan pekerjaan ini.
Pernah suatu saat ketika aku mendapat panggilan dari pria kesepian yang menawan dan menjanjikan akan menikahi ku, aku tidak memedulikan janji nya itu, tetapi dia menunjukkan jika diri nya serius pada ku hal tersebut bisa dilihat dari diri nya yang sudah membiayai kebutuhan ku dan sering membelikan aku berbagai perhiasan.
Ketika diri ku mulai serius untuk menjadi istri nya, kenyataan nya pria itu sudah memiliki istri, aku yang merasa di tipu seperti itu, rasa kesal dan kecewa memenuhi hati ku. Aku tidak mau lagi di panggil untuk memenuhi nafsu dari pria itu jika suatu hari nanti diri nya menghubungi ku lagi.
ADVERTISEMENT
Di pagi hari, aku menjadi seorang guru dan pada malam hari nya aku menjadi seorang wanita simpanan, jauh di dalam hati kecil ku, aku selalu berta nya pada diriku sendiri “apakah aku salah sudah mengerjakan pekerjaan ini?, hanya demi menghidupi keluarga ku, apa aku salah?” dengan kedua anak ku mereka berdua adalah seorang perempuan dan tentu nya hal tersebut menjadi ketakutan terbesar bagiku jika suatu hari nanti anak ku akan mengikuti jejak ku. Tetapi nasi sudah menjadi bubur, sudah tidak ada yang bisa diubah lagi. Pekerjaan ini yang sudah membuat kedua anak ku hidup sedari dahulu, hingga mereka bisa belajar sampai saat ini. maafkan ibu, nak.
Aku sudah berusaha keras untuk tidak melakukan pekerjaan ini lagi tetapi sebulan kemudian ekonomi menekan kami dan akhir nya aku melakukan pekerjaan ini lagi seperti biasa nya aku membuka media sosial lalu menjual diri ku kepada para pria kesepian.
ADVERTISEMENT
Apakah karma akan menghampiri ku dengan semua kebohongan ku kepada suami ku, anak ku, dan juga diri ku sendiri "ya tuhan maaf kan aku atas semua kesalahan yang telah ku kerja kan" doa itu yang selalu aku panjat kan.
Setiap pulang ke rumah sehabis melakukan pekerjaan kotor itu aku melihat anak ku dan suami ku yang tertidur pulas "apakah anak ku dan suami ku bangun" hal yang selalu menjadi pertanyaan dalam diri ku saat melihat anak dan suami ku tertidur. Di pagi hari nya aku seperti kebanyakan ibu rumah tangga lain nya yang memasak untuk anak dan suami nya.
"ibu aku minta uang untuk jajan sekolah." Suara anak ku yang biasa dilakukan nya setiap pagi, "di tas ibu nak ambil saja ibu sedang memasak" ucap ku kepada anak ku. "saya pergi ya" suara suami ku yang ingin pergi entah tau ke mana, tetapi aku percaya kalau suami ku pergi untuk melakukan tugas nya sebagai suami dan seperti biasa nya aku pergi melakukan pekerjaan ku sebagai guru di sekolah dengan gaji yang kecil dan malam nya aku mulai bekerja sebagai wanita pelacur, selalu seperti ini setiap hari. Pekerjaan malam ku yang tidak di ketahui oleh keluarga menjadi kebohongan terbesar ku.
ADVERTISEMENT