Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Sebagian anak-anak rimba tengah mengikuti ujian kenaikan kelas tahun 2020. Uniknya, ujian bukan dilakukan di sekolah, melainkan di rumah masing-masing.
ADVERTISEMENT
Umumnya anak-anak ujian menggunakan aplikasi berbasis teknologi. Dengan keterbatasan informasi dan akses teknologi, anak-anak rimba ujian naik kelas berbasis kertas.
Ujian naik kelas dialami anak rimba atau suku anak dalam yang tergabung di SDN 191 Air Panas, Kecamatan Air Hitam, Sarolangun.
Metode ujian yang diikuti anak-anak ini adalah dengan menjawab soal ujian yang diberikan pihak sekolah dan dikerjakan di rumah.
Fasilitator Pendidikan KKI Warsi, Yohana Marpaung menuturkan kepala sekolah tempat anak-anak rimba tersebut bersekolah, meminta mengambil soal ujian naik kelas anak-anak rimba ke sekolah. Sehingga bisa dikerjakan di rumah.
"Soal dijemput hari Senin 15 Juni pukul 09.00 WIB di sekolah,” demikian bunyi pesan dari Ade, selaku Kepala Sekolah Dasar 191 Air Panas yang masuk ke ponsel Yohana.
ADVERTISEMENT
Yohana pun bergegas menuju sekolah, mengambil soal-soal ujian untuk tiga orang anak kelas 1 yaitu Besimbur, Nyeser dan Nukik. Kemudian Pengarang Gading dan Bepanau yang berada di kelas 2. Lalu Bepuncak kelas 3, Bekaram kelas 4 dan masing-masing Besati dan Ceriap kelas 5.
Sebelum ujian digelar, anak-anak ini sudah mendapatkan bimbingan belajar dari fasilitator pendidikan Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi.
"Anak-anak sejak pandemi belajar di kantor lapangan Warsi. Ya. Sekolah kan tutup," kata Yohana kepada Jambikita.id, Senin (15/6).
Yohana mengatakan selama pandemi, sekolah ditutup dan guru mengirimkan materi pembelajaran kepada fasilitator pendidikan Warsi. Selanjutnya, kami, kata Yohana membantu anak-anak rimba untuk memahami materi pelajaran.
Yohana yang juga bertugas untuk memberikan pelajaran dasar pada anak-anak rimba yang belum masuk sekolah formal, bersama Jauharul Maknun, Fasilitator Pendidikan Warsi lainnya bergantian memberikan materi pelajaran kepada anak-anak rimba ini.
ADVERTISEMENT
“Karena pelajarannya ada yang tematik, ada juga kami minta pinjaman buku tematik ke sekolah untuk mengajar anak-anak rimba,” kata Yohana.
Anak-anak yang mengikuti ujian ini terdiri dari beberapa mata pelajaran. Untuk Kelas 1,2, dan 3 ujian dilaksanakan berdasarkan tematik pelajaran. Sedangkan Kelas 4 dan 5 mata pelajaran yang diujikan adalah tematik, matematika dan pendidikan jasmani.
Selama ini, kata Yohana anak-anak rimba dari kelompok Tumenggung Ngrip di Kedudung Muda Taman Nasional Bukit Duabelas ini mengikuti sekolah formal tinggal di kantor lapangan KKI Warsi di Desa Bukit Suban, sebagian ada yang masuk rimba mengikuti orang tua mereka.
Selama tinggal di kantor lapangan Warsi, fasilitator Warsi-lah yang menjadi pengasuh mereka. Termasuk kala musim ujian menyiapkan anak-anak dengan materi yang akan diujikan, termasuk mempersiapkan kebutuhan harian mereka.
ADVERTISEMENT
“Kami jadi orang tua asuh mereka,” kata Yohana sembari tersenyum.
Saat ini semua anak yang ujian, sudah berada di kantor lapangan Warsi dan mulai mengerjakan soal ujian dalam minggu ini. Pesan dari sekolahnya, jawaban ujian dikumpulkan pada hari Kamis (18/6) atau paling lambat Sabtu (20/6).
"Ada satu anak, yaitu Nukik, yang karena pandemi dan tidak ke sekolah dia kembali ke orang tuanya di rimba. Saat ini sedang kami upayakan untuk anak itu bisa keluar rimba dan ikut ujian kenaikan kelas,” kata Yohana. (suwandi)