Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Gubernur Jambi Rencanakan Eks RS Pertamina Bajubang untuk Rawat Pasien COVID-19
9 Juli 2021 17:13 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 13:58 WIB
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Gubernur Jambi, Al Haris berencana akan memanfaatkan gedung eks (bekas) Rumah Sakit (RS) Pertamina sebagai tempat merawat pasien COVID-19 Jambi. Hal ini disampaikannya dalam paripurna di DPRD Provinsi Jambi dengan agenda penyampaian pidato gubernur setelah pelantikan, Jumat (9/7).
ADVERTISEMENT
Rapat paripurna dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Provinsi Jambi, Edi Purwanto, didampingi tiga Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi, Pinto Jaya Negara, Rocky Candra, Burhanuddin Mahir, beserta para anggota DPRD Provinsi Jambi. Gebrakan pertama Gubernur Jambi ini, sebagai langkah cepat penanggulangan COVID-19 di Provinsi Jambi.
"Kami rencana dengan Bupati Batanghari, Rumah Sakit eks Pertamina di Bajubang akan dijadikan tempat perawatan pasien COVID-19. Ini sudah kita bicarakan dengan Menteri BUMN," kata Al Haris di hadapan anggota DPRD Provinsi Jambi, Forkompimda dan para undangan.
Dikatakan Wo Haris, sapaan akrab Al Haris-, rumah sakit eks Pertamina memiliki bangunan yang layak. Bahkan, rumah sakit itu juga memiliki lapangan golf yang luas.
"Lapangan itu, nanti bisa dipakai untuk pasien berjemur untuk terapi kesehatan," ujarnya.
Wo Haris juga menyebut, rumah sakit eks Pertamina ini nantinya akan dipinjam pakai. Selain itu, ia juga berharap Pertamina menyalurkan CSR untuk merehab serta memaksimalkan rumah sakit COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Rencana besok saya mau meninjau ke sana, rumah sakit eks Pertamina itu dijadikan rumah sakit COVID-19 karena jauh dari publik. Sehingga pasien COVID-19 dirawat di sana dan nantinya akan aman," sebutnya.
Saat ini, pasien COVID-19 dirawat di rumah sakit umum, sehingga masyarakat yang berobat sedikit ketakutan. Warga yang punya penyakit lain enggan ke rumah sakit, sehingga dampaknya pendapatan rumah sakit turun drastis, kalau nanti dipindahkan ke tempat lain, PAD dan BLUD bisa meningkat lagi.