Fenomena Hujan Es Lokal di Jambi, Begini Penjelasan BMKG

Konten Media Partner
16 September 2021 15:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BMKG Jambi, Ibnu Sulistyono. (Foto: M sobar Alfahri)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BMKG Jambi, Ibnu Sulistyono. (Foto: M sobar Alfahri)
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Fenomena hujan es yang terjadi di Desa Pulau Tengah, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin, Jambi, Rabu (15/9), sempat meresahkan warga.
ADVERTISEMENT
Ada rumah yang rusak akibat kristal es yang jatuh dari awan. Bahkan 3 sampai 7 hektare tanaman cabai dan kentang milik petani juga rusak.
Mengenai fenomena alam ini, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Jambi, Ibnu Sulistyono menyampaikan hujan es biasanya disebabkan adanya awan cumulonimbus (CB).
"Di dalamnya ada pergolakan atau pertemuan masa udara, sehingga membentuk es," katanya, Kamis (16/9).
Pergerakan massa udara yang kuat, mengakibatkan uap air naik dan mencapai ketinggian. Suhu udara menjadi sangat dingin, lalu membeku menjadi partikel.
Ketika es sudah terbentuk dan ukurannya cukup besar, pergerakan massa udara tidak akan mampu mengangkatnya. Butiran es itu bakal jatuh ke permukaan bumi menjadi hujan es.
Fenomena ini bukanlah hal yang langka. Berpotensi terjadi saat masa pancaroba, selain angin kencang dan hujan yang disertai petir.
ADVERTISEMENT
"Itu fenomena biasa di tengah pancaroba. Siang menjelang sore itu bisa terjadi," jelas Ibnu.
Hujan es yang dimaksud, kata Ibnu, cakupannya tidak begitu luas, hanya sekitar 5 sampai 10 kilometer. Durasinya pun singkat, yakni kurang dari 10 menit.
Ia pun mengatakan hujan es tidak bergantung pada wilayah. Melainkan ditentukan dengan pergerakan awan CB.
"Kemungkinan terjadi di tempat yang sama dalam waktu dekat itu kecil," pungkasnya. (M Sobar Alfahri)