Calon Unicorn dari Jambi Jual Sayuran dan Produk Pangan

Konten Media Partner
20 Februari 2019 11:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Produk yang dijual melalui aplikasi Kribo. Foto: ist
zoom-in-whitePerbesar
Produk yang dijual melalui aplikasi Kribo. Foto: ist
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jambikita.id— Pada debat kedua pilpres beberapa waktu lalu, heboh soal pengembangan unicorn-unicorn atau perusahaan berbasis digital dengan valuasi di atas US$ 1 miliar di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Unicorn adalah sebutan untuk startup yang sudah memiliki valuasi di atas US$1 miliar. Di Indonesia sudah empat startup yang menyandang status unicorn, yaitu Gojek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak.
Ternyata, perkembangan digital juga sudah menyasar daerah. Di Jambi misalnya, muncul K.R.I.B.O, sebuah aplikasi yang melayani jual beli sayuran dan produk pangan.
Reza Nugroho, CEO Kribo Group menuturkan saat ini, dirinya sedang mengembangkan aplikasi untuk melayani konsumen ibu rumah tangga (IRT), hotel, mall, dan restoran untuk memasok sayuran sesuai permintaan.
Setelah hampir tiga tahun mengembangkan Kribo Group, dia pun menerima bantuan dari Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristek Dikti) untuk penelitian pengembangan aplikasi.
ADVERTISEMENT
Dia menjelaskan aplikasi yang dikembangkannya mendapat suntikan dana sebesar Rp400-500 juta dari Kemenristek Dikti.
Dana itu bersumber dari program Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi (PPBT). Lolos sebagai salah satu peserta pada program PPBT, Reza berhasil menyisihkan 300 orang anak muda kreatif lainnya dari seluruh Indonesia.
CEO Kribo Group Reza Nugroho (kiri) mengantarkan langsung pesanan ke pelanggan. Foto: Ist
Dengan dana itu, Reza akan mempertemukan petani dan warung-warung, dengan benefit 5 persen dari total transaksi. Dia meyakini akan mengikis inflasi tinggi dari sayuran. Menurut data Bank Indonesia, sayuran memberikan kontribusi terhadap kenaikan inflasi di Jambi.
Menurut dia, selisih harga pada Kribo Group tidak signifikan dengan harga pasar modern Angso Duo, pasar tradisional Simpang Pulai dan Talang Banjar.
Namun yang membuat aplikasi ini diserbu puluhan pengunjung setiap hari, adalah sayuran langsung diantar ke rumah (by name by adress) pada pagi dan petang. Uniknya lagi, aplikasi ini 100 persen menggunakan bahasa Jambi.
ADVERTISEMENT
“Kalau pesan pagi kita antar sore. Kalau pesan malam, kita antar sore. Sekarang sudah ada 8 kurir, untuk mengantar orderan sesuai alamat. Kita juga melayani partai besar dan kecil,” kata Reza yang senang disebut sebagai anak petani.
Ide awal membuat startup Kribo Group adalah ketika banyaknya pesanan sayuran dari tetangganya saat dia belanja ke petani maupun saat sedang memanen lahan pertaniannya. Secara personal, Reza tidak memiliki keahlian teknologi berbasis digital. Namun dia mempekerjakan anak Jambi yang memahami pengembangan aplikasi.
Modal Reza adalah beberapa peternakan ayam, ikan, puyuh dan kebun sayuran yang tersebar di Jerambah Bolong, Palmerah, Mekarjaya dan Tangkit. Sejauh ini telah membangun kemitraan dengan empat kelompok tani.
Meskipun usahanya belum tumbuh signifikan, tetapi sudah memiliki pelanggan tetap. Pelanggan dari rumah tangga sekitar 30-40 orang per hari, untuk restoran sudah ada empat restoran berlangganan, kemudian hotel bintang empat dan lima, sebanyak empat hotel dan empat pusat perbelanjaan.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan total omset dari bisnsi tersebut yang diterimanya mencapai Rp100 - Rp120 juta setiap bulan.
Untuk mengembangkan usaha jual beli sayur online ini, Reza telah melakukan ekspansi dengan merambah sektor pertambangan. Dia telah meneken kontrak dengan perusahaan tambang di Bungo, dengan volume 400 orang.
“Ini akan terus berkembang. Ada banyak perusahaan tambang di Jambi,” kata Reza dengan nada optimis.
Saat ini, aplikasi Kribo Dev telah didownload lebih 500 kali di playstore dengan 64 ulasan yang memberikan bintang lima dan mendapatkan rating 3+. (suwandi)