Konten Media Partner

Dinikahi Wanita yang Mengaku Pria, Saat Berhubungan Intim Mata Ditutup

16 Juni 2022 6:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto pra nikah yang menjadi barang bukti kasus penipuan identitas. (Foto: Jambikita)
zoom-in-whitePerbesar
Foto pra nikah yang menjadi barang bukti kasus penipuan identitas. (Foto: Jambikita)
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Perempuan berusia 28 tahun yang menjadi korban pernikahan sesama jenis, telah memberikan keterangan di Pengadilan Negeri Jambi, pada hari Selasa (14/6).
ADVERTISEMENT
Warga yang tinggal di Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi ini, menceritakan bagaimana ia mengenal pelaku yang saat itu mengaku bernama Ahnaf Arrifif, hingga menjalani kehidupan pernikahan sesama jenis itu.
Ketika awak media bertemu dengan Sintia (nama samaran) di kediamannya, Rabu (15/6). ia sempat ragu untuk memberikan keterangan lebih lanjut. Namun, pada akhirnya ia memberikan kejelasan tentang kasus tersebut, dan tentang bagaimana bisa percaya bahwa Erayani (pelaku) adalah laki-laki.
Ia mengenal pelaku melalui media sosial, yakni aplikasi Tantan. Saat itu, ia melihat foto profil Erayani berpakaian selayaknya seorang pria yang berprofesi sebagai dokter.
Singkat cerita, Sintia menikah siri dengan pelaku. Sebelumnya, ia sempat menolak pernikahan siri, karena ingin langsung menikah secara resmi sesuai "mata" agama sekaligus negara. Namun, pelaku bilang ibunya baru meninggal dunia, dan belum selesai mengurus pembaruan KTP.
ADVERTISEMENT
"Jadi dia ke Jambi, tapi tak bawa berkas identitasnya. Alasannya ganti nama sesuai dengan nama muslim. Dia mengaku seorang mualaf sehingga mengganti nama yang sesuai," kata Sintia, Rabu (15/6).
Sekitar 2 bulan usai prosesi pernikahan siri itu, ibu korban berinisial S menaruh curiga kepada pelaku. Namun, korban tetap percaya bahwa suaminya adalah laki-laki yang berprofesi sebagai dokter. Bahkan, sempat merawatnya dengan menggunakan botol infus.
Ketika berhubungan intim, ungkap korban, matanya ditutup dengan menggunakan kain, sehingga tidak melihat seluruh tubuh pelaku. Lagi pula, saat keluar dari kamar mandi pelaku selalu memakai pakaian lengkap.
"Dia melakukannya salah satunya pakai jari, dan barang lain yang saya rasakan. Mohon maaf ya, kita blak-blakan saja. Mata saya ditutup pakai pashmina," katanya.
ADVERTISEMENT
Ia pun mengatakan keluarga pelaku, yakni tante, saudara kandung, dan ibu angkat yang berada di Lahat, juga menyakinkan bahwa Erayani adalah laki-laki dan berprofesi sebagai dokter.
"Ada adik kandungnya, tantenya, ibu angkat. Settingannya ibu kandungnya meninggal dunia, dan dia tinggal dengan ibu angkat. Sempat video call dengan mereka untuk meyakini bahwa pelaku adalah laki-laki," ujarnya.
Saat sampai di Polresta Jambi, pelaku masih bersikeras bahwa dia adalah pria. Namun, akhirnya identitasnya terungkap, dan kasus ini sampai ke pengadilan.
(M Sobar Alfahri)