Bangun Pusat Konservasi, BKSDA Jambi Bersama Gajah Jinak Akan Cegah Konflik

Konten Media Partner
28 September 2021 21:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pusat konservasi gajah yang dibangun di Tebo, Jambi. (Foto: M Sobar Alfahri/Jambikita)
zoom-in-whitePerbesar
Pusat konservasi gajah yang dibangun di Tebo, Jambi. (Foto: M Sobar Alfahri/Jambikita)
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Pusat konservasi gajah (PKG) sedang dibangun di Desa Muara Sekalo, Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo, Jambi, tidak jauh dari Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT).
ADVERTISEMENT
Pusat konservasi itu dibangun untuk memaksimalkan pelestarian gajah sumatera (elephas maximus) di Jambi. Jangan sampai gajah penghuni TNBT berkonflik dengan manusia, apalagi saling melukai.
"BKSDA Jambi membangun pusat konservasi gajah untuk mitigasi atau pencegahan konflik. Selain di alamnya, kita bisa konservasi di luarnya," tutur Kasi Konservasi Wilayah II BKSDA Jambi, Didi Bangkit Kurniawan, Selasa (28/9).
Ia mengatakan pusat konservasi bakal terkoneksi dengan GPS Collar yang dipasang pada beberapa gajah. Pergerakan kelompok gajah dapat diketahui setiap harinya. Ketika gajah terpantau menuju desa, petugas dapat segera menghalau atau mencegah gajah masuk ke permukiman warga.
Selain petugas, BKSDA Jambi kedepannya bakal melibatkan 5 ekor gajah jinak untuk mencegah konflik. Para gajah ini didatangkan dari Taman Nasional Way (TNW) Kambas.
ADVERTISEMENT
"Kepala BKSDA Jambi sudah melakukan koordinasi, dan melihat gajah yang dibawa dari BKSDA Sumsel ke Muara Sekalo itu," katanya.
Para gajah jinak, kata Didi, nantinya akan dinaiki polisi kehutanan dan mahout untuk menghalau gajah yang ingin masuk desa dan perkebunan milik warga. Dengan adanya bantuan itu, berkurang resiko para petugas untuk menghadapi satwa yang jelas tubuhnya lebih besar.
"Mereka (para gajah) pasti berkomunikasi. Ketika sama-sama (atau bertemu gajah jinak), mungkin tidak melawan. Tapi tidak menutup kemungkinan beradu," tuturnya.
Dalam PKG juga dibangun 2 macam kandang untuk merawat para gajah jinak. Ada kandang sosialisasi, dan kandang untuk gajah beristirahat di malam hari. Ketika tidak melakukan patroli, gajah akan diletakkan di kandang sosialisasi oleh mahout.
ADVERTISEMENT
Tidak lupa klinik untuk merawat gajah, serta gudang pakan dan perlengkapan. Dengan demikian, jika gajah mengalami permasalahan kesehatan, BKSDA Jambi dapat segera mengatasinya.
Di balai konservasi gajah pula BKSDA Jambi akan memberikan informasi seputar gajah sumatera kepada masyarakat atau pengunjung. Pemberian pengetahuan tentang satwa itu termasuk bagian dari konservasi.
"Ada gedung serbaguna, ketika memberikan edukasi kita menggunakannya gedung tersebut," tuturnya.
Ada beberapa lagi fasilitas yang dibangun dalam PKG itu, seperti ruangan untuk mahout, dan ruang untuk tamu. Bahkan dibangun tempat untuk pengelolaan kotoran gajah menjadi pupuk kompos, dan gapura untuk menegaskan bahwa di Jambi juga ada gajah sumatera.

Terdapat Ratusan Gajah yang Dilindungi di TNBT

Melalui penelitian dan uji DNA pada tahun 2011, kata Didi, diperkirakan gajah yang tersebar di kawasan TNBT berjumlah 143 ekor.
ADVERTISEMENT
Mereka terbagi dalam 5 kelompok yang dipimpin gajah betina senior, yakni bernama Cinta, Freda, Ginting, Indah, dan Mutiara.
"Ini sudah dipasang GPS Collar untuk memantau pergerakan gajah. Posisinya dimana, sudah diketahui melalui GPS," pungkasnya.
Ratusan gajah itulah yang diupayakan terlindungi melalui PKG yang ditargetkan selesai pada akhir tahun 2021, serta dengan bantuan gajah jinak.
(M Sobar Alfahri)