Ekspor Terhenti, Nelayan di Jambi Keluhkan Harga Udang Belalang Anjlok

Konten Media Partner
24 Oktober 2022 11:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Udang belalang. (Foto: BKIPM Jambi)
zoom-in-whitePerbesar
Udang belalang. (Foto: BKIPM Jambi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jambikita.id - Para nelayan di wilayah pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, mengeluhkan harga udang belalang anjlok sejak awal Oktober 2022 lalu.
ADVERTISEMENT
Belakangan ini harga udang belalang atau ketak yang berukuran besar seharga Rp 40.000 per ekor. Lalu, harga udang belalang berukuran sedang Rp 20.000 per ekor, dan harga udang belalang berukuran kecil seharga Rp 7.000 per ekor.
Padahal, sebelumnya harga udang yang kerap diekspor ke luar negeri itu, terbilang tinggi. Biasanya, harga udang belalang berukuran besar Rp 80.000 per ekor, udang belalang berukuran sedang Rp 60.000 per ekor, dan harga udang belalang berukuran kecil Rp 20.000 per ekor.
Kondisi penurunan harga ini mengakibatkan penghasilan nelayan merosot. Edwin, salah satu nelayan di Kecamatan Kuala Jambi, sebelumnya bisa mendapatkan Rp 800.000 per hari, dari hasil menangkap dan menjual udang belalang. Namun, beberapa hari ini penghasilannya berkisar Rp 40.000 per hari.
ADVERTISEMENT
Menurut Edwin, penyebab turunnya harga udang belalang, yakni tidak bisa melakukan pengiriman udang belalang ke luar negeri sejak awal bulan Oktober. Kondisi ini diperparah dengan hasil tangkapan yang menurun akibat faktor cuaca berupa hujan lebat dan angin kencang.
"Selain itu, saat ini memang kondisi udang ketak sedang ganti kulit, sehingga kualitas udang ketak tidak bagus, karena kulitnya tidak keras," ungkapnya, belum lama ini.
Berdasarkan pengalamannya, Edwin memprediksikan tangkapan udang ketak akan kembali normal pada Minggu selanjutnya. Namun, dia tidak tahu kapan pengiriman ke luar negeri bisa dilakukan kembali.
"Kami tidak tahu kapan lagi bisa dilakukan (ke luar negeri). Yang jelas sebelum pengiriman tidak bisa, maka harga tidak akan naik," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sape, salah satu pembeli dan penampung udang nenek di Kecamatan Kuala Jambi, menuturkan memang nelayan penangkap udang belalang sedang kesulitan. Ia tidak bisa berbuat apa-apa apabila jalur pengiriman komoditas itu tidak dibuka.
"Kalau kami ini hanya menerima hasil tangkapan nelayan. Kapan dibukanya jalur pengiriman, kami juga tidak tahun," pungkasnya.
(M Sobar Alfahri)