Erayani Nekat Menginfus Orang Tua Korban Meski Dia Dokter Palsu

Konten Media Partner
16 Juni 2022 17:14 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Erayani mengenakan jas dokter saat sesi foto pranikah/Yovy Hasendra
zoom-in-whitePerbesar
Erayani mengenakan jas dokter saat sesi foto pranikah/Yovy Hasendra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jambikita.id - Sintia (nama samaran) selama 10 bulan dikelabui oleh suami siri-nya yang ternyata juga seorang wanita. Sintia mengaku mengalami tekanan mental sejak mengalami kejadian ini hingga divonis positif PTSD kronis. Melalui utas Twitter, Sintia, menceritakan kejadian yang dia alami selama 10 bulan menjalani hubunga dengan Erayani alias Ahnaf Arrafif. Diceritakan Sintia, dia menjadi istri siri dari Erayani sejak Juni 2021, sampai akhirnya identitas asli Erayani terbongkar pada 1 April 2022.
ADVERTISEMENT
Dalam kurun waktu tersebut, Sintia merasa otaknya dicuci oleh pelaku. "Jujur di sini saya sangat menderita karena di sini saya adalah korban dari tindak pencucian otak, penipuan, pelecehan seksual, pencemaran nama baik terhadap saya dan orang tua saya serta korban malapraktik (pelaku mengaku sebagai dokter)," tulis Sintia dalam utas Twitter melalui akun @fashionkustyle, Rabu (16/6). "Dengan keberanian dan tekad dari hati serta mental yang saya kuat-kuatkan, di sini saya speak masalah yang saya alami selama 10 bulN terjadi. Mulai dari Juni 2021 sampai dengan 01 april 2022. Dengan semua rasa sakit, malu, kecewa, marah dan ketakutan. Saya akan bercerita kisah 10 bulan yg terjadi terhadap saya dan orang tua saya," tulisnya. Sintia meminta agar tidak dihakimi. Masalah yang dia hadapi membuat mentalnya terpukul. Meski demikian dia mengaku tetao akan sekuat mungkin memulihkan keadaan mentalnya. "Sampai saat ini saya mengalami trauma berat dan positif PTSD kronis. Banyak orang yang memojokkan saya atas ketidaktahuan saya selama ini. Iya karena otak saya saja dicuci habis-habisan dan tidak bisa menggunakan logika," tulisnya. Selama menjalani hubungan dengan pelaku, Sintia mengaku dijauhkan dari teman dan keluarganya. Bahkan kontak beberapa temannya diblokir oleh pelaku tanpa sepengetahuannya. Setelah menikah, mereka tinggal di rumah orang tua Sintia selama kurang lebih 5 bulan. Namun, pada bulan November 2021, mereka pindah ke rumah bibi Sintia. Alasannya, ibu Sintia terus mendesak Erayani membuktikan identitasnya serta janji pelaku akan mendatangkan keluarganya dari Lahat tak kunjung ditepati. Aksi nekat pelaku terjadi pada awal Desember 2021. Diceritakan Sintia, pelaku saat itu memasang infus serta memasukkan obat ke orang tua Sintia yang sedang sakit. Padahal, pelaku tidak memiliki pengetahuan tentang itu. Gelar dokter yang diakuinya hanya kedok untuk mengelabui Sintia dan keluarganya.
Pelaku memasang infus kepada orang tua korban/Twitter
Sayangnya, saat itu Sintia masih belum sadar jika suami siri-nya itu seorang penipu. Dia masih percaya Arrafif adalah seorang laki-laki yang berprofesi sebagai dokter. Padahal ibu kandungnya sudah curiga kepada pelaku. Sintia dan pelaku kabur ke Lahat karena ibu Sintia beserta pejabat RT setempat dan warga sepakat ingin membuktikan identitas pelaku. Pelaku membawa Sintia ke Lahat dengan alasan menjemput keluarganya dan mengambil kartu identitas. Ternyata di Lahat Sintia tidak mendapatkan jawaban apa-apa. Di awal di sana dia sempat diajak jalan-jalan. Namun, 4 bulan setelah itu dia bahkan tidak boleh berinteraksi dengan orang lain. Dia dikurung di kamar. Dakui Sintia, dia baru menyadari jika ada upaya dari pelaku untuk menciderainya. Beberapa kali dia diajak ke air terjun yang dekat dengan aliran Sungai Lematang. "Saya disuruh mandi di air terjun tersebut. Sekarang saya baru sadar bahwa pelaku hendak menghilangkan nyawa saya. Lalu pada tanggal 1 Januari 2022 pelaku menyuruh saya mandi di aliran Sungai Lematang. Pada saat itu saya menurut saja," kata dia. Saat berada di tengah aliran sungai, Sintia mengaku sempat mendengar pelaku mendapat telepon yang menyruh agar Sintia maju ke aliran sungai yang lebih dalam. " "Note, saya tidak bisa berenang. Pada saat itu saya pegang tangan pelaku dengan kencang agar saya tidak hanyut terbawa arus," kata dia. Selain itu, pelaku juga terus menerus menguras uang Sintia. Bahkan, uang deposito milik Sintia dipaksa dicairkan. "Note, buku rekening asli saya tinggal di rumah. Namun saya disuruh buat surat kehilangan di Polresta Lahat. Oke, di sini saya benar-benat dibodohi dan dicuci otaku."
ADVERTISEMENT