news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Cinta dan Harapan Seorang Anak

Rizal Abriyan Syah Saputra
Mahasiswa Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
29 Desember 2021 20:39 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizal Abriyan Syah Saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ibu dan anak muslim. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu dan anak muslim. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Dua anak laki-laki duduk di pinggir danau dengan masing-masing memegang pancingan nya dengan suasana langit di sore hari dan angin yang menghembus pelan lalu mereka berbincang tentang keinginan nya.
ADVERTISEMENT
“apa keinginan besar kamu den?.” ungkap Badrun kepada Aden.
“kalau aku tidak terlalu tinggi.” jawab Aden.
“kalau boleh tau apa keinginan mu den?.”
“aku ingin membahagiakan kedua orang tua ku.”
Lalu Badrun tertegun mendengar jawaban Aden, bukan tanpa sebab Badrun tertegun karena Aden itu anak yatim piatu (tidak memiliki ayah serta ibu) setelah sekian detik Badrun memikirkan nya lalu, Aden berbicara kembali.
“Memang keinginan kamu apa?”
“Aku ingin menjadi Tentara Indonesia”
“Mengapa?” tanya Aden
“Karena menurut aku tentara itu gagah dan berani serta profesi menjadi tentara adalah tugas yang mulia”
“Apa yang mulia?”
“Karena tentara itu menjaga keutuhan negara dan tentu nya melindungi masyarakat juga, bukan kah itu tugas yang mulia”
ADVERTISEMENT
Saat asyik mengobrol seketika pelampung pancingan Badrun bergerak seperti ada yang memakan umpan pancingan Badrun, lalu Badrun segera mengangkat pancingan nya ternyata hanya mata kail yang kosong tanpa umpan.
Aden tertawa melihat pancingan Badrun yang tidak mendapatkan ikan. Badrun hanya cemberut dan memasangkan umpan lagi, lalu Badrun berpikir kembali jawaban Aden yang ingin membahagiakan orang tua nya dan akhir nya Badrun bertanya kembali.
“Den bagaimana kamu membahagiakan orang tua kamu?”
“Cara nya?”
“Iya”
“Cara nya dengan aku menjadi anak yang berbakti”
“Memang nya anak yang berbakti itu seperti apa den?” ungkap Badrun
Hampir saja Badrun membahas tentang keadaan Aden yang di tinggal mati oleh orang tua nya. Seketika suasana hening Badrun melihat muka Aden yang sedang berpikir serius dengan mata yang mengarah ke depan dengan raut wajah yang datar lalu Aden menjawab.
ADVERTISEMENT
“Anak yang berbakti itu yang mendoakan kedua orang tua nya masuk surga dan selalu ingat tuhan”
Jawaban Aden membuat Badrun terharu Aden yang tidak mempunyai kedua orang tua tetapi masih memikirkan orang tua nya dan selalu mendoakan kedua orang tua nya, tetapi Badrun yang masih lengkap sering membentak dan marah kepada orang tua nya. Jawaban Aden juga membuat Badrun lebih cinta lagi kepada orang tua nya.
Tidak lama kemudian suara azan magrib berkumandang badrun dan Aden membereskan peralatan pancingan nya dan segera pulang walau pulang dengan tangan kosong tetapi sangat berkesan untuk Badrun. Salam dan lambaian tangan Aden mengakhiri pertemuan yang membuat Badrun belajar untuk selalu bersyukur dengan apa yang Badrun punya.
ADVERTISEMENT
Badrun berjalan pulang dengan membawa pancingan nya, setelah sampai di halaman rumah Badrun berlari ke dalam rumah segera menemui orang tua nya yang berada di ruang tamu, kedua orang tua Badrun sedang asyik berbincang. Dan seketika Badrun memeluk tubuh Ibu nya lalu tanpa di sadari air mata Badrun keluar dengan perasaan sedih dan bersalah.
"Ibu ayah aku minta maaf dengan semua kesalahan yang aku buat"
Dengan wajah orang tua Badrun yang terkejut melihat nya, mereka berkata.
"Semua kesalahan mu telah ibu dan ayah ampuni sejak dahulu"
Dengan semua kesalahan Badrun hanya dengan minta maaf semua di ampuni, begitu besar hati orang tua untuk anak nya. Seketika Badrun memikirkan Aden yang tidak mempunyai kedua orang tua.
ADVERTISEMENT
"Bagaimana Aden meminta maaf kepada orang tuanya?"
Dengan sedih Badrun memikirkan Aden sekaligus bersyukur dengan orang tua nya yang masih lengkap.
Aden yang tinggal sendirian di rumah tanpa adik dan kakak serta kedua orang tua, membuat suasana rumah sepi seperti tidak ada penghuninya. Sehabis memancing bersama Badrun, Aden segera mandi membersihkan tubuh nya, sehabis mandi Aden memutar keran dan langsung wudu, tidak lupa sebelum berwudu Aden membaca doa dengan sajadah yang telah di siap kan lalu Aden mulai salat.
"allah hu akbar"
Suara rintih takbir Aden dengan suasana hening membuat salat Aden hikmat, setelah salat Aden mengangkat ke dua telapak tangan nya.
"ya tuhan masukan ibu dan ayah ku kedalam surga mu dan ampuni segala dosa nya."
ADVERTISEMENT
Doa Aden yang begitu hikmat membuat tangis Aden pecah. Segala rindu kepada orang tua nya tumpah di dalam doanya. Kerinduan seorang anak yatim piatu yang tercurah di dalam doa menjadi keseharian Aden. Harapan untuk kebahagiaan orang tua nya di surga menjadi tujuan Aden, harapan anak yatim piatu yang begitu mulia dengan segala kesedihan yang terjadi pada nya tetapi masih semangat, tanpa putus asa Aden berharap yang terbaik untuk kedua orang tua nya.
Dua anak laki-laki yang berbeda latar belakang nya berharap orang tua nya selalu baik-baik saja, entah itu di rumah atau di surga, dengan semua doa yang dilakukan nya demi harapan yang terdengar biasa tetapi sangat bermakna besar.