Konten Media Partner

Djarum Foundation Tanam 11.920 Pohon dan Semak di KCBN Muara Jambi

23 Agustus 2023 22:43 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Program Director Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) F.X Supanji menanam pohon bersama Gubernur Jambi dan lainnya. (Foto: M Sobar Alfahri)
zoom-in-whitePerbesar
Program Director Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) F.X Supanji menanam pohon bersama Gubernur Jambi dan lainnya. (Foto: M Sobar Alfahri)
ADVERTISEMENT
Djarum Foundation melalui gerakan Siap Sadar Lingkungan (Siap Darling) kembali menghijaukan kawasan dan situs bersejarah, yakni menanam 11.920 pohon dan Semak di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muara Jambi, Rabu (23/8).
ADVERTISEMENT
Ratusan mahasiswa/i yang berasal dari berbagai universitas berpartisipasi dalam Siap Darling. Tidak hanya itu, Gubernur Jambi Al Haris, Program Director Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) F.X Supanji, Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi Asnelly Ridha Daulay, serta dua orang influencer, yakni Andovi Da Lopez dan Abex, turut menghadiri kegiatan itu hingga menanam pohon.
“Kami melanjutkan komitmen pelestarian lingkungan situs warisan Sejarah yang untuk pertama kalinya dilakukan di wilayah Sumatra. Dipilihnya Kawasan Candi Muara Jambi karena nilai unik yang dimiliki kompleks percandian ini. BLDF mengajak generasi muda khususnya mahasiswa untuk melakukan langkah nyata agar lebih peduli terhadap lingkungan,” ujar Supanji.
Ia pun berharap para anak muda yang terlibat dalam kegiatan ini dapat menularkan kesadaran pentingnya melestarikan lingkungan. “Diharapkan hal ini dapat menumbuhkan rasa memiliki dan bangga, serta partisipasi aktif dalam menghijaukan situs-situs besejarah bangsa Indonesia yang kemudian menularkan kebiasaan baik ini di masyarakat luas. Sejalan dengan Konsep Pelesatarian KCBN Muara Jambi,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Gerakan menanam pohon ini juga untuk mendorong perkembangan destinasi kawasan percandian terbesar di Asia Tenggara itu. Dengan target jangka panjang, ini akan menciptakan ekosistem lingkungan yang berkelanjutan.
Siap Darling sendiri sudah ada sejak tahun 2019. Hingga Juli 2023, gerakan penghijauan dari BLDF, telah mendukung upaya pelestarian di sembilan kawasan dan 23 candi di Provinsi Jawa Tengah dan D.I.Y., dengan melibatkan 952 generasi muda yang tergabung dalam gerakan Siap Darling. Adapun peserta yang bergabung dari 114 kampus meliputi 129 kabupaten/kota di Indonesia.
Sedangkan dalam penanaman di KCBN Muara Jambi ini, BLDF menyiapkan bibit tanaman yang sudah dipilah, seperti kemuning jawa, kenanga, kemuning jepang termasuk tanaman aromatik.
Tidak hanya menanam pohon, ratusan mahasiswa kala itu juga berdiskusi tentang pelestarian lingkungan dan kebudayaan, khusus di KCBN Muara Jambi dan Sungai Batanghari. Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi, dan perwakilan anak muda; Andovi Da Lopez serta Abex, sempat memberikan tips kepada generasi muda dalam merawat lingkungan di sekitar wilayah tempat tinggalnya.
Ratusan mahasiswa berdsikusi dengan pejabat dan influencer tentang lingkungan di KCBN Muara Jambi. (Foto: M Sobar Alfahri)
Sejalan dengan Konsep Pelestarian KCBN Muara Jambi
ADVERTISEMENT
Gerakan yang diwujudkan BLDF sejalan dengan konsep pelestarian KCBN Muara Jambi. Tidak hanya melestarikan cagar budayanya saja, tetapi turut mengonservasi lingkungan di lokasi itu.
Pelestarian KCBN Muara Jambi pun diperkuat dengan komitmen dan kesepakatan berbasis adat dari empat desa (lawang), yaitu Desa Danau Lamo, Desa Baru, Desa Muara Jambi, dan Desa Kemingking Luar. Sejumlah lawang yang berada di kawasan percandian tersebut bakal terus menjaga warisan budaya dan lingkungan, termasuk candi, artefak yang ditemukan di KCBN Muara Jambi, rumah tradisional, seni tradisional, umo (persawahan), jaringan kanal, dan sebagainya.
“Di samping kita mengonservasi candi, kita juga mengonservasi lingkungan. Dulunya kawasan ini masih tertutup hutan, sehingga kita konservasi lingkungan tetapi bersandingan dengan cagar budayanya. Jadi ketika masuk di sini masuk ke sini seolah-olah ada botani garden yang di dalamnya ada candi. Ini cukup menarik. Bila terlalu besar aspek pariwisatanya dan sawahnya hilang, budaya di sini juga akan punah. Hutan ini harus dijaga. Masyarakat di sana permukiman dari kayu, maka hutannya harus dijaga,” kata Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah V, Agus Widiyatmoko.
ADVERTISEMENT
Kawasan percandian seluas 3.981 hektare ini eksis pada abad 7 hingga 12 Masehi. Dahulu, berperan sebagai universitas atau pusat pendidikan agama dan filsafat Buddha. Berbagai bangsa, termasuk dari India dan Cina, belajar di percandian itu.
“Kawasan ini memiliki candi yang fungsinya macam-macam. Bukan bangunan tempat ibadah saja, ini terindikasi dahulu menjadi tempat belajar. Setiap komponen candi, punya atributnya masing-masing,” kata Agus.
Sementara itu, Gubernur Jambi Al Haris mengapresiasi gerakan yang dibuat Djarum Foundation tadi. Ia mengatakan kawasan ini memang perlu ditanami pohon tidak hanya untuk kelestarian lingkungan di sana, melainkan turut berdampak mengurangi emisi karbon.
“Terima kasih Djarum Foundation yang membuat program sadar lingkungan di lokasi ini. Yang pasti kawasan candi ini perlu kita rawat. Pohon-pohonnya kita tambah bersama anak-anak muda dan mahasiswa yang cinta lingkungan. Tidak ikut membiarkan pohon-pohon ditebang oleh masyarakat. Ini kampanye yang luar biasa menurut saya,” katanya.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi bersama pemerintah pusat, kata Haris, sedang berupaya membebaskan zona inti kawasan cagar budaya ini. Sebelumnya, pihaknya sudah membayarkan dana Rp 800 miliar kepada masyarakat untuk pembebasan lahan. Namun, masih ada titik wilayah yang perlu dibebaskan, termasuk yang diduduki perusahaan stockpile batu bara.
“Kita sudah mulai membebaskan lahan di sini. Warga yang bermukim ini tidak langsung bersentuhan dengan zona inti candi. Tetapi, ada perusahaan yang kita sadari berada di kawasan 3.900-an hektare itu. Kita masih perlu waktu,” katanya.
Ia pun menyampaikan kawasan ini cukup potensial untuk mengembangkan perekonomian masyarakat, khusus di sektor pariwisata.
“Candi ini sebetulnya bila dikelola menjadi sumber ekonomi baru bagi warga sekitar. Nah tinggal warga yang memanfaatkan ini semua, dengan membangun homestay dan tempat kulinernya. Tugas kita, promosikan candi ini dahulu. Sarananya dibuat lebih baik. Sudah layak, akan menguntungkan masyarakat sekitar candi,” katanya.
ADVERTISEMENT
(M Sobar Alfahri)