Cara Unik Paguyuban Orangtua Siswa Majukan Sekolah

Konten Media Partner
23 Desember 2019 13:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kelas Biasa Disulap Jadi Kelas Cantik. Foto: Bahara Jati
zoom-in-whitePerbesar
Kelas Biasa Disulap Jadi Kelas Cantik. Foto: Bahara Jati
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jambikita.id - Mengadopsi dari unggahan Forum Peningkatan Kualitas Pendidikan Program PINTAR Tanoto Foundation yang diterapkan salah satu satu sekolah mitra, membuat paguyuban orangtua siswa di SMPN 4 Tanjab Timur, Jambi mewujudkan kelas biasa menjadi kelas cantik yang kaya akan buku bacaan.
ADVERTISEMENT
Peran paguyuban orangtua siswa sangat berarti bagi kemajuan sekolah. Berbagai peran bisa diambil oleh mereka seperti ikut menata kelas, pojok baca, hingga menyediakan buku bacaan.
Seperti yang dilakukan oleh Pak Yusman Tarigan suatu sore di SMPN 4 Tanjab Timur, ia bersama teman-teman paguyuban kelas mengecat, menata ruang kelas dan halaman.
“Ayo Bapak Ibu, kita susun buku bacaan di pojok baca," teriak pak Tarigan mengajak teman-temannya.
Untuk diketahui, Tarigan tak sendiri, ia dibantu orangtua lainnya yang sedang menyelesaikan pengecatan ruang kelas, menata meja dan kursi, membuat hiasan pojok baca, dan membuat taman di depan kelas.
"Kalau sore hari bisa, sudah tidak di kebun, jadi saya bisa fokus bantu menata kelas, terutama membantu menata pojok baca dan menaruh buku bacaan," katanya, Senin (23/12).
ADVERTISEMENT
Tak heran jika pada hari Jumat, (21/12), di SMPN 4 Tanjab Timur sangat ramai. Usut punya usut esok harinya akan diadakan lomba menghias kelas dan pojok baca berkat dukungan orangtua siswa.
Itulah cara kepala sekolah tersebut, Ibu Tota Sinaga, dalam mengajak keterlibatan orangtua siswa. Kebetulan pengurus komitenya juga pernah dilatih peran serta masyarakat oleh Tanoto Foundation.
Menurut Tota, hampir setiap sore dalam seminggu diisi dengan kehadiran orangtua sebagai upaya dukungan terhadap anaknya di setiap kelas. Mereka hadir bergotong royong membersihkan dan menata kelas anaknya.
“Semua bergotong-royong, program peran serta masyarakat dan paguyuban orangtua siswa berjalan sesuai dengan program Dinas Pendidikan dan tentu saja ini berkat pelatihan dari Tanoto Foundation,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Lalu apa resep Ibu Tota, sehingga sekolahnya bisa mendapatkan dukungan masyarakat dan orangtua.
Membentuk Paguyuban Orangtua siswa (POS)
Paguyuban Orangtua Siswa percantik kelas anak-anak mereka. Foto: Bahara Jati
Subdit Lubis selaku pengurus komite SMPN 4 Tanjab Timur, mengatakan strategi yang ia lakukan bersama pengurus lainnya adala dengan membentuk paguyuban orangtua siswa. Awalnya tentu saja sulit, karena banyak yang belum memahami seperti apa cara kerja dari paguyuban orangtua tersebut.
“Ya mereka bertanya-tanya, tujuannya apa membentuk paguyuban orangtua tersebut,” ungkapnya.
Lubis senidiri sering terjun langsung melihat perkembangan kemajuan sekolah. Hanya saja, Lubis berharap agar masyarakat dan paguyuban orangtua terus konsisten terlibat dalam mendukung keberhasilan sekolah.
"Saya berpesan bahwa dukungan dari masyarakat dan orantua bukan hanya dana, namun tenaga dan fikiran juga bisa," katanya.
ADVERTISEMENT
Paguyuban orangtua murid ini, merupakan bagian dari stakeholder sekolah yang akan ikut menentukan keberhasilan dan kemajuan dunia pendidikan.
Paguyuban orangtua adalah wujud partisipasi masyarakat, di samping komite sekolah. Kehadiran paguyuban orangtua menjadi penting bagi sekolah yang beralamat di Jalan Sulthan Thaha Dendang ini.
Karena pengecatan dan penataan ruang kelas ini bagian dari partisipasi orangtua, maka pilihan warna meja dan kursinya sesuai selera kelas masing-masing. Ada yang mejanya berwarna hijau, biru, dan putih. Selain meja dan kursi, ruang kelas juga ikut diperbarui catnya ditambah ruangan untuk pojok baca.
Memanfaatkan Grup WhatsApp
Kebarhasilan Tota dalam menggerakkan peran serta paguyuban orangtua tersebut sangat berkat hadirnya media WhatsApp, dirinya bangga dan mengapresiasi semangat gotong-royong yang ditunjukkan para orangtua, guru-guru dan siswanya.
ADVERTISEMENT
Hal ini berkat komunikasi yang terus dilakukan. Kecanggihan teknologi memudahkan Tota dalam mengajak peran serta paguyuban orangtua siswa.
"Caranya memanfaatkan media sosial, seperti grup Whatsapp, dalam hal apapun, misalnya menyampaikan informasi tentang kelas yang nyaman itu seperti apa, lalu kita diskusikan," jelasnya.
Adanya grup WhatsApp ternyata mampu menjadi jembatan antara kepala sekolah, guru, wali kelas dan paguyuban orangtua siswa.
Tota mengaku bersyukur dengan adanya grup WhatsApp tersebut informasi apapun bisa cepat sampai di tangan orang tua, tak lupa ia mengucapkan terima kasih karena mereka semua mau meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta materi bagi kemajuan sekolah.
"Terima kasih telah mengubah wajah kelas anak-anak kita. Semoga mereka semakin nyaman, serta riang dan gembira ketika belajar di dalam kelas," ucapnya kepada semua paguyuban orangtua siswa.
ADVERTISEMENT
Putri Maharani, siswi kelas VIII mengaku senang dengan perubahan di kelasnya, ia bersama teman-temannya semakin semangat untuk berangkat ke sekolah.
“Tambah semangat aja gitu, kan kelasnya udah bagus,” ujar Putri.