Konten Media Partner

Bahan Baku Anyaman Pandan Mulai Sulit Didapatkan Perajin di Kota Jambi

6 Februari 2022 20:04 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perajin sekaligus pemilik d'moroy, Deny Moroyati, memperlihatkan produknya. (Foto: M Sobar Alfahri/Jambikita)
zoom-in-whitePerbesar
Perajin sekaligus pemilik d'moroy, Deny Moroyati, memperlihatkan produknya. (Foto: M Sobar Alfahri/Jambikita)
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Perajin sekaligus pemilik d'moroy, Deny Moroyati (53) menemukan tantangan baru dalam menekuni kerajinan anyaman pandan. Dia mulai mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku untuk memproduksi tas yang memiliki unsur kebudayaan lokal.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan biasanya mendapatkan bahan baku di Desa Tangkit Baru, Kabupaten Mauro Jambi. Namun, perkebunan nanas terus dikembangkan, sehingga daun pandan yang tumbuh di sana terpaksa ditebang.
"Sejauh ini masih aman. Tapi, baru-baru ini sudah mepet begitu dalam memperoleh bahan baku. Tidak ada yang salah, karena itu program pemerintah di sana. Perluasan kebun nanas itu memang kebutuhan masyarakat," katanya, Minggu (6/2).
Kesulitan ini turut dirasakan mitranya di Desa Tangkit Baru. Ada kalanya tidak ditemukan daun pandan untuk membuat anyaman.
"Mereka yang tadi penghasilannya seminggu bisa dapat ratusan ribu rupiah, ada yang bilang 'bu kami ini tidak dapat lagi'," ungkapnya.
Deny menganggap ini bagian dari tantangan dalam berwirausaha. Sehingga ia mencari solusi agar terus-menerus mendapatkan bahan baku daun pandan.
ADVERTISEMENT
Ia bermitra dengan masyarakat di Jambi Kota Seberang untuk menyediakan lahan untuk pandan berkembang. Sumber bahan baku itu harus dibiarkan tumbuh secara alami.
"Bahan baku ini yang bikin alam. Kita tidak bisa tanam lalu kasih pupuk agar cepat besar. Setelah 1 tahun setengah baru bisa dipanen," katanya.
Kesulitan ini disampaikan dalam acara dialog yang diselenggarakan oleh BUMN. Pihak BUMN rencananya akan menyediakan lahan untuk ditumbuhi pandan.
Perajin anyaman pandan yang bekerja untuk d'moroy. (Foto: M Sobar Alfahri)
Diberitakan sebelumnya, daun pandan "disulap" Deny menjadi tas yang bernilai seni. Daun pandan digunakan untuk membuat anyaman dengan mengadopsi unsur kebudayaan lokal.
Salah satu produknya dihiasi dengan Sebalik Sumpah, yakni perhiasan khas Orang Rimba. Ada pula tas anyaman yang dihiasi kain batik dari berbagai daerah di Jambi. Kain itu dibentuk menyerupai Angso Duo dan bunga.
ADVERTISEMENT
Menariknya, setiap tas yang dibuat Deny diberikan nama dan filosofi. Tas yang memiliki hiasan kain batik tadi, dinamakan "Bungo Rampai", yang memiliki filosofi keberagaman.
Anyaman yang dibuat Deny dapat ditemukan di galeri d'moroy yang terletak di RT 14, Kelurahan Thehok, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi. Dapat pula dilihat melalui akun instagram bernama d'moroy. Harga produk anyaman itu dimulai dari Rp 250.000 hingga 700.000.
Deny memperkerjakan 4 perempuan yang tinggal di Kota Jambi. Tugas menganyam kebanyakan dikerjakan di rumah mereka masing-masing. Anyaman yang setengah jadi akan dibawa ke rumah Deny untuk dikreasikan menjadi tas.
Sebanyak 4 perajin anyaman pandan di Desa Tangkit Baru bermitra dengan Deny. Para perajin itu langsung mengambil bahan baku di lingkungan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
"Kami bermitra masyarakat di sana. Dari bahan yang masih segar mereka yang kerjakan," tuturnya.
Bersama pekerja dan mitranya, Deny dapat menghasilkan 1 tas dalam 6 hari. Proses memproduksinya memang terbilang lama.
Ia mengatakan dengan membuka d'moroy sejumlah orang dapat diberdayakan. Harapannya, akan lebih banyak lagi orang yang merasakan manfaat ekonomi dengan UMKM itu.
"Saya tidak hanya fokus memproduksi supaya bisa berjualan saja, tapi bagaimana produk ini dapat bermanfaat untuk orang lain. Nanti kita akan cari orang lain yang bisa dididik untuk menganyam," tuturnya.
Produk anyamannya sudah sampai ke berbagai provinsi, yakin DKI Jakarta, Sumatera Barat, Manado, dan lainnya. Deny optimis ke produknya akan dikenal di berbagai negara luar.
"Produk di sini potensinya kan ekspor. Meskipun masih kecil, kami bermimpi besar suatu saat produk kami bisa go global," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
(M Sobar Alfahri)